1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialAsia

Tiga Tewas Akibat Bentrokan Antara Kaum Muslim dan Polisi

12 Agustus 2020

Setidaknya tiga demonstran tewas di Bangalore, India, usai bentrok dengan aparat keamanan seputar unggahan di media sosial yang dinilai menghina Nabi Muhammad. Kerusuhan itu memicu hujan kecaman kaum Hindu-Nasionalis.

Ilustrasi polisi anti huru-hara di India
Ilustrasi polisi anti huru-hara di IndiaFoto: Reuters/A. Abidi

Aksi demonstrasi dipicu sebuah unggahan di media sosial yang dinilai menghina Nabi Muhammad. Akibatnya ribuan demonstran turun ke jalan dan terlibat adu kekerasan dengan aparat keamanan.  

Setidaknya 60 polisi mengalami luka-luka ketika massa menyerang kantor polisi di Bangalore, India. Demonstran juga membakar kendaraan dan kediaman seorang anggota parlemen karena dituduh ikut melindungi sepupunya yang menjadi tersangka pembuat unggahan di Facebook.  

Stasiun televisi lokal menampilkan gambar di mana demonstran berusaha memaksa masuk ke kantor polisi dan berkumpul di depan rumah politisi tersebut. 

Ketika situasi kian tak terkendali, polisi melepaskan tembakan peluru tajam dan gas air mata ke arah demonstran. Tiga orang dikabarkan mengalami luka kritis, sementara seorang reporter mengalami cedera ringan, kata kepolisian. 

Laporan media menyebutkan dua korban tewas dengan luka tembakan di tubuhnya. 

“Meski para tetua di komunitas ini berusaha menenangkan massa, para demonstran tetap membakar kendaraan dan menyerang kantor polisi,” kata Komisaris Polisi Kamal Pant.  

Situasi darurat di Bangalore

“Para aparat di lapangan tersudutkan dan tidak punya jalan keluar. Mereka akhirnya mulai melepaskan tembakan. Tiga orang meninggal dunia,” imbuhnya. 

Kepolisian mengumumkan sudah mengamankan tersangka pelaku penghina Nabi Muhammad, bersama setidaknya 110 orang demonstran atas dugaan provokasi kerusuhan dan pembakaran. Situasi keamanan saat ini dilaporkan sudah berangsur pulih.  

Sejak Rabu (12/8) pemerintah kota menetapkan larangan berkumpul di sejumlah kawasan. Sebanyak 10.000 aparat keamanan diterjunkan untuk mengosongkan wilayah rawan demonstrasi.  

Pant mengatakan unggahan yang diyakini menghina Nabi Muhammad saat ini sudah dihapus. Facebook sendiri menolak berkomentar.  

“Apa yang ditulis tentang Nabi adalah hasil kerja orang yang sakit dengan niat menyulut kekerasan,” kata anggota Partai Kongres Nasional India (INC), Dinesh Gundu Rao, lewat akun Twitternya. Menurutnya unggahan bernada merendahkan “tentang siapapun, terlebih jika didukung oleh masyarakat, harus ditindak dengan tegas.” 

Ketegangan antarumat kembali mencuat

Tersangka yang bernama Naveen merupakan sepupu politisi INC lain. Dalam sebuah pesan video, R. Akhanda Srinivasa Murthy, meminta massa agar menenangkan diri. “Kita semua adalah saudara. Tindak kriminal apapun yang sudah dilakukan, biarkan hukum yang mengganjarnya,” kata dia. 

"Saya memohon kepada saudara kami yang muslim agar merawat perdamaian.” 

Bangalore dikenal sebagai pusat industri digital dan komputer di India. Di sana kaum muslim berjumlah sekitar 1,1 juta orang atau mewakili 14% dari total populasi kota.  

Kabar kerusuhan di Bangalore memicu gelombang kecaman dari kaum Hindu-Nasionalis India. Sebuah video yang menampilkan kaum muslim berusaha melindungi sebuah kuil Hindu di Bangalore misalnya ditanggapi secara sinis, dan dianggap hanya untuk mengalihkan perhatian dari kerusuhan. 

Ketegangan antarumat di India belakangan meningkat, terutama sejak Partai Bharatiya Janata dan Narendra Modi berkuasa. Keduanya mewakili ideologi Hindutva yang mengimpikan sebuah negara Hindu di India. 

Hubungan antara mayoritas Hindu dan kaum muslim semakin terbebani oleh kebijakan pemerintah mengucilkan muslim dari jalur cepat mencari suaka. Jutaan warga muslim juga terancam diusir lantaran gagal membuktikan diri sebagai warga negara dalam Daftar Kewarganegaraan Nasional. 
 
rzn/vlz (afp,rtr)
 
 
 
 
 
 


 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait