Thailand menjadi negara pertama di Asia yang melegalkan ganja untuk alasan medis. Namun apa strategi pemerintah untuk menjaga warga negaranya tidak menyalahgunakan legalitas ganja di negara itu?
Iklan
Pemerintah Thailand mulai menerapkan aturan yang melegalkan kepemilikan ganja pada Kamis (9/6). Pada tahap awal, Kementerian Kesehatan Thailand akan mendistribusikan sekitar 1 juta bibit ganja untuk dibudidayakan oleh masyarakat. Thailand menjadi negara pertama di Asia yang melegalkan konsumsi ganja.
Legalisasi untuk alasan medis
Langkah Thailand mendekriminalisasi ganja cukup berbeda dari jejak negara lain pendahulunya, yakni Uruguay dan Kanada. kedua negara ini telah melegalkan ganja untuk kepentingan rekreasi di tingkat nasional. Sementara otoritas Thailand menyebut legalisasi ganja hanya digunakan untuk keperluan medis.
Perspektif Budaya tentang Ganja
Sebagian menyangsikan, tetapi penggemarnya memuji sebagai obat sapu jagat. Beberapa dekade terakhir banyak cerita yang berkaitan dengan ganja.
Foto: Ivan Stajkovic/ Zoonar/picture alliance
Tumbuhan mitos
Merupakan tanaman berserat rami yang melegenda. Ganja diperoleh dari berbagai jenis, di Jerman budidayanya sangat diatur ketat. Dibanding 200 tahun lalu, ganja merupakan hal tabu di masyarakat, sehingga menjadi mitos bagi pihak pro dan kontra.
Foto: Christian Charisius/dpa/picture alliance
Dikenalkan oleh tentara Perancis
Sejarah penggunaan ganja untuk mabuk di Eropa terbilang cukup dini. Dikenalkan oleh tentara Perancis saat membawa bibit ganja dari Mesir tahun 1798. Saat Napoleon melarang ganja di Mesir, di Paris justru jadi idaman.
Foto: Christian Böhmer/dpa/picture alliance
Meringankan nyeri menstruasi
Sejak 1990, Kerajaan Inggris mendiskusikan legalisasi ganja. Ratu Victoria bahkan dikabarkan menggunakan ganja saat menstruasi. Namun, bukti satu-satunya berasal dari 1890, dokter pribadi sang Ratu, John Russel Reynolds, menuliskan tentang manfaat ganja.
Foto: dpa
Perkamen atau serat ganja?
Ada legenda tentang Naskah Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat ditulis di kertas berbahan ganja. Faktanya, dokumen ditulis di atas perkamen. Namun, dua rancangan awal mungkin saja di tulis di atas kertas serat ganja.
Foto: Rauchwetter/dpa/picture alliance
Film propaganda Reefer Madness
Film yang didanai oleh beberapa gereja dengan judul “Tell Your Children” pada tahun 1936 ini merupakan propaganda pemerintah AS menggambarkan pengguna ganja sebagai orang yang kasar, pecandu, dan gila, seperti yang ditampilkan di film ‘’Tell me Your Children.” Film ini jadi saksi sejarah tentang propaganda rasa ketakutan zaman itu.
Foto: Richard Vogel/AP Images/picture alliance
Rasisme
Dulu, Kepala Biro Administrasi Penegakkan Narkoba AS yang rasis berjuang melawan ganja sejak tahun 1930-an. Saat itu konsumen ganja adalah orang Meksiko dan Amerika. Dia berkata ganja membuat orang berkulit hitam merasa berkulit putih. Selama 30 tahun dia mengatur undang-undang narkotika AS.
Foto: Mary Evans Picture Library/picture alliance
Pengabdian rohani
Budaya lain mungkin menerima efek mabuk ganja. Dewa Siwa disebut meninggalkan semua kesenangan hidup kecuali ganja, dalam sebuah tulisan suci. Berbanding terbalik dengan pernyataan saat ini, ganja menyebabkan candu. (mh/ha)
Foto: Mukhtar Khan/AP Photo/picture alliance
7 foto1 | 7
Sanksi pidana penjara selama 3 bulan, hingga denda senilai 25.000 baht Thailand (sekitar Rp. 10,5 juta) masih akan diterapkan bagi mereka yang kedapatan mengonsumsi ganja di ruang terbuka. Selain itu produk ekstraksi dari ganja untuk kepentingan rekreasi yang mengandung sekitar 0,2% tetrahydrocannabinol, atau THC tetap dinyatakan illegal. THC merupakan senyawa kimia dalam ganja yang menyebabkan orang mabuk.
Melalui proses ekstraksi, tanaman ganja dapat diolah untuk menghasilkan senyawa kimia cannabinol. Langkah Thailand untuk melegalkan ganja untuk kepentingan medis tidak lepas dari geliat industri pariwisata medis yang berkembang dengan baik di negara itu. Di sisi lain, iklim di semenanjung Siam menjadi tempat ideal untuk budidaya ganja.
"Kita harus tahu bagaimana menggunakan ganja,” ujar Menteri Kesehatan Masyarakat, Anutin Charnvirakul. "Jika kita memiliki kesadaran yang benar, ganja itu seperti emas, sesuatu yang berharga, dan harus dipromosikan.”
Aturan untuk membatasi penggunaan ganja
Legalisasi untuk medis yang diterapkan Thailand tidak serta merta memberikan kebebasan untuk seseorang dapat mengonsumsi produk olahan ganja dengan alasan kesehatan. Charnvirakul menyebut pemerintah telah membuat regulasi pembatasan.
Narkotika Alami
Narkotika dulunya hanya berasal dari bahan-bahan alami. Dalam kondisi dan dosis tertentu, bahan-bahan alami ini bahkan bisa mematikan.
Foto: Fotolia/Opra
Cannabis (Ganja) - dirokok atau dipakai
Tanaman ganja mengandung zat psikoaktif tetrahydrocannabinol (THC). Bisa membuat orang merasa eforia dan rileks dan juga bisa meringankan rasa sakit. Bunga tanaman ganja yang mengandung jumlah THC sangat tinggi digunakan untuk memproduksi mariyuana. Beberapa spesies ganja tidak mengandung THC sama sekali dan ditanam untuk produksi serat tekstil.
Foto: Fotolia/Opra
Obat nyeri paling kuat
Kuncup opium (Papaver somniferum) jadi bahan mentah untuk heroin. Untuk memanennya, Anda hanya menorehkan kapsul dan biarkan getah putih keluar dan dan mengering. Opium mengandung morfin dalam jumlah tinggi dan merupakan obat nyeri yang paling kuat.
Foto: picture alliance/dpa/D.Ramik
Magic mushroom?
Beberapa jenis jamur menghasilkan zat psikoaktif. Di antaranya: Pluteus salicinus yangberwarna abu-abu ini. Tumbuh di kayu dan mengandung psilocybin, yang menyebabkan halusinasi visual dan mental serupa dengan LSD. Efek sampingnya adalah mual dan serangan panik.
Foto: picture alliance/dpa/Wildlife
Cemilan narkotika
Daun tanaman koka menyimpan senyawa kimia yang mirip dengan kokain. Bisa mengurangi rasa sakit dan berfungsi sebagai stimulan. Di banyak negara di Amerika Latin, mengunyah daun koka mentah sangat umum dilakukan. Dengan melakukan fermentasi dan mengeringkan daun lalu mengolahnya secara kimia, bisa dihasilkan kokain.
Foto: Reuters
Bunga indah yang beracun
Bunga terompet malaikat ini indah untuk dilihat. Tapi jangan dicicipi. Semua bagian tanaman ini mengandung alkaloid - senyawa kimia yang memiliki efek kuat pada tubuh manusia. Saat Anda makan atau mengisap tanaman, detak jantung Anda akan meningkat dan Anda akan mulai berhalusinasi. Seperti halnya semua obat alami, sulit menemukan dosis yang tepat. Jadi sering terjadi kecelakaan mematikan.
Foto: picture alliance/dpa
Dari Hawaii
Argyreia nervosa adalah tanaman asli Asia, meskipun tanaman ini disebut juga Hawaiwood baby woodrose. Benih dari tanaman merambat ini mengandung ergine, senyawa yang mirip dengan LSD. Dampaknya menyebabkan munculnya penglihatan dan euforia warna-warni, namun juga rasa mual dan psikosis. Overdosis bisa terjadi dengan mudah, karena satu biji saja sudah memiliki efek yang kuat.
Foto: picture-alliance/blickwinkel/R. Koenig
Ecstasy dari kaktus
Kaktus peyote di Meksiko dan Texas penuh dengan mescaline, senyawa halusinogen yang ilegal menurut Konvensi Internasional tentang Zat Psikotropika. Mescaline mengubah proses berpikir dan rasa waktu serta kesadaran diri seseorang. Kaktus bisa dipotong-potong dan dimakan atau direbus menjadi teh.
Foto: picture-alliance/WILDLIFE
Daun penambah nafsu makan
Pohon hijau ini, Mitragyna speciosa, berasal dari Asia Tenggara dan mengandung senyawa monomagin. Dalam pengobatan tradisional, daunnya dikunyah untuk menghilangkan rasa sakit, menambah nafsu makan dan mengobati diare.
Foto: picture-alliance/Arco Images/Sunbird Images
Salah satu pembunuh alami paling berbahaya
Tanaman tembakau menghasilkan bahan beracun dan adiktif, seperti nikotin dan alkaloid lainnya yang disimpan dalam dedaunannya. Dengan bahan beracun ini, tanaman mencoba mengusir binatang yang ingin memakannya. Saat daun dikeringkan dan diisap, bahan kimia masuk ke tubuh manusia - bersama dengan banyak zat kanker yang dihasilkan dari pembakaran tembakau. Teks: Brigitte Osterath (hp)
Foto: picture alliance/ZB
9 foto1 | 9
"Kami akan memiliki notifikasi tambahan dari instansi kesehatan, dari Departemen Kesehatan. Jika itu mengganggu, kita bisa menggunakan hukum itu (untuk menghentikan orang dari merokok),” ungkap Charnvirakul.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah lebih suka "membangun kesadaran" yang akan lebih baik daripada berpatroli untuk memeriksa orang dan menggunakan undang-undang untuk menghukum masyarakat. "Semuanya harus berada di jalan tengah,” Charnvirakul saat konferensi pers menjelang legalisasi ganja.