Tidak terlihat tapi berbahaya: Salafi radikal di Jerman
22 Oktober 2018
Di Nordrhein-Westfalen (NRW) ada lebih banyak anggota salafi daripada di negara-negara bagian lain di Jerman.
Iklan
"Ulangi ucapan saya", ujar mualaf Jerman dan pengkhotbah tenar kelompok salafi radikal Pierre Vogel (foto artikel) di depan hadirin. Banyak penonton muda di kawasan pejalan kaki di kota Offenbach, negara bagian Hessen, mengikutinya: Mereka mengulangi dua kalimat syahadat yang dikatakan Pierre Vogel. Itu terjadi di tahun 2010. Di media sosial Youtube rekaman adegan ini dan banyak adegan Lin dari "masa jaya" kelompok Salafi di Jerman masih bisa ditemukan.
Sampai 2016, kelompok ini tampil di muka umum dengan penuh percaya diri dan agresif. Lelaki-lelaki berjenggot dengan jubah putih panjang seperti yang dipakai Pierre Vogel membagikan terjemahan Al-Qur'an bahasa Jerman secara gratis di pusat kota dan kawasan belanja di barat Jerman. Mereka meluncurkan kampanye kontroversial pembagian Al-Qur'an yang disebutnya "BACA!" Mereka juga menggelar yang disebut "seminar-seminar Islam"dan piknik bersama.
Seberapa Terintegrasi Muslim di Eropa?
Semakin meluasnya gerakan populis haluan kanan di Eropa menimbulkan keraguan apakah praktik agama Islam dapat sejalan dengan demokrasi barat. DW mengungkap beberapa kesalahpahaman soal integrasi yang tersebar.
Foto: picture-alliance/Godong/Robert Harding
Seberapa sukseskah integrasi linguistik?
3/4 warga Muslim kelahiran Jerman memakai bahasa Jerman sebagai bahasa ibunya. Di antara para imigran, hanya 1/5 yang mengaku bahasa Jerman sebagai bahasa pertama. Semakin lama suatu generasi di suatu negara, maka semakin baik kemampuan bahasanya. Tren ini terlihat di seluruh Eropa. Di Jerman, 46% Muslim mengaku bahasa nasional mereka adalah bahasa Jerman. Bandingkan di Austria 37% dan Swiss 34%.
Foto: picture-alliance/dpa
Bagaimana pandangan Muslim atas hubungan antar-agama?
Studi yang dirilis Religion Monitor (2017) mengungkap 87% Muslim Swiss mengisi waktu luang mereka dengan menjalin relasi secara teratur dengan warga non-Muslim. Di Jerman dan Perancis hasilnya 78%, sementara di Inggris 68% dan Austria 62%. Sebagian besar Muslim dari generasi terkini secara konstan menjalin kontak dengan warga non-Muslim, terlepas dari berbagai rintangan yang muncul di masyarakat.
Foto: Imago/R. Peters
Apakah Muslim merasa terkoneksi dengan Eropa?
96% Muslim Jerman merasa terkoneksi dengan negara yang mereka tinggali. Persentase setinggi ini juga dirasakan warga Muslim di Perancis, namun persentase tertinggi dimiliki Swiss dengan perolehan 98%. Terlepas dari sejarahnya yang sejak lama dikenal memiliki institusi yang terbuka terhadap keragaman budaya dan agama, hanya sedikit Muslim (89%) yang mengaku memiliki hubungan dekat dengan Inggris.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Seberapa pentingkah agama dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim Eropa?
Muslim dari keluarga imigran memiliki komitmen religius yang tinggi, yang terus dipertahankan lintas generasi. 64% Muslim yang tinggal di Inggris menyebut diri mereka "sangat religius". Perbandingan Muslim yang saleh di antara negara di Eropa yakni Austria 42%, Jerman 39%, Perancis 33% dan Swiss 26%.
Foto: DW/A. Ammar
Berapa banyak mahasiswa Muslim yang meraih gelar sarjana?
36% Muslim kelahiran Jerman meninggalkan bangku sekolah pada umur 17 tahun, tanpa melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi. Di Austria proporsinya mencapai 39%. Di Perancis, dengan sistem pendidikan yang lebih setara, warga Muslim memiliki hasil pendidikan yang lebih baik. Hanya satu dari sepuluh siswa Muslim yang meninggalkan sekolah sebelum mencapai usia 17 tahun.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Berapa banyak warga Muslim yang mampu memasuki pasar kerja?
60% Muslim yang pindah ke Jerman sebelum tahun 2010 memiliki jam kerja penuh-waktu, sementara hanya 20% yang memiliki kerja paruh-waktu. Persentase ini sama bagi non-Muslim. Warga Muslim Jerman memiliki peluang kerja yang lebih tinggi dibandingkan negara lainnya di Eropa. Angka pengangguran di Perancis di antara warga Muslim mencapai 14%, lebih tinggi 8% dibandingkan dengan warga non-Muslim.
Foto: picture alliance/dpa/U.Baumgarten
Seberapa luas penolakan terhadap Islam?
Satu dari empat non-Muslim di Austria mengaku tidak mau tinggal bersebelahan dengan Muslim. Persentase di Inggris juga cukup tinggi, mencapai 21%. Di Jerman, 19% responden non-Muslim menyebut mereka tidak menerima Muslim sebagai tetangga. Angkanya tak jauh berbeda di Swiss 17% dan Perancis 14%. Di antara golongan minoritas lainnya, Muslim adalah kelompok sosial yang paling banyak ditolak.
Foto: AP
‘Muslim di Eropa - terintegrasi namun tak diterima’
Seluruh informasi terkait bagaimana integrasi Muslim di Eropa dirilis oleh Yayasan Bertelsmann dengan judul riset ‘‘Muslims in Europe - Integrated but not accepted?’ Kesimpulan diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan terhadap lebih dari 10.000 orang di Jerman, Austria, Swiss, Perancis dan Inggris. Pengungsi Muslim yang tiba di Eropa sebelum tahun 2010 tidak termasuk dalam kelompok responden.
8 foto1 | 8
Menghilang setelah dilarang
Tahun 2016 Kementerian Dalam Negeri Jerman melarang Yayasan "Die Wahre Religion" (Agama yang Benar), yang mengorganisir aksi pembagian Al-Qur'an. Menurut dinas intelijen dalam negeri Jerman Bundesamt für Verfassungsschutz (BfV), yayasan ini, "mempromosikan sebuah ideologi, yang ingin menggulingkan tatanan konstitusional, mendukung jihad bersenjata dan membentuk tempat perekrutan dan pengumpulan para jihadis yang ingin pergi ke Suriah atau Irak."
Setelah itu, kelompok Salafi radikal tidak terlihat lagi di muka umum. Tetapi mereka tidak menghilang. "Kebanyakan aktivitas dilakukan untuk kalangan sendiri, tanpa diketahui publik," kata Kaan Orhon, penasihat di kelompok Hayat, yang beroperasi di seluruh Jerman. Ruang pertemuan mereka di tingkat tiga sebuah gedung di pusat kota Bonn. Tidak ada nama "Hayat" di pintu, alamat mereka juga tidak ditemukan di internet, hanya ada satu nomor telpon. Anonimitas adalah hal penting bagi para klien Hayat. Orhon bekerja dengan orang-orang yang pernah menjadi jihadis dan kembali dari Suriah dan Irak, atau pernah ikut kelompok salafi radikal, namun sudah meninggalkan kelompok itu.
"Perekrutan sekarang semakin gencar melalui percakapan pribadi, melalui kontak online. Komunikasinya lewat media sosial WhatsApp atau Telegram," kata Orhon. Karena itu, sulit bagi polisi dan badan intelijen mengawasi kelompok ini. "Salafi ingin menyebarkan ideologinya dan mendapatkan anggota baru," kata Burkhard Freier, pimpinan BfV negara bagian NRW. Dalam wawancara dengan Deutsche Welle dia menekankan, "jumlah mereka tidak meningkat pesat seperti dulu."
Tidak semua salafi radikal
Anggota salafi yang terbanyak ada di NRW. Dari sini, banyak yang menjadi radikal dan pergi ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok teror ISIS. 300 dari hampir 100 jihadis yang berangkat dari Jerman berasal daru NRW. Hampir semua serangan teror dan percobaan serangan teror mengatasnamakan Islam di Jerman, dilakukan anggota kelompok salafi radikal. 19 Desember 2016, Anis Amri menerobos penjagaan di Pasar Natal Berlin dan menabrakkan truknya ke kumpulan pengunjung. 12 orang tewas dalam serangan atas nama Islam yang paling berdarah di Jerman.
"Tentu tidak semua anggota salafi adalah teroris, tetapi semua teroris Islamis pernah menjadi anggota salafi," komentar seperti ini sering sekali terdengar di media dalam berbagai talk show.
Aliran salafi nelihat masa kejayaan Islam di masa lalu dan ingin kembali ke sana. Mereka menafsirkan Al-Qur'an secara tekstual dan berorientasi pada Islam yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW dan keturunannya pada masa itu. Banyak pengikut salafi yang menjalankan tafsir Islam ini secara pribadi dan spiritual. Tetapi ada sebagian kelompok yang menjadikannya sebagai ideologi politik dan ingin membangun negara teokrasi. Mereka menolak konstitusi yang disebutnya"duniawi", termasuk konstitusi Jerman. Bagi mereka, yang berlaku hanyalah "Syariat Islam" yang mereka lihat sebagai "konstitusi dari Allah".
10 Tujuan Wisata Halal Buat Wisatawan Muslim
Lembaga Pemeringkat Wisata, Crescent, merunut daftar tujuan wisata halal buat wisatawan Muslim. Hasilnya, mulai dari kuil yang menyimpan potongan rambut Nabi Muhammad di India, hingga melihat kehancuran perang di Bosnia
Foto: Fotolia/davis
Australia
Hampir semua kota-kota besar di Australia menawarkan fasilitas halal buat wisatawan muslim. Entah itu di Sydney, Melbourne atau Gold Coast, turis muslim dijamin tidak akan kekurangan makanan halal atau akses menuju tempat ibadah. Saat ini sudah banyak biro perjalanan di Indoensia yang menawarkan paket Umroh plus wisata muslim ke Australia.
Foto: picture alliance/blickwinkel/McPHOTO
India
Kendati tidak tercatat sebagai negara muslim, jumlah populasi penduduk beragama Islam di India termasuk yang tertinggi di dunia. Salah satu tujuan wisata paling populer buat wisatawan muslim adalah Kuil Hazratbal di Srinagar. Kuil yang juga memiliki sebuah masjid ini memiliki secuil rambut yang diyakini milik Nabi Muhammad S.A.W
Foto: Fotolia/Tepfenhart
Hongkong
Sebanyak enam masjid besar tersebar di Hongkong. Salah satunya, Masjid Jamia, bahkan terletak di dekat stasiun kereta utama. Pemerintah setempat mencatat terdapat 44 restoran halal yang terus diawasi produk makanannya. Kebanyakan adalah restoran Kebab atau Pizza.
Foto: A.Ogle/AFP/Getty Images
Tanzania
Bersafari di Taman Nasional Serengeti atau bersantai di pulau Zanzibar adalah dua daya tarik wisata Tanzania. Negeri di selatan Afrika ini juga tergolong ramah buat wisatawan muslim. Banyaknya penduduk beragama Islam di Tanzania menjamin ketersediaan masjid dan rumah makan halal. Terlebih, belakangan agen-agen perjalanan lokal sudah mulai menawarkan paket safari halal untuk pelancong muslim.
Jerman
Muslim di Jerman sebagian besar diwakili oleh imigran Turki. Sebab itu tidak sulit menemukan kedai Kebab atau masjid besar, kendati kebanyakan berbahasa Turki. Di Jerman, ke manapun anda pergi, entah itu menganggumi pegunungan Alpen di selatan atau singgah di Berlin dan Hamburg, tempat ibadah dan makanan halal tidak pernah jauh dari jangkauan.
Foto: Fotolia/davis
Bosnia Herzegovina
Sejumput wilayah di tenggara Eropa ini berkenalan dengan Islam lewat ekspansi Kesultanan Ustmaniyyah di Turki. Bosnia banyak menjaring wisatawan muslim yang ingin menyaksikan jejak perang melawan Serbia yang banyak menghancurkan situs-situs Islam bersejarah. Saat ini ada lusinan agen perjalanan yang menawarkan paket wisata khusus untuk wisatawan muslim.
Foto: World Music Centre
Thailand
Sejak tiba di bandara Suvarnabhumi, pelancong sudah mendapatkan fasilitas ruang sholat atau restoran halal. Kendati bermayoritaskan Buddha, Thailand adalah negeri yang ramah buat wisatawan muslim. Di Bangkok saja terdapat setidaknya 100 masjid.
Foto: picture-alliance/ZB
Afrika Selatan
Islam pertama kali berjejak di Afrika Selatan lewat budak asal Indonesia yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda. Sejak itu Islam terus berkembang dan kini mewakili 1,5% dari total populasi. Tidak heran jika wisatawan muslim mudah menemukan restoran halal dan tempat ibadah di kota-kota besar. Afsel juga punya lembaga pemberi sertifikat halal sendiri yang mengawasi produk makanan dan restoran.
Foto: picture alliance/dpa
Singapura
Singapura menduduki tempat pertama sebagai negara non muslim yang paling ramah buat wisatawan beragama Islam. Selain makanan dan minuman halal, akses menuju tempat beribadah adalah kriteria utama dalam menentukan tujuan wisata halal terbaik di dunia.
Foto: Reuters
Inggris
Dengan populasi muslim lebih dari dua juta orang, Inggris menyediakan berbagai fasilitas halal buat wisatawan muslim. Banyaknya jenis makanan halal yang berasal dari Timur Tengah adalah salah satu keunggulan utama negara kepulauan di Eropa ini. Selain itu, menemukan masjid di kota-kota besar bukan hal yang sulit. Di Birmingham saja terdapat lebih dari 150 Masjid.
Foto: picture alliance / dpa
10 foto1 | 10
Keluar dari pengaruh orang atau aliran yang membahayakan
Dari ideologi inilah muncul kelompok salafi yang berorientasi jihadi. Mereka siap menggunakan kekerasan untuk mencapai visi negara Islam sesuai interprretasinya. Menurut BfV Nordrhein Westfalen, ada sekitar 3000 anggota kelompok salafi tinggal di NRW, sekitar 800 di antaranya tergolong garis keras dan siap menggunakan kekerasan.
12 persen dari anggota salafi di NRW adalah perempuan. 28 persen anggota salafi radikal yang pergi ke Suriah dan Irak adalah perempuan. Itu sebabnya, pemerintah Jerman secara khusus mengawasi kelompok perempuan dan anak-anaknya yang kembali dari ISIS setelah kelompok itu menderita kekalahan di Suriah dan Irak.
Banyak anak-anak anggota salafi radikal yang kembali dari Irak dan Suriah sekarang bersekolah atau pergi ke taman kanak-kanak di Bonn. Bagi institusi-institusi pendidikan ini, Kaan Orhon dari Hayat menyerukan agar diberikan "bantuan infrastruktur", seperti psikolog anak, yang bisa mengatasi trauma, namun juga bisa menangani aspek-aspek religius.
Kelompok Salafis di Jerman
Mayoritas masyarakat Islam di Jerman berpandangan moderat. Ada beberapa kelompok kecil yang bersikap radikal dan bersuara cukup lantang. Tapi kelompok kecil ini tidak mewakili suara Islam di Jerman.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Makin Banyak
Menurut laporan, semakin banyak pengikut salafi di Jerman yang menyatakan siap berangkat ke Suriah atau Irak untuk ikut "perang suci". Tahun 2013 tercatat hanya 2.000 anggota salafi yang berniat berjihad, tahun ini mencapai 7.000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/Melanie Dittmer
Pelaku Terorisme
Menurut Badan Perlindungan Konstitusi Jerman, Verfassungsschutz, mayoritas pendukung Salafi di Jerman tidak terkait dengan aksi terorisme. Namun ”hampir semua pelaku dan jaringan teror Islamis yang beraksi di Jerman punya latar belakang Salafi”. Foto: Enea B. anggota Salafi, tersangka pelaku upaya pemboman di Bonn 2012 lalu.
Foto: Reuters
Lebih Disorot
Seiring dengan pernyataan dukungan kepada Islamic State, kelompok Salafi semakin mendapat sorotan tajam di Jerman. Kelompok Salafi mengartikan ungkapan-ungkapan seperti ”Syariah” dan ”Jihad” secara radikal dan hanya berdasarkan pemahamannya sendiri. Pandangan Salafi tidak bisa dianggap sebagai pandangan warga muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/ W.Steinberg
Islam Moderat
Kebanyakan komunitas mesjid di Jerman dan para imamnya berpandangan moderat. Dan warga Muslim Jerman pun mengutuk kebiadaban teror yang mengatasnamakan Islam. September lalu, dengan motto: Melawan Kebencian dan Ketidakadilan, organisasi-organisasi muslim di Jerman menggelar aksi menentang penyalahgunaan nama Islam. Mereka menolak khotbah kebencian, ekstrimisme dan fanatisme.
Foto: DW/A. Almakhlafi
Memancing di Air Keruh
Ada kelompok populis dari kalangan ekstrim kanan di Jerman yang sengaja memanfaatkan situasi saat ini untuk menyulut kebencian terhadap Islam. Sejak 20 tahun terakhir ada perubahan menarik yang terjadi di kalangan ekstrim kanan. Kalau dulu mereka fokus pada propaganda anti Israel, sekarang mereka makin fokus pada propaganda anti Islam.
Foto: DW/F. Sabanovic
Radikalisme Baru
Fenomena radikalisme baru di Jerman dengan alasan anti Islamis dicemaskan banyak pihak. Disadari, tren yang digalang kelompok Neo Nazi ini merupakan kebalikan dari fenomena makin banyaknya generasi muda Jerman bergabung dengan milisi Islamic State di Suriah.
Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
6 foto1 | 6
Pejabat pemerintah kota Bonn muntuk integrasi, Coletta Manemann, berurusan dengan para anggota ISIS yang kembali dari kawasan perang. "Dalam semua kasus yang melibatkan keluarga, badan kesejahteraan anak, taman kanak-kanak dan sekolah dasar harus dibuat lebih peka," katanya. "Di satu sisi, kita harus memberikan kesempatan kepada orang-orang yang kembali ini untuk menemukan lagi tempatnya lagi di masyarakat. Tetapi kita juga harus tanggap agar mereka yang kembali tidak mencoba lebih lanjut untuk meradikalisasi anak-anak dan kaum muda", tegasnya.
Sikap para perempuan yang kembali dari wilayah-wilayah perang di Suriah dan Irak sangat berbeda dari individu ke individu, kata Kaan Orhon. Beberapa orang memisahkan diri dari ideologi ini dan sebagian lagi kecewa. Tetapi ada juga perempuan yang terus melanjutkan misi ISIS.
"Sulit untuk tahu, siapa yang ada di depan kita. Seorang perempuan yang kembali dan kecewa, atau seorang perempuan yang tetap radikal dan sangat berbahaya." Apalagi institusi-institusi Jerman sering tidak punya cukup personal untuk mengusut mereka. Menurut UU Pidana Jerman, "mendukung organisasi teroris luar negeri" adalah tindakan melanggar hukum. Tapi belum ada ada instruksi resmi, apa yang harus dilakukan terkait anggota salafi yang kembali dari Suriah dan Irak, kata Kaan Orhon.
Perekrutan di Penjara
Lain daripada para perempuan, jihadis lelaki yang kembali dari wilayah perang lebih mudah diidentifikasi. Karena mereka aktif bertempur dan sering terlibat dalam pembuatan video propaganda yang disebar di internet. Mereka juga membagikan kegiatan mereka di jejaring media sosial.Kejaksaan Agung sejak tahun 2013 telah mendakwa 24 orang yang kembali dari wilayah ISIS di Irak dan di Suriah.
"Dari sudut pandang badan keamanan, dukungan bagi para tahanan ini merupakan bahaya besar," kata Burkhard Freier dari BfV NRW. Para tahanan ini atau keluarganya misalnya mendapat sumbangan yang dikumpulkan di internet dari "saudara-saudara Muslim"nya.Tujuan sumbangan-simbangan ini adalah agar "orang-orang itu bisa dipertahankan sebagai anggota kelompok," tandasnya.
Kaan Orhon dari Hayat juga melihat dukungan bagi para tahanan ini sebagai "bidang perekrutan penting" bagi kelompok salafi. "Semakin banyak orang yang bergabung. Tetapi mereka tidak perlu terlalu mengekspos diri. Inilah yang sekarang dilakukan kelompok Salafi. Karena bisa dilakukan secara relatif anonim".
Inilah Kronologi Aksi Teror di Jerman 2016
Selama tahun 2016 terjadi serangkaian aksi teror di Jerman. Sebagian bisa diungkap dini, sebagian lagi terungkap setelah aksinya dilancarkan. Ini kronologinya:
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Berlin, Desember
Sebuah truk yang "sengaja" dikemudikan untuk menabrak sebuah pasar Natal di Berlin, menyebabkan tewasnya 12 orang dan melukai 48 lainnya. Polisi sudah mengindikasikan ini serangan yang direncanakan. Pelakunya masih diperiksa aparat kepolisian, dan diduga pengungsi yang datang ke Jerman bulan Februari silam.
Foto: Reuters/P. Kopczynski
Leipzig, Oktober
Seorang pengungsi asal Suriah, Djaber al-Bakr (22) ditangkap oleh warga senegaranya di Leipzig karena merencanakan serangan bom di bandara Berlin. Polisi gagal menangkap Al-Bakr di apartemennya, dan hanya menyita sejumlah bahan peledak. Al-Djaber ditemukan tewas bunuh diri dalam tahanan polisi Jerman.
Foto: Polizei Sachsen
Ansbach, Juli
Seorang pengungsi asal Suriah Mohammed D. (27) merencanakan serangan bom bunuh diri di tengah festival musik di kota kecil Ansbach. Penjaga keamanan melarang dia masuk, karena gerak geriknya mencurigakan. Bom kemudian diledakkan di dekat tempat acara, membunuh pelaku dan melukai beberapa orang. Pelaku yang disebut alami gangguan kejiwaan diindikasikan berhubungan dengan Islamic State-ISIS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
Würzburg, Juli
Seorang pengungsi asal Afghanistan (17) melancarkan serangan teror menggunakan kampak dan pisau terhadap penumpang kereta api regional di Würzburg. Lima penumpang cedera, empat diantaranya luka parah. Polisi menembak mati pelaku yang mencoba melarikan diri.
Foto: picture-alliance/dpa/K. J. Hildenbrand
Essen, April
Sebuah gedung peribadatan warga Sikh di kota Essen diserang bahan peledak. beberapa orang cedera, seorang luka parah. Tersangka pelakunya berhasil ditangkap polisi beberapa saat kemudian. Mereka diindikasikan sebagai remaja yang disusupi ideologi Salafi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kusch
Hannover, Februari
Seorang remaja putri bernama Saifa menusuk seorang polisi hingga luka parah saat diperiksa jati dirinya di stasiun Hannover. Pelaku menyatakan siap berjihad bersama ISIS di Suriah.
Foto: Polizei
6 foto1 | 6
Bonn sebagai pusat kegiatan
Kota-kota seperti Mönchengladbach, Wuppertal, Dinslaken, Dortmund termasuk "hot spots" kelompok salafi diNRW. Namun pusatnya adalah kota Bonn. Tahun tahun 2012, dalam sebuah aksi menentang karikatur Nabi Muhammad, seroang angggota salafi menyerang dua polisi Jerman dengan pisau dan menikam mereka sehingga terluka parah.
Dua kakak beradik Yassin dan Mounir Chouka berasal dari Bonn dan pergi ke kawasan perbatasan Afhanistan-Pakistan tahun 2008. Mereka menyebarkan video-video propaganda dan menyerukan serangan-serangan di Jerman. Salah satu tokoh utama dalam aksi pembagian Al-Qur'an yang dikenal sebagai Abu Dujana juga tinggal di Bonn. Dan mantan petinju berambut merah dan sekarang menjadi mualaf yang paling berpengaruh, Pierre Vogel, juga sering berkampanye di Bonn.
Pierre Vogel sekarang lebih jarang tampil di muka mumum. Dia lebih sering menyebarkan khotbah di Youtube atau lewat Facebook. Dia memang sejak dari sekolah sudah tertarik dan sering berdebat tentang Islam, kata Aziz Fooladvand yang pernah menjadi guru Pierre Vogel di sekolahnya di kawasan Tannenbusch, Bonn. Foofladvand berasal dari Iran dan sekarang mengajar mata pelajaran Islam di sekolah menengah. Tannenbusch adalah kota Bonn dengan jumlah penduduk migran yang tinggi. Menurut data statistik terbaru, satu dari sepuluh warga Bonn beragama Islam.
Persaingan merebut hati anak muda
"Tugas terpenting saya adalah untuk memberikan para murid perasaan bahwa mereka di kelas saya mereka bebas berbicara. Saya ingin memberikan mereka ruang untuk berdiskusi," kata Fooladvand.. "Saya ingin mereka mengerti, bahwa agama bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah proses yang dinamis," tambahnya. Bagi banyak murid muslim, terutama dengan latar belakang masyarakat patriarkal, ini sesuatu yang baru.
Bagi Foodladvand, ini adalah masalah identitas. "Mereka tidak tahu: Apakah saya orang Jerman, apakah saya orang asing? Apakah saya Muslim, apakah saya orang Eropa?" Usia sekolah adalah masa kritis bagi perkembangan anak muda. Pada usia ini, mereka bisa tertarik pada konsep-komsep radikal yang menawarkan banyak hal. "Di kelompok ini mereka menemukan dirinya. Tiba-tiba mereka punyai perana. Tiba-tiba merasa menjadi anggota kelompok elit. Mereka mendapatkan semacam orientasi dari para anggota salafi radikal." Halaman-halaman Facebook kelompok salafi memberikan jawaban-jawaban sederhana: Apa yang dilarang, apa yang dibenarkan? Apa yang haram, apa yang halal?
Berburu Produk Makanan Halal di Jerman
Cari produk makanan halal di Jerman? Tidak masalah. Di Jerman, dapat ditemukan produk-produk makanan maupun supermarket halal. Pembelinya bukan hanya umat Muslim.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Maillard
Di antaranya terdapat di toko-toko Turki
Lebih dari 5% penduduk Jerman atau lebih dari 4 juta orang di Jerman beragama Islam. Itu sebabnya banyak produsen bahan makanan halal melirik pasar di Jerman. Produk mereka biasanya dapat ditemukan di toko-toko yang dikelola warga Jerman keturunan Turki.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersertifikasi halal
Meski banyak toko Turki yang menyediakan produk-produk halal, supermarket 'Halalkauf' di Köln menjadi yang pertama kali mencantumkan sertifikasi halal di Jerman. Sertifikat ini dicantumkan di salah satu pilarnya, lengkap dengan keterangan mengenai kehalalan produk dan supermarket itu.
Foto: DW/J.Fraczek
Pelanggannya dari berbagai kalangan
Tiap harinya terdapat ratusan pelanggan yang menyambangi toko ini. Pembeli bukan hanya warga Turki atau beragama Muslim, warga etnis dan mereka yang beragama lain juga kerap berbelanja di sini.
Foto: DW/J.Fraczek
Dari yang segar hingga olahan
Buah-buahan dan sayuran segar dapat ditemukan di pintu masuk supermarket 'Halalkauf'. Di rak-rak supermarket berjajar jenis beras dan biji-bijian, saus, manisan, dan permen. Di bagian belakang supermarket dijual daging-daging segar dan daging olahan seperti sosis misalnya. Semua daging dipotong sesuai dengan aturan dalam agama Islam.
Foto: picture-alliance/dpa
Bisnis keluarga
Supermarket ‘Halalkauf‘ merupakan bisnis keluarga. Supermarket ini dibuka pada bulan Februari 2013 di distrik Ehrenfeld, Köln. Adem Devecioglu, salah satu dari empat bersaudara yang mengelola toko ini mengatakan, pelanggan menghargai kesegaran produk dan ramahnya pelayanan mereka. Sehari-hari dapat terlihat pemandangan, dimana pelanggan asyik mengobrol dengan pengelola toko.
Foto: DW/J.Fraczek
Peluang emas produk makanan halal
Laporan Global Islamic Economy menyebutkan, pertumbuhan makanan dan gaya hidup halal akan tumbuh 10,8% hingga tahun 2019. Dan nilai dari industri di sektor ini akan mencapai sekitar 50 triliun rupiah. Kini, di kota Bonn, dimana DW berada, juga dapat ditemui beberapa toko dan supermarket yang menjual produk-produk makanan halal.
Foto: picture-alliance/dpa
Pengusaha Indonesia tak mau ketinggalan
Baik pengusaha Jerman, maupun negara-negara lain, juga melihat peluang bagus di tengah boomingnya produk halal. Produsen makanan Indonesia pun tak mau ketinggalan, mereka berlomba mengekspor produk halal ke Jerman.
Foto: DW/A. Purwaningsih
7 foto1 | 7
Bernd Bauknecht pernah mengajar mata pelajaran Islam di sebuah sekolah di kota Bonn. "Kadang di kelas saya ada dua atau tiga murid yang berasal dari keluarga yang dekat dengan ide-ide radikal salafi," kata dia- Persaingan untuk memenangkan hati dan pikiran kaum muda adalah tugas besar, katanya. Kalau anak-anak muda sudah "terinfeksi" paham radikal, akan lebih sulit untuk mendekati mereka.
Bauknecht yakin, tindakan-tindakan yang selama ini dilakukan instansi-instansi pemerintah dan berbagai organisasi sipil untuk mencegah radikalisasi telah menunjukkan dampak: "Kalau seorang anak muda tiga tahun yang lalu di mesin pencari internet mengetik kata kunci 'Islam', ada lima dari sepuluh hasil temuannya terpengaruh aliran salafi. Bukan karena anggota salafi banyak, tetapi karena mereka memang menggunakan sarana ini dengan cerdik." Sekarang, kata Bauknecht, ada makin banyak Youtuber yang membantah interpretasi para salafi. Dengan bahasa anak muda dan dengan pragmatis, terbuka dan tenang.
Konflik ISIS Merebak ke Eropa
Warga Kurdi di Eropa makin gencar gelar aksi demo, memprotes politik menahan diri Eropa hadapi ofensif ISIS. Di Hamburg Jerman dan di Istanbul Turki, demonstran Kurdi terlibat bentrokan.
Foto: Getty Images/Alexander Koerner
Aksi Protes Solidaritas Semula Damai
Warga Kurdi di Hamburg, Jerman mendemonstrasikan solidaritas dengan penduduk kota Kobani yang sedang dikepung oleh kelompok teror ISIS. Mereka antara lain mengusung spanduk bertuliskan, "Kobani tidak sendirian. Stop ISIS, Stop Teror."
Foto: Reuters/Fabian Bimmer
Polisi Anti Huru Hara Siaga
Pasukan anti huru hara terpaksa menurunkan kekuatan penuh setelah pada dua malam sebelumnya terjadi bentrokan antara demonstran Kurdi dan kelompok salafis. Mereka dikabarkan menggunakan golok dan senjata tajam lain. Bukan pertama kalinya kelompok salafis membuat demonstrasi tandingan terkait konflik anbtara ISIS dan Kurdi.
Foto: Reuters/Alexander Koerner
Bentrokan Lawan Kelompok Radikal Islamis
Di Hamburg satuan anti huru hara kepolisian terpaksa menangkan beberapa orang yang kedapatan membawa senjata tajam. Demonstrasi anti ISIS yang digelar oleh komunitas Kurdi di Hamburg, Rabu (8/10) berujung bentrokan dengan ratusan pemuda Islamis yang berupaya menghadang aksi protes.
Foto: picture-alliance/dpa/Markus Scholz
Juga di Turki Pecah Bentrokan Demonstran Kurdi
Aksi protes juga terjadi di Turki ketika di kota Diyarbakir komunitas Kurdi berdemonstrasi menuntut keterlibatan Ankara dan negara-negara barat untuk menghalau militan Islamic State dari Suriah dan Irak.
Foto: GettyImages/Ilyas Akengin
Polisi Anti Huru Hara Turki Hadapi Demonstran
Adapun aksi demonstrasi di Istanbul berujung bentrokan dengan kepolisian anti huru hara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan Kobani akan "segera jatuh," mengingat posisi gerilayawan ISIS yang telah memasuki kota. Perang di Kobani sejauh ini telah menelan 400 korban jiwa. Sementara ribuan lain memilih mengungsi ke sebrang perbatasan.
Foto: Reuters/Osman Orsal
5 foto1 | 5
Pergantian generasi
Kelompok Salafi di Jerman sejak awal 2003/2004 telah berubah banyak, kata pimpinan badan intelijen BfV NRW Burkhard Freier. "Awalnya ada kelompok yang berbahasa Jerman." Tujuan utama mereka adalah menyebarkan ajarannya. Banyak dari tokoh-tokohnya dulu merupakan orang-orang yang sebenarnya "buta agama", mereka hanya tahu sedikit tentang Islam. Selama tahun-tahun berikutnya, kelompok ini menjadi semakin radikal dan siap menggunakan kekerasan. "Puncaknya adalah pergi ke Suriah. Misinya bukan lagi hanya untuk mengubah sistem demokrasi Jerman, melainkan untuk mendirikan negara Khalifah di Timur Tengah."
Sejak kekalahan ISIS secara militer di Irak dan Suriah, terjadi perkembangan baru. "Sekarang, kelompok salafi yang ada tidak membutuhkan lago sebuah negara Khalifah atau ideologi dari luar. Mereka semakin berkembang menjadi ekstrimisme domestik", kata Burkhard Freier.
Kelompok salafi radikal sekarang lebih menutup diri, dan berkembang sebagai masyarakat dalam dunia paralel, dunianya sendiri yang berbeda dari dunia masyarakat umum. Jadi tidak seperti dulu, ketika mereka sering muncul di pusat-pusat kota dan mencoba merekrut anggota baru secara terbuka.
Tujuh Fakta Muslim di Jerman
Setelah Kristen, Islam merupakan agama ke dua terbesar dengan pemeluk terbanyak di Jerman. Mereka berasal atau keturunan migran dari berbagai negara. Beberapa fakta bagi Anda untuk mengenal lebih dekat Muslim di Jerman.
Foto: picture-alliance/Frank Rumpenhorst
Ke-2 Terbesar di Eropa
Di Jerman menetap sekitar 4 juta warga Muslim atau 5 persen dari populasi Jerman. Angka ini menempatkan Jerman, di bawah Perancis, sebagai negara ke-2 di Eropa dengan populasi Muslim terbanyak . Di Perancis ada sekitar 4,7 juta warga Muslim.
Foto: picture-alliance/dpa
NRW Terbanyak
Sekitar 1.343.000 warga Muslim tinggal di Nordrhein-Westfalen (NRW), menempatkan negara bagian ini menjadi wilayah dengan penduduk Muslim terbanyak di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Dari Turki Terbanyak
Mayoritas Muslim di Jerman adalah pendatang dan keturunan migran generasi kedua atau ketiga. Turki merupakan negara asal Muslim Jerman terbanyak: 1,5 juta. Sementara Muslim di Jerman yang berasal dari Asia Tenggara hanya sekitar 73.000 orang, Afrika Utara 92.000, Eropa Tenggara 355.000. Dari Asia Tengah 13.000, Kawasan Timur Tengah 110.000 dan dari negara lainnya 32.000.
Foto: picture-alliance/dpa
Banyak yang Punya Paspor Jerman
44,4 persen warga Muslim di Jerman memegang paspor Jerman. Secara prosentase, warga Muslim Jerman yang berasal atau keturunan dari negara-negara Asia Selatan dan Tenggara merupakan warga Muslim berkewarganegaraan Jerman terbanyak: 69,2 persen.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Brandt
Muslim KTP?
Dari hasil jajak pendapat tahun 2008, hanya 36 persen yang menyatakan bahwa mereka benar-benar Muslim. Dan hanya 33, 9 persen warga Muslim Jerman yang menyatakan menjalankan kewajiban beribadah. Sementara 20,4 persen lainnya tidak pernah sama sekali.
Foto: picture-alliance/dpa
Dibangun di Pusat Kota
Menurut statistik, di Jerman ada 206 mesjid dan sekitar 2.600 rumah ibadah kaum Muslim. 120 mesjid tengah dalam pembangunan atau dalam perencanaan. 53,7 persen mesjid yang ada di Jerman di bangun di pusat kota dan 26,8 persen di wilayah pemukiman.
Foto: picture-alliance/dpa
Aliran Terbesar
Di Jerman ada enam mazhab Islam dengan kaum Sunni yang terbanyak, yaitu 74,1 persen. Sementara penganut Alawiyah 12,7 persen, dan Syiah 7,1 persen.