Tim Bantuan Berdatangan di Kawasan Gempa
24 Oktober 2011Sampai Senin siang (24/10) tercatat sekitar 240 korban tewas dalam gempa bumi di kawasan timur Turki. Alat-alat berat mulai dikerahkan untuk membantu evakuasi korban dari reruntuhan. Menurut keterangan pemerintag, di provinsi Van ada sekitar 970 bangunan yang hancur. Regu penolong dan tim dokter dikerahkan ke kawasan bencana dari seluruh penjutu Turki.
Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke kawasan gempa dan menerangkan, kerusakan terberat terjadi di kota Ercis. Ia berjanji akan mengerahkan tentara untuk membantu pekerjaan tim penolong. Menurut pemerintah Turki, saat ini sudah lebih dari 1200 relawan yang dikirim ke kawasan gempa. Di kota Ercis sudah didirikan dua rumah sakit darurat.
Wilayah rawan gempa
Dengan bantuan sekop dan tangan, para warga berupaya menyelamatkan korban. Tim penanggulangan krisis pemerintah Turki menerangkan, sekitar 500 dokter darurat dan tim penyelamat diterbangkan dari seluruh pelosok Turki ke provinsi Van. Televisi Turki menayangkan video yang memperlihatkan orang-orang yang kepanikan dan berlarian di jalan-jalan. Sedangkan sejumlah video keamanan menunjukkan bangunan-bangunan kantor yang mebelnya tumpang tindih akibat guncangan. Juga tercatat gempa susulan, sementara suhu udara menjelang malam hari semakin menurun dan diprediksi akan melewati titik beku.
Turki memang berulang-ulang terkena gempa bumi hebat. Tahun 1976 sebuah gempa bumi hebat yang melanda provisinsi Van menewaskan hampir 4.000 orang. 92 persen lahan Turki berada pada wilayah gempa. Sekitar 95 persen orang Turki hidup di atas permukaan yang tidak stabil, juga sekitar 98 persen fasilitas industri, bendungan-bendungan terpenting negeri itu dan pembangkit-pembangkit tenaga listrik.
Guncangan juga terasa di Armenia
Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengatakan di Berlin, Minggu (23/10) bahwa Jerman berdiri membantu Turki pada saat-saat yang menyedihkan ini. Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban yang tewas dan korban lainnya.
Gempa bumi tersebut juga dapat dirasakan di negara tetangga, Armenia. Di ibukota Eriwan, warga berlarian keluar rumah setelah terjadi guncangan-guncangan. Desember 1988, sekitar 20.000 orang tewas dalam gempa bumi dengan kekuatan 6, 8 yang terjadi di Armenia utara.
Christa Saloh/dpa/rtre
Editor: Edith Koesoemawiria