Tim Manor Turunkan Pembalap Jerman dan Indonesia di Arena F1
18 Februari 2016
Siapa yang akan menjadi pembalap utama di tim F1 Rio Haryanto? Kubu Manor menjatuhkan pilihan pada Pascal Wehrlein, bintang baru di arena balap Jerman, yang sudah lama dikontrak Mercedes.
Iklan
Pascal Wehrlein, 21 tahun, adalah bintang baru di arena balap mobil Jerman yang karirnya sedang menanjak. Wehrlein akan menjadi pembalap ke-4 asal Jerman, yang bertarung di Formula-1, ajang balap mobil paling bergengsi di dunia.
Juara balap mobil Deutsche Tourenwagen Masters (DTM) ini sudah lama duduk di belakang kokpit F1 untuk kubu Mercedes, yang tahun ini masih akan menurunkan juara dunia Lewis Hamilton dan Nico Rosberg. Dialah yang menguji coba mobil-mobil balap Mercedes, sebelum digunakan kedua pembalap di arena F1.
Kubu Manor dari Inggris memang akan menggunakan mesin Mercedes. Karena itu, pemilihan pembalap utamanya sedikit banyak juga dipengaruhi oleh Tim Jerman itu. Mercedes tahun depan akan mengijinkan Manor memakai terowongan angin untuk mengujicoba aerodinamika konstruiksi mobilnya.
"Saya sangat senang mendapat kesempatan ini," kata Wehrlein dalam konferensi pers minggu lalu. "Bagi saya, Manor adalah tim yang sangat bagus untuk belajar dan berkembang sebagai pembalap F1."
Kontrak Wehrlein di Manor berlaku satu tahun. Dia juga tetap akan menjadi bagian dari Tim Mercedes, yang tetap menjagokan juara dunia Lewis Hamilton. Yang pasti, masa depan Pascal Wehlein di F1 cukup mulus dan terjamin.
Salah satu pendukung Wehrlein yang paling berjasa adalah bos tim sport balap mobil Mercedes AMG, Toto Wolff. "Toto adalah pendukung besar saya, sejak saya di DTM dia selalu membantu dan mendorong saya," kata Wehrlein. Wolff juga yang ikut melakukan negoisasi dengan Manor.
Wehrlein tidak mengatakan dia mendapat bayaran berapa dari Tim Manor. Tapi media menyebutkan, Manor mencari dana sampai 18 juta Euro dari sponsor-sponsornya.
Pascal Wehrlein akan menjadi pembalap asal Jerman ke-4 yang bertarung di F1, setelah Sebastian Vettel, Nico Rosberg dan Nico Hulkenberg.
Lalu, apa kata Wehrlein tentang partnernya Rio Haryanto?
"Saya tentu berharap, kami mendapat pengemudi yang baik, dan kami bisa saling bersaing " katanya.
Pascal Wehrlein pernah mengalami musibah ketika menjadi pengemudi ketiga di kokpit Mercedes. Perusahaan itu tahun 2014 menjadi sponsor Tim Nasional Sepakbola Jerman di ajang Piala Dunia di Brazil. Ketika sedang syuting untuk iklan dekat kamp pelatihan Timnas Jerman, Wehrlein mengalami kecelakaan dan menabrak seorang pejalan kaki asal Jerman.
Pembalap Terbaik dalam Sejarah Formula 1
Sebastian Vettel masuk dalam daftar pembalap-pembalap terbaik dalam sejarah Formula 1. Senna, Schumacher, Fangio dan lauda adalah sederet nama yang menghiasi galeri Hall of Fame Formula 1.
Foto: Reuters
Juara dunia termuda
Dengan usia 23 tahun dan 134 hari, Sebastian Vettel adalah juara dunia termuda sepanjang sejarah. Sejak 2010 pria kelahiran Heppenheim, Jerman, itu mendominasi ajang balap mobil terbesar sejagad. Vettel sudah 30 kali berdiri di puncak podium selama karirnya yang singkat.
Foto: Reuters
Pewaris Schumacher
Kerusakan mesin musim ini adalah hal langka buat Vettel. Jika tidak ada aral melintang, pembalap yang kini berusia 26 tahun itu bisa dipastikan akan kembali mencium cincin juara dunia untuk yang ke-empat kalinya. Menurut jajak pendapat di Jerman, Vettel bahkan lebih disukai ketimbang pendahulunya, juara dunia tujuh kali Michael Schumacher.
Foto: Getty Images
Manusia rekor
Kendati gagal menghiasi kepulangannya ke Formula 1 dengan gelar juara, Michael Schumacher masih memegang lusinan rekor-rekor terpenting: Tujuh kali juara dunia, 91 kali juara pertama, 155 kali berdiri di podium. Selama bertahun-tahun Schumi mendikte persaingan di Formula 1. Sebelum Vettel, kedigdayaan Schumacher lah yang membuat ajang balap ini terkesan membosankan.
Foto: picture-alliance/dpa
Cuaca Schumi
Schumacher (kiri) sampai saat ini masih dianggap pembalap hujan terbaik sepanjang sejarah. Di atas lintasan yang licin ia justru terlihat semakin giat melibas para pesaingnya. Kemampuan uniknya itu pernah dirasakan oleh Damon Hill (kanan) pada musim balap 2014. Pada tahun itulah Schumacher merebut gelar juara dunia pertama dalam karirnya.
Foto: Getty Images
Juara dunia di atas panah perak
Apa yang gagal dilakukan Schumacher dengan kepulangannya kembali pasca pensiun, justru menjadi salah satu keberhasilan terbesar Juan Manuel Fangio. Pada dekade 1950-an, pembalap Argentina itu menjadi juara dunia dua kali bersama kendaraan besutannya, Mercedes-Silberpfeil alias panah perak. Secara keseluruhan Fangio mencatat lima gelar juara dunia, antara 1954 dan '57 empat kali berturut-turut.
Foto: picture-alliance/dpa
Brabham dan Brabham
Pembalap Australia, Sir Jack Brabham mampu mencatat tiga gelar juara dunia. Pria yang pendengarannya terganggu lantaran suara mesin itu memiliki kisah unik, 1966 ia menjadi juara dunia dengan kendaraan buatannya sendiri. Catatan tersebut hingga saat ini dan mungkin tidak akan pernah tersaingi oleh pembalap manapun.
Foto: picture-alliance/ASA
Berakhir setelah 99 Grand Prix
Tiga gelar juara dunia juga diraih oleh Sir John Young Stewart yang lazim dipanggil Jackie. Pembalap Inggris itu pensiun tahun 1973 sebagai juara bertahan. Jackie Stewart batal membalap pada Grand Prix USA yang seharusnya menjadi balapan ke-100 buatnya, menyusul kematian rekan setimnya François Cevert yang tewas pada sesi latihan di Watkins Glen.
Foto: picture-alliance/ASA
Terbakar di neraka hijau
Salah satu figur terbesar dalam sejarah Formula 1 adalah Niki Lauda yang meraih gelar pertamanya tahun 1975. Setahun kemudian Lauda mengalami kecelakan fatal di sirkuit Nürburgring yang membuat kendaraannya terbakar. Lauda mengalami luka bakar di wajah. Asap beracun merusak paru-parunya. Lauda yang tampil dominan, terpaksa menyerahkan gelar juara dunia ke pesaing terdekatnya, James Hunt.
Foto: picture-alliance/ASA
Empat untuk Prost
Lauda (kiri) kembali dan menjuarai Formula 1 tahun 1977. 1984 ia mencatat gelar ketiga usai mengalahkan pesaing sekaligus rekan setimnya, Alain Prost (kanan). Usai kegagalan tersebut, pembalap Perancis itu kemudian mampu mendominasi Formula 1 dan mengukir empat kali juara dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Sang provokator
Nelson Piquet bukan pembalap yang disukai di antara rekan-rekan sejawatnya. Pembalap Brazil itu sering melontarkan komentar nakal soal pembalap lain di depan publik. Tapi di atas sirkuir, Piquet termasuk pembalap terbaik dekade 1980-an. Tiga gelar juara dunia adalah buktinya.
Foto: AP
Tercepat sepanjang masa
Kiprah Piquet sebagai pahlawan Formula 1 Brazil diikuti oleh Ayrton Senna (kiri). Dalam waktu empat tahun Senna menjuarai empat musim Formula 1. Hingga saat ini Senna masih dianggap salah satu pembalap terbaik oleh Schumacher, Mikka Häkkinen, Fernando Alonso dan Jacques Villeneuve. Menurut ke-empat pembalap tersebut, kemampuannya membaca tikungan tidak tertandingi sampai saat ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Akhir yang tragis
Tidak ada yang menyangka karir Senna akan berakhir tragis. Tiga kali juara dunia itu berusia 34 tahun saat kecelakaan di sirkuit Imola pada Grand Prix San Marino merengut nyawanya.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
20 Maret mendatang, pada pembukaan musim baru balap mobil F1 di Grand Prix Australia di Melbourne, Pacal Wehrlein dan Rio Haryanto akan mengawali debutnya di ajang tersohor sekaligus penuh glamour itu.