Planet Mars kini jadi target invasi dari planet Bumi. Tiga negara, AS, Cina, dan Uni Emirat Arab serempak kirim misi tidak berawak ke planet merah itu. Salah satu tujuannya, meneliti kemungkinan adanya kehidupan mikro.
Iklan
Tiga negara siap meluncurkan misi ambisius ke Mars nyaris simultan pada bulan Juli ini. Amerika Serikat ingin mempertahankan dominasi luar angkasanya, dengan melanjutkan misi penerbangan ke planet Mars. Namun Cina kini juga tidak mau kalah. Bahkan negara sekecil Uni Emirat Arab punya ambisi menyaingi dua raksasa itu dalam penelitian ke planet merah tetangga Bumi.
Tiga peluncuran wahana penelitian ke planet Mars yang nyaris simultan itu bukanlah suatu kebetulan. Timing waktu yang tepat, berupa semacam jendela yang hanya berlaku sebulan dalam periode tertentu, mendikte misi ke planet merah itu.
Koridor waktu yang ideal itu adalah saat Mars dan Bumi berada dalam satu garis dengan Matahari, yang periodenya terjadi sekali dalam 26 minggu. Dalam kondisi ideal tsb, waktu perjalanan dan kebutuhan bahan bakar bisa diminimalkan.
Perseverance Siap Menjelajah Planet Mars
Perseverance jadi rover Mars kelima yang diluncurkan NASA. Robot penjelajah ini menjadi yang paling besar dan berat, dilengkapi drone serta lebih banyak instrumen penelitian. Wahana sukses mendarat di Mars.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Perseverance mendarat di Planet Merah
Setelah menempuh perjalanan 480 juta kilometer selama 7 bulan, Rover Perseverance sukses mendarat di planet Mars. Team NASA di pusat pengendali di Pasadena, California memonitor gambar pertama yang dikrimkan wahana, beberapa saat setelah sukses mendarat di permukaan planet merah itu.
Foto: Bill Ingalls/NASA/AP Photo/picture alliance
Citra pertama permukaan Mars dari Perseverance
Inilah citra pertama yang dikirimkan rover pendarat Perseverance yang menunjukkan permukaan planet Mars yang direkam langsung dari kawah Jezero, lokasi pendaratan wahana. Robot riset itu dirancang untuk bekerja selama 10 tahun, meneliti dan mengirim data dari planet tetangga Bumi itu.
Foto: NASA/AP Photo/picture alliance
Performa lebih banyak dan canggih
Perseverance mampu mengangkut lebih banyak instrumen riset dan sensor dibanding rover Mars sebelumnya. Lengan robot lebih kuat dan kamera serta peralatan lain lebih canggih. Rover dilengkapi 23 kamera dan sejumlah alat bantu lain. Salah satu misinya mengujicoba, apakah mungkin mengekstraksi oksigen dari tanah dan batuan Mars.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Beragam peralatan canggih yang dioperasikan
Rover penjelajah Mars Preserverance dilengkapi banyak instrumen ilmiah teranyar untuk meneliti tanah maupun atmosfer planet merah itu. Ilustrasi dari NASA menunjukkan beberapa instrumen terpenting, seperti spektrometer Ultra Violet SHERLOC, spektrometer sinar-X PIXL, alat pembuat oksigen dari CO2 Mars MOXIE, perekam citra mikro laser SuperCam dan radar sub-permukaan RIMFAX.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Berbobot 1 ton lebih
Penjelajah NASA yang baru, MARS2020, akan mendukung rover Curiosity yang saat ini sudah beroperasi di Mars. Rover baru ini memiliki bobot lebih dari 1 ton, dengan panjang 3 meter. Rover ini bisa memuat lebih banyak peralatan penelitian dibanding rover Mars sebelumnya Curiosity.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Dilengkapi Drone
Perseverance juga dilengkapi sebuah drone, ini belum pernah terjadi dalam misi antar planet sebelumnya. Helikopter kecil ini untuk pertama kalinya akan mengumpulkan data penerbangan dalam kondisi atmosfer di planet merah yang berbeda dengan atmosfir Bumi. Juga gaya gravitasi di Mars hanya sepertiga gaya tarik di Bumi.
Foto: NASA/Cory Huston
Siap meluncur ke Mars dari Cape Canaveral
Semuanya sudah dipersiapkan untuk peluncuran ke planet merah tetangga Bumi pada 30 Juli 2020. Para insinyur NASA sudah memuat Perseverance ke dalam roket Atlas V. Tanggal peluncuran dipilih saat Bumi, Mars dan matahari berposisi segaris, untuk menghemat bahan bakar dan waktu perjalanan. Direncanakan wahana sudah tiba di Mars sekitar Februari 2021.
Foto: NASA
Robot besar
Curiosity hinnga kini adalah rover terbesar dan termodern yang dikirim ke Mars. Rover itu mendarat 6 Agustus 2012 dan sejak itu telah menjelajah lebih dari 21 kilometer. Berbagai penelitian dilakukan, karena Curiosity memang sebuah laboratorium yang lengkap.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa/Jpl-Caltech/Msss
Apa saja peralatannya?
Misalnya spectrometer khusus, yang bisa menganalisa komponen kimia dari jarak jauh dengan bantuan sinar laser. Lalu ada stasiun cuaca lengkap yang bisa mengukur suhu udara, tekanan atmosfer, radiasi, kelembaban dan kecepatan angin. Selain itu yang juga penting adalah laboratorium kimia yang bisa menganalisa komponen organik, untuk mengetahui apakah mungkin ada kehidupan di planet.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Sebelumnya hanya robot ukuran kecil
Pendahulu Curiosity adalah Sojourner, yang ukurannya jauh lebih kecil. Pada 4 Juli 1997, Sojourner pertama kali melakukan penjelajahan di planet merah. Itulah untuk pertama kalinya sebuah robot melakukan perjalanan secara mandiri di planet Mars. Sojourner dilengkapi dengan spectrometer sinar-X untuk melakukan analisa kimia.
Foto: NASA/JPL
Perbandingan ukuran
Inilah tiga generasi rover untuk planet Mars: Sojourner beratnya 10,6 kg, ukurannya tidak lebih besar darpada mobil mainan anak-anak. Kecepatannya sekitar 1 cm per detik. Opportunity beratnya 185 kg, sedangkan Curiosity sudah sebesar mobil kecil, dengan bobot 900 kg. Robot ukuran besar bergerak dengan kecepatan sampai 5 cm per detik.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Merintis teknologi hari esok
Dengan pengalaman dari Sojourner, NASA bisa mengembangkan robot-robot yang lebih baru. Pada 2004, NASA pernah merilis dua robot kembar di Mars: Spirit dan Opportunity. Spirit bertahan selama enam tahun dan menempuh jarak 7,7 km. Sedangkan kembarannya, Opportunity, hilang kontak dengan stasiun bumi sejak 13 Februari 2019. (hp/ha)
Foto: picture alliance/dpa
12 foto1 | 12
Planet Mars sejak lama jadi sumber imajinasi dan punya daya tarik amat kuat untuk misi luar angkasa setelah misi ke bulan. Namun misi ke planet merah itu juga terbukti cukup sulit, dan bahkan jadi kuburan sejumlah proyek ambisius.
Amerika tetap mendominasi
Sejumlah wahana ruang angkasa dilaporkan meledak, terbakar habis atau terbanting saat mendarat di planet merah itu. Jumlah kegagalan misi ke Mars mencapai kuota sekitar 50%. Upaya Cina yang berkolaborasi dengan Rusia untuk mendaratkan wahana di planet Mars pada 2011 misalnya, berakhir dengan kegagalan.
Sejauh ini hanya Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berhasil mendaratkan wahananya di planet Mars. Seluruhnya ada delapan wahana AS yang mendarat di Mars, dimulai dengan dua misi Viking pada 1976, Pathfinder (1997), Spirit dan Opportunity (2004), Phoenix (2008), Curiosity (2012) dan InSight (2018). Sementara Uni Soviet mendaratkan wahana Mars3 di planet merah itu pada tahun 1971 dan 1973 dengan mendaratkan wahana Mars 6.
Apakah di Planet Mars Ada Kehidupan?
02:41
Sedangkan enam lagi wahana luar angkasa, melakukan riset dari orbit planet merah itu, masing-masing tiga wahana milik AS, dua wahana milik Eropa dan satu wahana milik India.
Perserverance dari AS
Dalam misi kali ini Amerika Serikat akan mengrim wahana yang diberi nama Perserverance. Wahana ini direncanakan mendarat di sebuah delta sungai purba di Mars yang diberi nama Jezero Crater yang penuh dengan bongkahan batu, bukit pasir, tebing, dan jurang. Sebuah lokasi pendaratan yang berbahaya dan bisa mengagalkan misinya.
Kawasan itu pada 3,5 milyar tahun lalu diperkirakan digenangi air, dan diharapkan masih ada sisanya di dasarnya. Atau paling tidak misi tersebut bisa menemukan jejak mikoroba pada lapisan sedimen.
Kamera pada wahana penjelajah Mars Amerika itu akan melakukan uji coba pembuatan oksigen dari karbon dioksida yang eksis di atmosfer tipis planet Mars. Ekstraksi oksigen di masa depan dapat digunakan para astronot di Mars untuk bernafas maupun untuk membuat bahan bakar roket.
Wahana AMAL dari Uni Emirat Arab
Dari ketiga misi ke planet Mars itu, yang paling menarik adalah yang diluncurkan oleh Uni Emirat Arab, negara kecil di kawasan Teluk Persia. Wahana orbiter UEA diberi nama Amal yang berati harapan dalam bahasa Arab, diluncurkan dari Jepang. Ini merupakan misi antar planet pertama dari dunia Arab. Wahana ruang angkasa itu dibangun bekerjasama dengan University of Colorado di Boulder. Targetnya, wahana tersebut sudah sampai di orbit Mars di tahun dimana Uni Emirat Arab merayakan 50 tahun berdirinya negara itu.
“Uni Emirat Arab ingin mengirim pesan kuat kepada kaum muda Arab. Pesannya, Uni Emirat Arab bisa mencapai Mars kurang dari 50 tahun setelah berdiri,… Anda pasti bisa lebih dari itu, Yang paling menarik dari luar angkasa, standarnya digantung sangat tinggi“, ujar Omran Sharaf, manajer proyek Amal.
Dikendalikan dari Dubai, stasiun cuaca luar angkasa itu akan mengorbit setinggi 22.000 hingga 44.000 kilometer di atas Mars. Misinya meneliti atmosfir bagian atas dan perubahan iklim di planet Merah itu.
Tianwen dari Cina
Cina dengan ambisi dominasi ruang angkasanya akan mengirim orbiter dan wahana peneliti rover permukaan Mars yang diberi nama Tianwen-1 yang berarti “pertanyaan bagi surga“ dalam bahasa Mandarin. Wahana ini akan diluncuran dari stasiun ruang angkasa pulau Hainan di selatan Cina.
Setelah misi pertama bersama Rusia tahun 2011 lalu gagal, Beijing memutuskan melakukan misinya sendiri. “Tujuannya sama dengan misi negara lainnya. Yakni mengembangkan kapabilitas untuk meneliti alam semesta, berinvestasi pada sumber daya masa depan dan tentu saja menciptakan pengaruh politik global dan gengsi nasional,“ ujar Chen Lan, analis independen di GoTaikonauts.com kepada kantor berita AFP.
Program luar angkasa Cina itu dikendalikan oleh militer, dan hanya sedikit merilis informasi terkait misinya. Bocoran dari para blogger antariksa Cina menyebut, robot penjelajah Mars atau rover beratnya 200 kilogram, punya enam roda dan empat panel surya.
Sun Zezhou, pimpinan para insinyur rover Tianwen-1 menyebutkan, robot akan menjelajah permukaan Mars selama tiga bulan dan melakukan analisis tanah serta atmosfer Mars. Selain itu, akan membuat foto, peta, serta menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu di planet merah itu.
as/rap (AP, AFP)
30 Menit Menuju Planet Mars
Perjalanan luar angkasa lazimnya perlu waktu puluhan tahun. Solusinya ada pada sistem penggerak laser yang mampu membawa manusia ke Mars dalam sekejap atau melontarkan wahana nirawak menjelajahi ruang antar bintang
Foto: picture-alliance/AP Photo/Inspiration Mars
Layar Terkembang
Jarak selama ini menjadi hambatan terbesar eksplorasi alam semesta. Sebab itu peneliti di University of California serius mengembangkan sistem penggerak berbasis laser yang mampu membawa manusia ke Mars dalam waktu 30 hari dan wahana nirawak bahkan dalam 30 menit. Rahasianya sederhana, yakni sebuah layar dan laser berenergi tinggi
Foto: Q. Zhang
Layang-Layang Jagat Raya
Partikel photon yang membentuk laser membawa momentum yang jika ditembakkan berulang-ulang akan mampu menggerakkan layar mendekati seperempat kecepatan cahaya. Wahana berbobot ringan misalnya bisa berakselerasi hingga 75.000 kilometer per detik. Sebagai perbandingan, wahana tercepat yang pernah dibuat manusia, New Horzions, bergerak dengan kecepatan 16 kilometer per detik.
Foto: NASA
Membidik Planet Merah
Kemungkinan planet Mars bakal menjadi ujian pertama buat sistem penggerak laser. Dengan teknologi yang ada saat ini, wahana berawak membutuhkan waktu hingga enam bulan buat menyambangi planet merah tersebut. Mars diyakini bakal menjadi batu loncatan manusia untuk keluar dari sistem tata surya dan berkelana ke ruang antar bintang
Foto: picture-alliance/dpa
Mimpi Tentang Alpha Centaury
Karena membutuhkan jarak buat mencapai kecepatan tinggi, sistem penggerak laser paling cocok digunakan buat menjelajah ruang antar bintang. Wahana berbobot ringan misalnya cuma membutuhkan waktu 20 tahun buat mencapai sistem bintang terdekat, Alpha Centaury. Jika dibandingkan dengan teknologi roket yang ada saat ini, perjalanan itu akan membutuhkan waktu 165.000 tahun.
Foto: Keck Institute for Space Studies
Jauh Panggang dari Api
Ilmuwan di University of California bahkan meyakini sistem penggerak racikannya akan mampu membawa wahana nirawak mengeksplorasi semua obyek langit yang berada dalam radius 25 tahun cahaya dari sistem tata surya tanpa melebihi usia manusia. Namun begitu ambisi ilmuwan tersebut masih jauh panggang dari api.
Foto: NASA/Goddard/Adler/U. Chicago/Wesleyan
Boros Energi
Kelemahan terbesar sistem yang diracik University of California ini adalah jumlah energi yang dibutuhkan buat memproduksi laser. Untuk membawa wahana berbobot super ringan saja perlu produksi energi setara kapasitas 70 pembangkit listrik tenaga nuklir. Selain itu sistem penembak laser yang mengorbit Bumi itu harus dikalibrasi secara terus menerus untuk tetap akurat dan tidak melenceng dari wahana
Foto: Philip Lubin/University of California
Melaju Tanpa Henti
Masalah lain yang belum mampu dijawab ilmuwan adalah mengerem laju wahana. Tanpa sistem penggerak tambahan yang bisa digunakan untuk mengurangi kecepatan, wahana buatan manusia cuma akan bisa melakoni misi terbang lintas tanpa bisa mengorbit obyek langit yang ingin diteliti. Sebaliknya melengkapi wahana dengan roket tambahan akan menggandakan bobotnya.