Tiga Kandidat PM Jepang Mulai Berkampanye Hari Ini
8 September 2020
Kontestasi pemilihan Perdana Menteri Jepang pengganti Shinzo Abe dimulai hari ini. Tiga kandidat dari partai berkuasa LDP mulai berkampanye jelang pemungutan suara pada 14 September 2020.
Iklan
Partai yang berkuasa di Jepang, Partai Liberal Demokrat (LDP) pada Selasa (8/9) memulai kontestasi untuk memilih penerus Perdana Menteri Shinzo Abe.
Tangan kanan Abe, Yoshihide Suga digadang menjadi yang terdepan.
Ketua Sekretaris Kabinet Suga merupakan putra seorang petani stroberi yang telah mendapatkan dukungan dari fraksi-fraksi utama di LDP jelang pemungutan suara pada 14 September mendatang.
Suga bukannya tidak tertandingi, dua pesaingnya adalah mantan menteri pertahanan yang populer Shigeru Ishiba dan Kepala Kebijakan LDP sekaligus mantan menteri luar negeri Jepang Fumio Kishida.
Dengan LDP memimpin mayoritas legislatif yang solid, pemenang kontestasi nantinya dipastikan akan mengantongi suara parlemen pada 16 September dan diangkat menjadi perdana menteri berikutnya.
Kontestasi LDP dimulai setelah Abe, perdana menteri terlama Jepang era modern, tiba-tiba pada akhir Agustus 2020 mengumumkan pengunduran dirinya karena alasan kesehatan. Saat ini muncul spekulasi pemimpin baru mungkin juga akan menyerukan pemilu yang dipercepat untuk menopang dukungan publik.
Pada Selasa (8/9) pagi, perwakilan Suga dan pesaingnya, Ishiba dan Kishida secara resmi mendaftarkan pencalonan mereka.
Para pesaing diharapkan menyampaikan pidato publik dan memberikan konferensi pers bersama pada Selasa (8/9) malam.
Selama proses mencari pengganti Abe ini, akan dilaksanakan dua kali debat publik.
Pemungutan suara hanya akan dilakukan anggota parlemen LDP dan tiga perwakilan partai masing-masing 47 wilayah di Jepang.
Siapa pun yang menduduki jabatan perdana menteri nantinya akan menghadapi banyak tantangan, mulai dari pandemi virus corona dan ekonomi yang menurun hingga memastikan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pada 2021.
Tak satu pun dari tiga kandidat yang terlihat menawarkan platform kebijakan yang akan berbeda secara signifikan dari Abe, dengan Suga secara eksplisit mengatakan dia berencana untuk melanjutkan program perdana menteri sebelumnya.
Sementara Ishiba dan Kishida sama-sama berbicara tentang pemberian stimulus kepada warga yang paling membutuhkan setelah pandemi COVID-19 berakhir.
ha/hp (AFP)
Rapor Kerja Pemimpin Asia
Asia bergolak berkat aksi presiden Filipina bantai gembong narkoba, perombakan mata uang di India dan konflik Laut Cina Selatan. Inilah rapor kerja pemimpin Asia 2016 menurut majalah Bloomberg.
Foto: picture-alliance/dpa/Jeon Heon-Kyun
Joko Widodo
Sempat tertatih di awal, Joko Widodo mulai menunjukkan taji politik dengan menggabungkan kekuatan beberapa partai dan menguasai dua pertiga kursi di DPR. Jokowi saat ini mencapai tingkat kepuasan publik sebesar 69% dan mampu mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Namun tahun depan Jokowi harus membenahi perekonomian dan menghadapi desakan kelompok konservatif Islam, terutama di pilkada Jakarta
Foto: Reuters/Olivia Harris
Narendra Modi
Belum pernah ada figur yang mendominasi panggung politik India seperti Narendra Modi. Berbekal tingkat kepuasan sebesar 81%, Modi berani mengambil kebijakan yang tidak populer, seperti Demonetisasi mata uang pecahaan 500 dan 1000 Rupee buat mencegah tindak pemalsuan uang. Tahun 2016 India menikmati pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Ekonomi tetap akan menjadi tantangan terbesar Modi buat tahun depan
Foto: Reuters/D. Siddiqui
Shinzo Abe
Abe mengalami pukulan telak ketika Presiden terpilih AS, Donald Trump, berjanji akan membatalkan Perjanjian Dagang Trans Pasifik Partnership yang ia gagas. Tingkat kepuasan publik atas kinerjanya juga menurun dan kini bertengger di kisaran 50%. Tahun depan Abe harus bisa bekerjasama dengan Trump dan membawa Jepang melintasi titian maut dalam hubungan pansnya dengan Cina.
Foto: Getty Images/AFP/R. Buendia
Xi Jinping
Presiden Cina, Xi Jinping, mengalami tahun baik selama 2016. Ia tidak hanya terpilih sebagai "pemimpin utama" oleh Partai Komunis yang menempatkannya sejajar dengan Mao Zedong atau Deng Xiaoping, Xi juga lihai memperluas pengaruh Cina di Eropa dan Afrika, serta dalam isu Laut Cina Selatan. Tahun depan Xi harus berhadapan dengan pemerintahan baru AS di bawah Donald Trump, yang merapat ke Taiwan.
Foto: Getty Images/AFP
Rodrigo Duterte
Duterte menikmati popularitas yang tinggi dengan tingkat kepuasan penduduk sebesar 83%. Ia banyak menuai kontroversi menyusul kebijakan berdarah dalam perang melawan narkoba yang hingga kini menelan lebih dari 5.000 korban jiwa. Duterte juga berani bercerai dengan Amerika Serikat dan mendekat ke Cina. Mencari jalan tengah antara dua kekuatan adidaya itu akan menjadi tugas terbesarnya tahun depan
Foto: Reuters/K. Nogi
Najib Razak
Selama 2016, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sibuk mempertahankan jabatannya setelah didera tudingan korupsi senilai 1 miliar Dollar AS dari dana investasi 1MDB. Menurut Bloomberg, nasib Najib tahun depan akan bergantung pada kepiawaiannya memperbaiki situasi ekonomi penduduk pribumi yang menjadi basis suara terbesar koalisi Barisan Nasional.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Park Geun-hye
Belum pernah ada presiden Korea Selatan yang mencatat tingkat kepuasan publik serendah Park Geun-hye, yakni hanya 4%. Tidak ada pula pemimpin Asia lain yang mengalami nasib seburuk presiden Korsel ini selama 2016. Park dimakzulkan parlemen menyusul skandal korupsi yang menimpa teman-teman terdekatnya. Jika dikabulkan Mahkamah Konstitusi, pemakzulan itu akan mengakhri karir politik Park tahun 2017.