Perempuan muslim melaporkan hijabnya dirampas oleh orang tak dikenal dan anak-anak TK meneriakkan yel-yel rasialis. Tindak kebencian meningkat drastis setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu kepresidenan.
Iklan
Berbagai tindak kebencian terhadap minoritas melanda Amerika Serikat setelah kemenangan kandidat Republik, Donald Trump, dalam pemilu kepresidenan. Polisi kini menyelidiki serangan rasial terhadap kaum muslim, etnis Hispanik, Afro-Amerika dan kaum LGBT.
Salah satu insiden yang sedang ditangani kepolisian adalah dugaan perampokan terhadap seorang mahasiswi muslim di San Diego State University. Korban mengklaim dirinya didatangi dua pria kaukasia yang "melontarkan komentar tentang Presiden terpilih Donald Trump dan komunitas muslim." Kedua tersangka lalu merampas tas korban dan mencuri kendaraannya.
"Komentar yang diucapakan kepada mahasiswi mengindikasikan ia diserang lantaran agamanya, termasuk pakaian tradisional dan hijab yang ia kenakan," tulis kepolisian San Diego dalam berita acara pidana. Menurut Asosiasi Mahasiswa Muslim San Diego, korban merupakan perempuan muslim berkulit gelap yang sedang mempersiapkan demonstrasi anti Islamofobia.
Tindak kebencian tidak cuma terjadi di kampus, tetapi juga di jalanan dan ruang-ruang kelas siswa sekolah dasar. Pesan di Twitter dan Facebok antara lain menampilkan mahasiswa kulit putih yang mengenakan topeng hitam dilatari bendera Konfederasi buat merayakan kemenangan Trump.
Murid taman kanak-kanak bahkan dilaporkan meneriakkan yel-yel rasial terhadap murid kulit hitam seperti "buruh kapas" yang merujuk pada praktik perbudakan di AS.
Mark Potok, peneliti senior pada lembaga advokasi Southern Poverty Law Centre yang memonitoring delik kriminal berdasarkan kebencian, mengatakan, ia mencatat meningkatnya serangan terhadap perempuan muslim dan maraknya grafiti rasialis. Selain itu telepon darurat pencegahan tindak bunuh diri juga mencatat peningkatan tajam jumlah aduan.
"Saya kira ini adalah hasil jelas dari kemenangan Trump," kata Potok kepada harian Inggris, Guardian. "Donald Trump telah membuka kotak Pandora."
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
Foto: picture-alliance/dpa
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari sekian banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
Foto: imago/ZUMA Press
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasilan jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
Foto: Getty Images/D. Angerer
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
Foto: picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Photo/
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
Foto: Getty Images/AFP/Swerzey
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Tiffany.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Minchillo
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Lemm
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha ambisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
Foto: Getty Images/AFP/M. Schwalm
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
Foto: Getty Images/B. Pugliano
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama sekali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.