Bagaimana warga Tibet bertahan hidup di daratan tinggi, dengan kondisi rendah oksigen yang bagi banyak orang sulit bisa bertahan? Mereka mungkin telah menerima bantuan dari sumber yang tak terduga.
Iklan
Para ilmuwan mengatakan, banyak orang Tibet memiliki varian gen yang membawa oksigen dalam darah yang mungkin diwarisi dari jenis manusia "tak dikenal" yang sudah punah yang kawin-mawin dengan spesies kita puluhan ribu tahun yang lalu.
Hal ini memungkinkan warga Tibet berfungsi dengan baik dalam kadar oksigen rendah pada ketinggian atas 4.500 meter seperti luas dataran tinggi Cina barat daya. Orang-orang tanpa varian ini akan cenderung mengalami pengentalan darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung dan stroke. Di samping itu, bayi lahir dengan berat badan rendah dan angka kematian bayi lebih tinggi.
Ketika Mereka Masih Melangkah di Bumi....
Punahnya spesies kerap mengkhawatirkan kita, padahal ini bukan fenomena baru. Kematian massal sudah berkali-kali terjadi di bumi. Dan kehadiran manusia tidak membantu memperbaiki situasi...
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
Homo Floresiensis atau "Hobbit"
Orang yang memandang dengan serius ini ditemukan 2003 di pulau Flores, Indonesia. Tingginya tidak sampai semeter, kira-kira setinggi tokoh karya pengarang J. R. R. Tolkien, Hobbit, jadi dinamakan demikian. Hobbit kemungkinan berbeda dari manusia modern. Tetapi kedua jenis ini mendiami bumi, sampai Hobbit punah 15.000 tahun lalu. (Foto: Smithsonian’s Human Origins Program)
Foto: Smithsonian’s Human Origins Program
Brachiosaurus
Spesies ini menghilang dari bumi 150 juta tahun lalu, dan sekarang hanya tampak dalam film-film Hollywood. Sebagai salah satu spesies terbesar yang pernah hidup di bumi, hewan herbivora ini pasti punya selera makan besar dan metabolisme mengagumkan. Untuk mencapai ukuran dewasa yaitu 13 meter, hewan ini perlu sekitar 15 tahun. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Quagga
Hewan yang tampak seperti persilangan Antara zebra dan kuda ini adalah sejenis zebra. Tepatnya: spesies zebra dari Afrika Selatan. Penampilannya yang tampak seperti campuran ini tidak berkaitan dengan kepunahannya. Spesies ini banyak diburu pembuka pemukiman, dan kalah dalam perebutan makanan dengan hewan domestik. Quagga terakhir mati 1883. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Serigala Marsupialia
Apa ini serigala atau anjing? Hewan ini kerap disebut serigala Tasmania atau macan Tasmania. Sebelum punah, ia marsupialia terbesar yang carnivora. Asalnya dari Australia, dan lama bisa ditemukan di pulau Tasmania. Tetapi pemukim dan anjing-anjingnya mendesak spesies pemburu yang aktif di malam hari ini. Spesies ini punah di tahun 1930an. (Foto: American Museum of Natural History /J. Beckett)
Foto: AMNH/J. Beckett
Mamut Rambut Wol
Agar bisa menghadapi masa es, mamut rambut wol perlu kulit berambut tebal. Di Museum Smithonian yang bersuhu ideal, rambut tebal tidak diperlukan. Mamut ini, yang ukurannya hampir sama dengan mamut Afrika, punah 5.000 tahun lalu. Penyebabnya tidak asing lagi: perubahan iklim dan manusia pemburu. (Foto: Smithsonian Institution)
Foto: Courtesy of Smithsonian Institution
Trilobit Psychopyge Elegans
Mahluk yang hidup di samudra ini dulu termasuk kelompok binatang yang berhasil hidup selama 270 juta tahun. Tetapi menghilang 250 juta tahun lalu akibat kematian massal. Spesies ini sekarang 'berkarir' untuk kedua kalinya, yaitu di situs lelang untuk fosil langka. (Foto: Museum für Naturkunde Berlin)
Foto: Museum für Naturkunde
Paraceratherium
Leluhur badak yang hidup jaman sekarang ini berukuran lebih besar sedikit dari keturunannya. Dengan berat hingga 20 ton, pemakan tumbuhan ini butuh dedaunan dalam jumlah besar dan hidup di daerah hutan di Asia Tengah. Ketika hutan-hutan menghilang, juga karena sebab lain, leluhur badak ini juga punah. Itu terjadi 23 juta tahun lalu. (Foto: AMNH/D. Finnin)
Foto: AMNH/D. Finnin
Antrodemus
Dengan foto ini, Antrodemus pasti bisa digunakan dalam film “Jurassic Park” karya Steven Spielberg. Tapi spesies yang hidup di bagian barat Amerika Serikat ini sudah punah 150 juta tahun lalu. Hewan berkaki dua ini dulu berada di posisi teratas rantai makanan. (Foto: Smithsonian Institution)
Foto: Courtesy of Smithsonian Institution
Merpati Pengembara
Ini Martha. Seekor merpati pengembara, yang diberi nama berdasarkan istri presiden AS pertama, George Washington. Martha adalah yang terakhir dari spesiesnya, dan mati 1914 di kebun binatang Cincinnati, Ohio, AS. Ia berasal dari Amerika utara, tetapi menghilang dari kawasan itu ketika manusia mulai menebangi hutan dan memburunya untuk dimakan. (Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution)
Foto: Donald E. Hurlbert, Smithsonian Institution
9 foto1 | 9
Berbeda dari manusia kini
Versi gen EPAS1 hampir identik dengan salah satu ditemukan pada Denisovan, sebuah garis keturunan yang terkait dengan Neanderthal, tetapi sangat berbeda dari jenis manusia sekarang ini.
Denisovan dikenal bertulang jari tunggal dan memiliki dua gigi. Peninggalan jenis ini ditemukan di sebuah gua di Siberia. Tes DNA pada tulang berusia 41.000 tahun ini menunjukkan jenis Denisovan berbeda dari spesies manusia kini dan Neanderthal.
"Temuan kami menunjukkan, tampaknya pertukaran gen melalui perkawinan dengan spesies punah lebih penting bagi evolusi manusia, daripada yang diperkirakan sebelumnya," kata Rasmus Nielsen, seorang profesor biologi komputasi di Universitas California, Berkeley dan Universitas Kopenhagen, yang studinya dimuat dalam jurnal Nature.
Genom manusia kini berisi fragmen genetik dari sisa organisme, seperti virus serta spesies seperti Neanderthal, yang bersilang dengan manusia modern. Para peneliti menyebut studi mereka adalah yang pertama yang menunjukkan, bahwa gen dari spesies manusia kuno telah membantu manusia modern menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan yang berbeda.
"Seperti pertukaran gen dengan spesies lain, mungkin sebenarnya membantu manusia beradaptasi dengan lingkungan baru yang dihadapi, karena mereka menyebar keluar dari Afrika dan ke seluruh dunia," kata Nielsen.
Asan Ciren, seorang peneliti genomik di Cina menambahkan, "Hubungan genetik atau hubungan darah antara manusia modern dan hominin kuno adalah topik hangat saat ini di bidang paleoantropologi."
8 Fakta Menarik tentang Darah
Darah adalah cairan tubuh penting yang membawa oksigen dan berbagai nutrien ke sel-sel tubuh. Selain itu, masih ada beberapa fakta tentang darah yang mungkin belum Anda ketahui.
Foto: mekcar - Fotolia.com
Dua Detik
Di seluruh dunia, setiap dua detik ada orang yang membutuhkan sumbangan darah.
Foto: Joe Raedle/Getty Images
Nyamuk
Untuk bisa menghisap seluruh darah dalam tubuh manusia dibutuhkan 1.200.000 nyamuk.
Foto: picture alliance/dpa/G. Amador
Cangkir
Bayi yang baru dilahirkan memiliki kandungan darah sebanyak satu cangkir.
Foto: picture-alliance/Arco Images GmbH
Jantung
Jantung Anda akan memompa 1,5 juta barel darah semasa hidup Anda yang ekivalen dengan volume 200 gerbong tanki.
Foto: picture alliance/blickwinkel
450 Mililiter
Jika Anda mendonorkan 450 mililiter darah, Anda bisa menyelamatkan nyawa tiga orang.
Foto: Colourbox/C. Pankin
Hamil
Perempuan hamil memiliki 50% darah lebih banyak di minggu ke-20 kehamilan dibandingkan sebelum mengandung.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Heyder
"O"
Nyamuk lebih menyukai darah manusia dengan golongan "O".
Foto: Colourbox
Berat
8% berat tubuh Anda berasal dari darah.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
8 foto1 | 8
5 Fakta Menarik tentang Albino
Albino adalah kelainan genetik yang diwariskan setidaknya dari salah satu orang tua. Walaupun penampilannya berbeda, albino kebanyakan tidak menderita gangguan kesehatan yang berarti.
Foto: picture alliance/Eventpress
Bisa Sebabkan Gangguan Pada Mata
Walaupun ini salah satu kelainan genetik yang paling tak berbahaya, tetap bisa picu masalah. Yang paling sering adalah gangguan pada mata, disebut: ocular albinism. Gen tertentu yang diwariskan dari ibu ke putra bisa sebabkan kebutaan. Walaupun tidak ada gangguan fungsi mata, tanpa adanya pigmen, mata sangat sensitif terhadap cahaya, dan sebabkan pertumbuhan tak normal pada retina.
Foto: DW/J.Kanubah
Bisa Muncul dalam Keluarga Tanpa Sejarah Albino
Bisa saja terjadi, sepasang orang tua punya anak albino, walaupun di keluarga kedua orang tua tidak ada sejarah albinisme sama sekali. Pemicunya kelainan genetik yang tersembunyi dan bersifat resesif,
Foto: AP
Albinisme dan Matahari
Kulit albino disebabkan tidak adanya pigmen melanin. Manusia tidak perlu melanin untuk hidup, tapi tidak punya melanin picu masalah pada kulit yang tidak terlindung dari pancaran Ultra Violet sinar matahari. Artinya, risiko kulit orang albino terbakar matahari dua kali lebih tinggi dari kulit orang Yang punya pigmen melanin. Ini juga berarti mereka lebih mudah terkena kanker kulit.
Foto: picture alliance/CTK
Albinisme Bisa Terjadi di Mana Saja
Albinisme adalah mutasi genetik yang bisa terjadi pada tiap jenis mahluk hidup. Bahkan pada tumbuhan. Jika kelainan Genetik itu muncul, tumbuhan akan cepat mati. Hewan dengan albinisme juga ada, dan mereka menghadapi kesulitan pada mata, sama seperti manusia. Foto: landak albino.
Foto: Mikhail Mordasov/AFP/Getty Images
Kelainan Albino Bersifat Permanen
Orang albino biasanya tidak punya opsi pengobatan bagi masalah mereka. Masalah mata bisa diatasi lewat operasi, dan masalah kulit lewat penggunaan krem pelindung pancaran matahari. Kabar baiknya, albinisme tidak menyebabkan kondisi kesehatan mereka tambah lama tambah buruk. Kelainan genetik itu tidak memperpendek umur atau mengurangi kualitas hidup.
Foto: LAIF
5 foto1 | 5
Binatang Bercahaya: Rekayasa Genetika vs Evolusi Alami
Ilmuwan bisa rekayasa binatang yang di alam tidak memancarkan cahaya, jadi hewan berpendar berwarna-warni. Namun rekayasa genetika tetap tidak bisa mengalahkan evolusi alami.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Demi Ilmu Pengetahuan
Ilmuwan AS rekayasa genetika ikan "pelangi" di laboratorium jadi benar-benar memancarkan cahaya warna warni. Warna merah, hijau dan biru fluoresens tercipta secara tidak sengaja berkat protein yang memancarkan cahaya. Tujuan rekayasa: untuk lebih memahami bagaimana sel bekerjasama menyembuhkan luka.
Foto: picture-alliance/dpa/Chen et al./Developmental Cell 2016
Hijau Berkat Rekayasa Genetika
Tikus lazimnya tidak bercahaya. Tapi di Laboratorium, tikus ini direkayasa genetika, menjadi berwarna hijau fluoresens. Ilmuwan menyisipkan sel protein fluoresens yang di alam ada pada beberapa jenis ubur-ubur. Di bawah lampu berwarna biru, tubuh tikus memancarkan warna hijau
Foto: picture-alliance/dpa
Bisa Rekayasa Semua Warna
Teoritis semua hewan bisa dibuat berwarna apa saja. Misalnya domba yang berwarna kuning fluoresens ini, adalah hasil karya ilmuwan di Uruguay. Dengan menyisipkan protein tertentu yang memancarkan cahaya, domba akan berpendar warna kuning jika disinari cahaya Ultra Violet
Foto: Reuters
Pendar Bercahaya Ikan Hias
Ilmuwan Taiwan juga rekayasa ikan hias jadi bercahaya. Pada Taiwan Aquarium Expo 2014 di Taipeh dipamerkan ikan Pterophyllum Scalare yang memiliki warna pink bercahaya jika akuarium disinari cahaya tertentu.
Foto: Reuters/Pichi Chuang
Di Alam Sudah Biasa
Ubur-ubur akan memancarkan cahaya, jika mendapat rangsangan mekanis, misalnya turbulensi arus laut. Ilmuwan menyebutnya sebagai bio-luminous atau cahaya alami. Cahaya muncul baik dari protein dalam tubuhnya maupun dari bakteri. Sel bercahaya ubur-ubur semacam ini, yang kemudian disisipkan pada tubuh tikus agar juga bisa bercahaya.
Foto: cc/by/sa/Alberto Romeo
Laut Yang Berpendar Cahaya
Pada musim tertentu laut pancarkan cahaya. Pemicunya, binatang bersel tunggal yang memproduksi cahaya. Dinoflagellata, sejenis plankton laut ini memiliki membran sel yang mampu membiaskan cahaya dari arus laut atau turbulensi arus gerombolan ikan yang berenang cepat. Ini mekanisme alami pertahanan diri. Dengan bercahaya, plankton membuat binatang pemangsa jadi bingung.
Foto: cc/by/sa/Niels Olson
Cahaya Sebagai Alat Komunikasi
Binatang bercahaya yang paling kita kenal adalah kunang-kunang. Organ bagian ekornya memproduksi unsur Luciferin yang jika bereaksi dengan oksigen akan menciptakan cahaya. Pulsa cahaya adalah alat komunikasi antara kunang-kunang jantan dan betina.
Foto: cc/by/sa/art farmer
Cahaya di Dasar Laut Dalam
Sejumlah ikan di laut dalam juga memiliki organ bercahaya. Fungsinya untuk orientasi di kegelapan dasar laut sekaligus juga untuk menarik mangsanya.
Foto: public domain
Cahaya Pada Spektrum Tak Lazim
Ikan Photostomias dari keluarga ikan naga berjanggut yang habitatnya di laut dalam memiliki organ cahaya di belakang mata. Organ memancarkan cahaya merah, spektrum yang tak lazim bagi organisma laut. Penghuni laut lain tidak mampu menangkap spektrum warna ini. Ilmawan terus teliti apa kegunaan cahaya pada ikan itu.
Foto: public domain
9 foto1 | 9
Dari Afrika ke jalur Cina
Para peneliti mengatakan manusia modern awal keluar dari Afrika dan berkawin-mawin dengan Denisovan di Eurasia hingga ke jalur Cina. Keturunan mereka meninggalkan persentase kecil dari DNA Denisovan.
Studi genetik menunjukkan hampir 90 persen dari orang Tibet memiliki varian gen dataran tinggi, sama halnya dengan sekelompok kecil warga suku Han, Cina, yang berbagi nenek moyang yang sama dengan Tibet.
Para peneliti melakukan penelitian genetik pada 40 suku Tibet dan 40 suku Han Cina dan melakukan analisis statistik yang menunjukkan, bahwa varian gen mereka hampir pasti diwariskan dari Denisovans.
Untung Rugi Tanaman Rekayasa Genetika
Dengan metode rekayasa genetika tanaman bisa dipilah berdasar sifat yang diinginkan. Tangguh hadapi kemarau, tahan hama atau disusupi Vitamin. Tapi sejumlah negara menolak karena belum tahu dampak jangka panjangnya.
Foto: Mehr
Jagung Transgenetika
Jagung adalah salah satu bahan pangan utama. Lebih satu milyar ton diproduksi tiap tahunnya untuk makanan manusia, pakan ternak atau bahan baku biodiesel. Jagung rekayasa genetika diyakini bisa tanggulangi kelaparan. Tapi banyak negara termasuk Uni Eropa menolak jagung transgenetika karena mencemaskan dampak jangka panjangnya yang belum jelas.
Foto: DW
Tanaman Rekayasa Tahan Hama
Serangga ini adalah hama tanaman jagung, yang bisa dibasmi dengan racun dari bakteri Bacillus thuringiensis. Dengan rekayasa genetika hijau, diciptakan tanaman tahan hama. Metodenya dengan menyusupkan potongan gen bakteri pada tanaman agar bisa memproduksi racun anti serangga.
Foto: picture-alliance/dpa
Kedelai Unggul
Kedelai menjadi sumber protein nabati terpenting di dunia. Produksinya mencapai 250 milyar ton pertahun lewat cara budidaya industrial seperti yang dilakukan di Brasil ini. Saat ini jenis yang dibudidayakan kebanyakan varietas unggul hasil rekayasa genetika. Tanaman kedelai transgenetika itu tahan serangan hama dan tidak lagi mengandung unsur pemicu alergi.
Foto: Getty Images
Unggul Tanpa Rekayasa
Tanaman lain yang sekeluarga dengan kedelai, Lupin, juga merupakan sumber protein nabati penting. Dengan cara klasik penyilangan, berhasil diperoleh turunan tanaman yang tahan serangan jamur. Tanpa rekayasa genetika, tanaman berbunga biru ini juga bisa tumbuh subur di tanah gersang atau berpasir dan memperbaiki kualitas tanah. Lahan tersebut selanjutnya bisa ditanami gandum atau padi.
Foto: imago
Kentang Kebal Jamur
Serangan jamur pada tanaman kentang pada abad silam sering memusnahkan seluruh hasil panen dan menyebabkan bencana kelaparan. Kini dengan teknik rekayasa genetika, para ahli di BASF Jerman dengan memanfaatkan gen dari varietas tahan jamur Solanum bulbocastanum berhasil menciptakan varietas kentang unggul yang tahan jamur serta hasil panen tinggi yang diberi nama Fortuna.
Foto: DW/K. Losch
Labu Kebal Virus
Tanaman juga bisa diserang Virus. Dampaknya adalah gaga panen. Virus tidak bisa dilawan dengan bahan kimia. Tanaman seperti juga manusia harus mengembangkan resistensi terhadap Virus. Dengan metode kawin silang bisa dihasilkan tanaman labu yang mengembangkan protein anti-Virus. Selain itu varietas yang dikembangkan juga tahan kekeringan dan perlu lebih sedikit air untuk tumbuh.
Foto: DW / Nelioubin
Paprika Tahan Demam
Persilangan beberapa varietas Paprika baik dengan cara klasik atau melibatkan rekayasa transgenetika menghasilkan jenis yang tahan serangan virus tanaman. Virus yang menyerang tanaman Paprika bisa ditularkan oleh kutu daun dari satu tanaman ke tanaman lainnya.
Foto: DW/A. Slavnic
Kapas Tangguh Tahan Kekeringan
Dengan teknik rekayasa genetika hijau diciptakan varietas kapas yang tahan serangan hama sekaligus tangguh menghadapi kemarau panjang dan kekeringan. Jenisnya cocok ditanam di kawasan yang tidak punya sarana irigasi bagus. Kerugiannya, petani tergantung kepada industri yang menyuplai bibit kapas transgenetik itu, karena bibitnya tidak bisa diperoleh lewat cara semaian klasik.
Foto: AFP/Getty Images
Beras Anti Kebutaan
Beras emas mengandung lebih banyak Provitamin A dan diharapkan bisa memerangi kasus kebutaan akibat defisiensi Vitamin A di sejumlah negara berkembang. Varietas padi yang mendapat imbuhan Vitamin ini diperoleh lewat cara klasik persilangan beberapa jenis unggul. Dengan konsumnsi beras emas diharapkan ancaman kelaparan teratasi sekaligus Kasus kebutaan pada balita akibat defisiensi Vitamin A.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Singkong Bergizi dan Bervitamin
Singkong termasuk salah satu bahan pangan pokok di Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Produksinya mencapai lebih 250 juta ton pertahun. Tapi diketahui bahwa singkong mengandung hanya sedikit unsur gizi dan Vitamin. Dengan cara persilangan dihasilkan varietas singkong yang lebih bergizi sekaligus mengandung Provitamin A.
Foto: picture-alliance/Arco Images
10 foto1 | 10
Protein pembawa oksigen
Gen mengatur produksi hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Ketika tingkat oksigen turun, rangsangan timbul untuk memproduksi hemoglobin dalam jumlah lebih banyak.
Pada ketinggian di atas 4.000 meter, bentuk gen yang umum meningkatkan hemoglobin dan produksi sel darah merah dalam jumlah berlebihan, sehingga menyebabkan efek samping yang berbahaya. Sedangkan varian pada orang Tibet hanya menambah sedikit jumlah produksi hemoglobin, sehingga orang Tibet tidak terkenal efek sampingan.
Kontroversi Teknik Rekayasa Iklim Bumi
Sebuah evaluasi terhadap reaksi publik atas konsep rekayasa iklim bumi menunjukkan bahwa banyak orang memandang negatif manipulasi yang disengaja terhadap lingkungan untuk mengatasi perubahan iklim. Mengapa?
Foto: Reuters
Menangkal Perubahan Iklim
Riset menunjukkan bahwa iklim bumi berubah akibat kenaikan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fossil. Periset tengah mengerjakan teknik rekayasa iklim bumi - manipulasi lingkungan berskala besar yang disengaja - untuk melawan perubahan iklim. Namun sebuah studi memperlihatkan bahwa tidak semua pendekatan disetujui publik.
Foto: AP
Tidak Mungkin Kembali
Studi Universitas Southampton dan Universitas Massey menyatakan: "Perubahan iklim sedang terjadi. Dampak dan biayanya akan sangat besar, serius dan tersebar tidak merata." Suhu beku di Amerika Utara, topan di Asia dan suhu musim semi saat musim dingin di Jerman merupakan contoh-contoh konsekuensi perubahan iklim. Solusinya? Kalangan peneliti menawarkan rekayasa iklim bumi.
Foto: Getty Images
Memantulkan Sinar Matahari
Salah satu teknik rekayasa adalah menaruh kaca-kaca di luar angkasa yang diarahkan ke matahari. Teknik manajemen radiasi surya ini berusaha mengimbangi dampak gas rumah kaca dengan mengurangi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan bumi. Namun menurut studi, publik menganggap pendekatan ini terlalu mahal dan berisiko, mengkhawatirkan kemungkinan efek samping.
Foto: Meek Tore/AFP/Getty Images
Partikel di Stratosfer
Pendekatan lain dari manajemen radiasi surya adalah menggunakan balon terikat untuk menaruh partikel di stratosfer. Partikel-partikel ini dapat menciptakan efek peredupan global, sehingga perlahan mengurangi jumlah irradiansi langsung pada permukaan bumi. Namun studi memperlihatkan bahwa publik tidak yakin dengan ide ini dan lebih memilih pendekatan yang memanfaatkan proses alamiah.
Foto: picture-alliance/dpa
Mencerahkan Awan
Contoh pendekatan yang lebih diterima adalah pencerahan awan. Teknik ini termasuk menyiramkan air laut ke atmosfer, sehingga mengubah jumlah air yang terdistribusi di awan, membuatnya lebih putih dan tebal. Dengan begini, radiasi berlebihan dari matahari terpantulkan. Namun efek negatif dari teknik ini belum dapat ditentukan dan menurut studi, teknik ini masih harus diriset lebih lanjut.
Foto: magann - Fotolia.com
Meningkatkan Pelapukan
Pendekatan lain yang disetujui oleh publik tersurvei adalah memperbaiki kerusakan karena iklim. Teknik ini melibatkan penggilingan atau memanaskan mineral untuk meningkatkan laju peluluhannya selama ini oleh karbondioksida dalam atmosfer. Batu kapur yang diciptakan akan menjebak karbondioksida selama ribuan tahun. Sisi buruknya? Proses ini membutuhkan banyak air.
Foto: Dave Craw
Biochar atau Arang Hayati
Salah satu pendekatan rekayasa iklim bumi yang disukai publik adalah menciptakan biochar, yakni arang yang terbuat dari vegetasi untuk mengikat karbondioksida. Biochar bahkan dapat menyimpan gas rumah kaca dalam jumlah besar di dalam tanah selama berabad-abad, berpotensi mengurangi pertumbuhan tingkat gas rumah kaca. Namun mungkin kontroversial apabila lahan untuk pangan digunakan untuk biochar.
Foto: picture-alliance/dpa
Dibutuhkan Tindakan
Riset rekayasa iklim bumi masih berada dalam tahap awal dan butuh waktu hingga efek negatif dikesampingkan dan sejumlah teknik dapat diterapkan. Sementara para pemimpin global, seperti terlihat pada konvensi PBB di Warsawa, terus membahas cara mengurangi emisi gas rumah kaca. Debat mengenai rekayasa iklim bumi kemungkinan besar akan melebar ke berbagai penjuru bumi.