Nigeria memperingati tiga tahun penculikan lebih dari 200 siswi di sebuah kota terpencil di timur laut negara tersebut, Chibok.
Iklan
Pada malam 14 April 2014, gerilyawan Boko Haram menyapu Chibok di negara bagian Borno. Mereka menculik 276 anak perempuan, kebanyakan berusia antara 16 dan 18, dari sekolah menengah mereka. Sekitar 50 anak perempuan berhasil melarikan diri.
Selama lebih dari dua tahun tidak ada tanda-tanda nasib gadis-gadis itu. Penculikan tersebut memicu kemarahan global dan kampanye internasional yang didukung selebriti, dengan tagar #bringbackourgirls.
Namun penemuan salah satu dari mereka yang muncul dengan seorang bayi pada Mei tahun lalu memicu harapan untuk memperjuangkan keselamatan para siswi itu. Apalagi setelah 21 siswi dibebaskan pada bulan Oktober 2016 dalam sebuah kesepakatan yang ditengahi oleh Swiss dan Palang Merah Internasional.
Selebriti Dukung #bringbackourgirls
Penculikan anak-anak perempuan Nigeria oleh kelompok Islamis Boko Haram disorot tajam dunia. Sekarang kampanye #bringbackourgirls menyebar luas lewat media sosial. DW mengangkat beberapa selebriti yang aktif.
Foto: Reuters
Malala Yousafzai
Aktivis muda Pakistan ini ditembak Taliban karena bersekolah, dan mempromosikan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Malala juga ikut kampanye ini, dan menyatakan lewat media Amerika CNN, bahwa anak-anak yang diculik adalah "saudara perempuannya". Nama Boko Haram berarti: pendidikan barat adalah dosa.
Foto: Screenshot Twitter
Michelle Obama
Kedua anak Presiden AS, Barack Obama berusia hampir sama dengan anak-anak perempuan yang diculik Boko Haram. Istri Barack Obama menyebar foto ini lewat Twitter bersama kata-kata: "Doa kami menyertai para anak perempuan Nigeria dan keluarga mereka. Ini waktunya untuk #bringbackourgirls (kembalikan anak-anak kami)."
Foto: Twitter
Hillary Clinton
Mantan Menteri Luar Negeri AS memulai karirnya dengan bekerja pada organisasi Children Defense Fund, dan artikel ilmiahnya tentang anak-anak di bawah perlindungan hukum, sangat dihargai. Hillary Clinton menyebut penculikan anak-anak perempuan di Nigeria sebagai "tindakan terorisme."
Foto: Screenshot Twitter
Anne Hathaway
Bintang film pemenang Oscar 2014, Anne Hathaway sudah aktif sejak beberapa waktu lalu dalam pengumpulan dana bagi anak-anak dan untuk hak asasi manusia. Ia dan suaminya, Adam Schulman ikut dalam sebuah aksi untuk mendukung kampanye #bringbackourgirls.
Foto: Screenshot Facebook
Angelina Jolie
Artis film Angelina Jolie, bersama delegasi khusus PBB juga mendukung kampanye. "Saya muak mendengar peristiwa itu," demikian dikatakan Jolie tentang penculikan oleh Boko Haram. "Dan jika dipikirkan bahwa anak-anak itu berada entah di mana, takut dan disiksa, dan dijual… ini membuat berang, dan tidak bisa dimengerti, bahwa orang bisa melakukan hal itu," dikatakan Jolie.
Foto: Reuters
5 foto1 | 5
Pemerintah dan militer Nigeria telah menghadapi kritik keras atas penanganan insiden tersebut. Mantan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, dihujani dikritik dan kalah dalam pemilu tahun 2015.
Pengganti Jonathan, Presiden Muhammadu Buhari memerintahkan penyelidikan baru terhadap penculikan tersebut pada bulan Januari 2016. Buhari mengatakan bahwa dia berkomitmen untuk memastikan gadis-gadis Chibok dipertemukan kembali dengan keluarga mereka.
Sekitar 2.000 anak perempuan dan anak laki-laki telah diculik oleh Boko Haram sejak awal 2014, demikian menurut Amnesty International, yang mengatakan bahwa mereka digunakan sebagai juru masak, budak seks, milisi dan bahkan pelaku bom bunuh diri.
Kelompok militan Boko Haram menuntut penerapan Syariah Islam di seluruh Nigeria. Namun sebuah serangan regional terhadap mereka tahun lalu yang berhasil mengusir gerilyawan dari sebagian besar benteng tradisional mereka, telah melumpuhkan mimpi kelompok teror tersebut.
ap/yf(rtrtv)
Perang Boko Haram Terhadap Perempuan
Boko Haram sebuah kelompok militan Islam tak banyak diketahui struktur, taktik dan ideologinya yang kompleks serta tak jelas. Tapi beberapa hal berhasil diungkap dari sandera yang berhasil lari.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Alamba
Penculikan
Boko Haram merajalela di Timur Laut Nigeria tahun 2014 dan 2015. Mereka membunuh dan menculik pria, wanita dan anak-anak. Kelompok HAM perkirakan lebih dari 2.000 perempuan dan anak perempuan diculik. Sekolah di Chibok dapat peringatan Boko Haram akan datang, tapi dilalaikan. Dari kelompok murid yang diculik sekitar 50 berhasil melarikan diri. Sebagian nekat loncat dari truk yang membawa mereka.
Foto: Getty Images/AFP/P.U. Ekpei
Indoktrinasi
Seorang perempuan yang berhasil lari dari Boko Haram ceritakan, kelompok itu latih sandera untuk jadi pelaku bom bunuh diri. Latihan antara lain mencakup "pengajaran" Al Quran serta melaksanakan serangan dan pemenggalan. Perempuan yang diculik diberi nama baru, dipaksa jadi istri anggota Boko Haram dan pindah ke agama Islam.
Foto: picture alliance/AP Photo
Dipaksa Membunuh
Seorang perempuan bercerita Boko Haram mengirimnya dalam misi bunuh diri ke kamp penampungan tempat keluarganya tinggal. Ia dipaksa, karena tidak bersedia menerima suami ke tiga. "Jika sudah bosan dengan seseorang, pasti ia dijadikan pelaku bom bunuh diri." Ia berhasil lari, tapi terlambat peringatkan orang tuanya, karena dua perempuan lain sudah bunuh diri dan menarik 58 orang lain ke dalam maut.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Ola
Disingkirkan Masyarakat
Mereka yang berhasil lari tidak bisa pulang, karena kampung halaman dibabat habis oleh Boko Haram. Mereka juga hadapi stigmatisasi masyarakat, dan disebut "istri Boko Haram.” Tingkat kecurigaan terhadap mereka juga tinggi, akibat semakin banyaknya perempuan dan anak-anak yang jadi pelaku serangan bunuh diri.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Palitza
Tidak Bersedia Menyerah
Dua tahun setelah penculikan masal Chibok, pemberitaan di media sudah berkurang. Tapi warga Nigeria bentuk gerakan #Bring Back Our Girls dan tetap lancarkan protes tiap hari jam 5 petang di ibukota Abuja. Di Nigeria timur laut warga bentuk kelompok Civilian Joint Task Force dengan sokongan pemerintah untuk jaga komunitas dari serangan. 50 perempuan jadi anggotanya. Foto: demonstrasi di Lagos.