1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Tidak Benar Pendiri BioNTech Ugur Sahin Tolak Divaksin

Tetyana Klug
10 Desember 2021

Versi wawancara lama DW direkayasa seakan-akan pendiri BioNTech Ugur Sahin menolak divaksin. Faktanya adalah: vaksinasi di Jerman dimulai dengan kelompok prioritas di atas 80 tahun. Ugur Sahin sekarang sudah divaksinasi.

Deutschland Berlin | Videokonferenz mit Angela Merkel | Ugur Sahin
Direktur BioNTech Ugur SahinFoto: German Chancellery/Anadolu Agency/picture alliance

Sebuah posting yang beredar di Twitter, Youtube dan platform lain sejak awal Desember mengklaim bahwa Dr. Ugur Sahin, direktur utama dan pendiri BioNTech, menolak divaksin atas alasan keamanan. Klaim itu tidak benar, dan video yang ditayangkan adalah hasil rekayasa. Ugur Sahin menegaskan kepada DW, dia sudah divaksinasi dan sudah mendapatkan vaksin booster.

Video rekayasa tersebut memang menunjukkan bagian dari wawancara DW pada tahun 2020. Video berdurasi 2 menit 17 detik menunjukkan gambar Ugur Sahin, yang turut mengembangkan vaksin Covid-19, mengatakan bahwa dia belum divaksin.

Dalam 15 detik pertama, hanya Sahin yang terlihat. Lalu terdengar suara seorang reporter yang tidak terlihat kamera  melemparkan pertanyaan dalam bahasa Inggris: "Izinkan saya mengajukan pertanyaan pribadi, saya tahu bahwa Anda tidak terlalu suka menjawab pertanyaan pribadi, tetapi Anda dan istri Anda Dr. Tureci memainkan peran sentral dalam perkembangan virus… Saya dengar Anda sendiri belum divaksin," lanjut reporter itu. "Mengapa?"

Dalam video itu Sahin menjawab: "Jadi, saya secara hukum tidak diperbolehkan untuk mendapat vaksin saat ini" dan selanjutnya menjelaskan bahwa di Jerman ada sistem prioritas.

Pada saat video itu dibuat tahun 2020, faktanya vaksinasi di Jerman baru dimulai dengan kelompok prioritas. Yang pertama-tama divaksinasi adalah mereka yang berusia lanjut di atas 80 tahun dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular, serta kerabatnya. Kemudian prioritas utama adalah mereka yang berusia di atas 70 tahun. Jadi baik Sahin maupun rekan kerjanya belum diperbolehkan mengambil bagian dalam program vaksinasi yang diatur pemerintah.

Video direkaya dengan imbuhan konten palsu

Jadi Ugur Sahin tidak mengatakan bahwa dia menolak vaksin atau meragukan keamanan vaksinnya. Namun video hasil rekayasa yang dipelintir dan sengaja disebar itu, ingin mengesankan seolah-olah penemu vaksin Covid-19 dari Jerman itu menolak vaksinasi.

Memang benar DW melakukan wawancara dengan Ugur Sahin pada 22 November 2020. Video yang dipublikasi DW berdurasi 8 menit dan 30 detik. Ada juga wawancara dari tanggal 21 Desember 2020. Tapi tidak ada pernyataan bahwa Ugur Sahin menolak divaksinasi.

Video hoax yang disebar di berbagai platform itu, dibuat dari potongan bagian-bagian wawancara DW dengan menambahkan klip-klip rekayasa ,yang bukan bagian dari wawancara DW.

Sudah divaksinasi sejak Maret 2021

Pada saat DW melakukan wawancara, Ugur Sahin berusia 55 tahun dan bukan kelompok usia yang mendapat prioritas vaksinasi sesuai aturan yang berlaku saat itu di Jerman. Aturan itu ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Jerman karena pada awalnya dosis vaksin Covid-19 yang tersedia masih terbatas. Prioritas pertama adalah kelompok usia di atas 80 tahun, setelah itu di atas 70 tahun, dan seterusnya.

Pada 19 Maret 2021, Ugur Sahin dan isterinya Özlem Türeci mengumumkan bahwa mereka berdua dan anggota tim mereka sudah divaksinasi. Juru bicara BioNTech mengatakan kepada DW, "Video yang direkayasa yang disebar di sosial media itu memang menggunakan pernyataan Dr. Ugur Sahin, tapi itu pernyataan lama dari Desember 2020." Dr, Ugur Sahin sudah mendapat dua dosis vaksin pada awal 2021 dan beberapa minggu lalu juga sudah menerima vaksin booster. Itu membuktikan, tudingan yang menyebutkan Ugur sahin menolak vaksin Covid-19 memang hoax.

(hp/ as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait