1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Thaksin Bebas dengan Jaminan

28 Februari 2008

Thaksin Shinawatra mencium bumi Thailand ketika tiba di negaranya, Kamis (28/02). Bekas Perdana Menteri Thailand itu dibebaskan dengan jaminan dari tuduhan korupsi oleh Mahkamah Agung Thailand.

Thaksin Shinawatra di bandara BangkokFoto: AP

Hari Kamis (28/02), Menteri Keuangan Thailand Surapong Suebwonglee mengatakan bahwa ia akan membicarakan masalah ekonomi Thailand dengan Thaksin Shinawatra. Setelah Thaksin terdepak oleh militer Thailand pada pertengahan 2006, situasi ekonomi di Thailand bertambah buruk. Bekas perdana menteri yang sebelumnya sukses sebagai pengusaha milyuner tersebut, kini dianggap bisa memberikan konsultasi yang membantu perekonomian Thailand.

Namun Menteri Keuangan Surapong mengatakan, ia harus membuat kesepakatan terlebih dahulu. Selain itu ia menegaskan bahwa pembicaraan dengan Thaksin saat ini belum dilakukan. Sebenarnya sampai lima tahun ke depan Thaksin Shinawatra dilarang berkiprah dalam dunia politik. Namun menurut Surapong pembicaraan informal untuk sekedar bertukar pengalaman, bukan merupakan pelanggaran.

Pulangnya Thaksin Shinawatra ke Thailand menimbulkan kontroversi besar. Di bandara udara ia disambut ribuan pendukungnya yang membawa karangan bunga, bendera dan umbul-umbul bertuliskan “selamat datang” dan “kami merindukanmu”.

Ada pendukung yang jalan kaki dari kota lain untuk mencapai lapangan udara Bangkok. Ada juga yang telah menunggu 10 jam di sana. Di lain pihak, ada kekhawatiran bahwa kekacauan akan timbul lagi. Komentar masyarakat pun bervariasi: "Iya bagus, dia sudah kembali. Ketika Thaksin memerintah, ekonomi Thailand sangat bagus." "Ya saya senang dia pulang. Tapi bila sampai terjadi keributan ini akan buruk bagi rakyat Thailand."

Dari tahun 2001 sampai 2006 ketika ia memerintah, Thaksin Shinawatra termasuk salah seorang terkaya di Thailand. Namun sikapnya yang tidak demokratis menyebabkan sejumlah pelanggaran hak asasi manusia. Di samping itu korupsi yang diduga dilakukan oleh dia dan keluarganya menggerakkan militer Thailand untuk menggulingkannya.

Kudeta terhadap Thaksin awalnya disambut oleh masyarakat kelas menengah Thailand yang selama berbulan-bulan meluncurkan aksi jalanan memprotesnya. Namun meski proses kudeta berjalan lancar, pemerintahan rezim militer Thailand tidak berjalan mulus. Terutama di bidang ekonomi yang kian terpuruk. Mata uang Baht terpuruk terhadap Dollar dan ekspor negara itu melemah.

Kini jajak pendapat menunjukan lebih dari 60 persen rakyat Thailand menilai bekas perdana menteri Thailand ini secara positif. Bahkan banyak diantaranya yang tidak melihat Thaksin sebagai diktator.

Sementara Thaksin yang merasa tidak bersalah, mengaku ingin hidup damai dengan keluarganya. Bahkan sudah sejak lama ia menyatakan tidak bermaksud untuk kembali ke dunia politik, "Anda tidak harus khawatir. Saya tidak akan kembali ke dunia politik dan kekuasaan. Saya tidak akan bisa.”

Meskipun begitu, diantara pengritiknya kekhawatiran tetap tinggi. Apalagi karena pemerintahan Thailand tampak berpihak pada bekas perdana menteri itu. Kubu oposisipun mengancam akan kembali berunjuk rasa apabila pemerintah Thailand campur tangan untuk mendukungnya. Hari Kamis (28/02), setelah dibebaskan dengan jaminan oleh Mahkamah Agung Thailand, mantan perdana menteri Thailand itu menuju ke Hotel Peninsula yang mewah. Disebutkan, Thaksin Shinawatra yang juga memiliki kesebelasan sepak bola Manchester City ini telah menyewa satu lantai hotel itu selama sebulan, guna menunggu sidang pengadilan. Thaksin dan istrinya Pojaman menghadapi ancaman hukuman penjara belasan tahun bila terbukti bersalah. (ek)