Data terbaru mengungkap jumlah rumah tangga satu orang di Jerman meningkat paling pesat di kalangan generasi muda dan lansia. Hal ini disertai kekhawatiran akan meningkatnya rasa kesepian. Bagaimana dengan Indonesia?
Rumah tangga satu orang meningkat pesat di kalangan anak muda dan lansia JermanFoto: Zoonar/Imago
Iklan
Sebanyak 17 juta orang di Jerman, atau sekitar 20,6% dari total populasi, kini tinggal sendirian di rumah mereka, menurut data terbaru dari Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).
Jumlah orang yang hidup sendiri meningkat secara signifikan dalam dua dekade terakhir. Dua puluh tahun lalu, angkanya hanya 17,1% atau sekitar 14 juta orang.
Lansia dan anak muda mendominasi
Data menunjukkan bahwa kelompok usia lanjut adalah yang paling mungkin hidup sendiri: 34% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun tinggal sendiri, dan angkanya melonjak menjadi 56% untuk mereka yang berusia 85 tahun ke atas. Namun,tren ini juga menonjol di kalangan anak muda. Sebanyak 28% orang berusia 25 hingga 34 tahun tinggal sendiri, jauh di atas rata-rata nasional.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Secara keseluruhan, perempuan lebih sering tinggal sendiri dibanding laki-laki, yaitu 21,2% berbanding 20%.
Warga Dunia Bertambah Tua
Jumlah warga dunia yang berusia lebih dari 65 tahun akan meningkat menjadi 15,6% hingga 2050. Dengan demikian, menurut perkiraan PBB, jumlahnya akan berlipat ganda.
Foto: Munir Uz Zaman/AFP/GettyImages
Semakin tua
Di seluruh dunia, orang tambah berusia tua. Jumlah warga yang berusia lebih dari 65 tahun, baru 7,7% di tahun 2010. Hingga 2050 jumlah itu akan berlipat ganda menjadi 15,6%, begitu perkiraan PBB. Penyebab perkembangan ini adalah kurangnya jumlah kelahiran dan semakin lamanya orang hidup. Terutama di negara-negara berkembang nantinya akan semakin banyak warga lanjut usia.
Foto: picture-alliance/dpa
Jatuh cinta setelah pensiun
100 tahun lalu, berusia lebih dari 75 tahun menjadi pengecualian. Orang seumur itu dulu dianggap uzur. Jaman sekarang, pensiunan masih kuat dan kerap sangat sehat serta menikmati hidup sepenuhnya. Di Jerman orang berusia 100 tahun lebih banyak lima kali lipat dibanding 30 tahun lalu.
Foto: Fotolia/Gina Sanders
Fit lebih lama
Kebugaran tubuh orang berusia lanjut juga berkaitan dengan kemajuan dunia kedokteran serta kesejahteraan yang makin tinggi. Ini juga terlihat di negara berkembang. Sebagian besar warga berusia lanjut akan hidup di sana.
Foto: Patrizia Tilly/Fotolia
Perempuan ingin anak lebih sedikit
Di tahun-tahun mendatang tren juga akan tetap berlanjut. Keluarga muda ingin anak lebih sedikit. Antara lain karena, jaman sekarang perempuan lebih menganggap penting kebebasan secara finansial, dan memiliki anak sulit dipadukan dengan memiliki pekerjaan.
Foto: Fotolia/Fotowerk
Anak perempuan ingin bersekolah
Alasan lain mengapa perempuan mempunyai anak lebih sedikit: mereka mengharapkan hidup lebih baik bagi anak mereka. Terutama di negara-negara miskin, para ibu lebih suka mengirim anak perempuannya untuk bersekolah, dan tidak menyuruh mereka mengasuh adik-adiknya.
Foto: DW/H. Hashemi
Sistem pensiun buruk
Di negara-negara berkembang, sistem pensiun dan sosial kerap tidak ada. Tetapi jumlah kelahiran yang dulunya tinggi mengakibatkan di masa depan warga lansia akan sangat banyak. Jadi harus ada struktur yang mempermudah hidup para pensiunan.
Foto: Issouf Sanogo/AFP/GettyImages
Bukan hanya perawatan yang penting
Bahkan di negara kaya seperti Jerman, perawatan yang baik tidak cukup. Memang jumlah rumah perawatan warga lansia banyak, tapi harganya mahal. Semakin banyak warga berusia lanjut juga terancam kemiskinan, karena uang pensiun semakin sedikit.
Foto: Fotolia/Kzenon
Bahaya kemiskinan di masa tua
Di daerah-daerah miskin di dunia ini, sekarang saja terutama perempuan tua dipaksa untuk mengemis agar bisa punya uang cukup. Banyak orang hanya bekerja di lahan pertanian, dan tidak punya uang pensiun sama sekali. Pekerjaan fisik yang berat sering tidak dapat diberikan lagi kepada mereka. Tidak adanya harapan untuk masa depan terus bertambah sejalan dengan berubahnya piramida penduduk.
Foto: picture-alliance/Lehtikuva/Hehkuva
Perlawanan warga tua
Di seluruh dunia saat ini warga berusia lanjut sudah menuntut uang pensiun yang sesuai. Misalnya di Nikaragua, mereka menuntut pensiun minimal 90 Dolar per bulan.
Foto: REUTERS
Bekerja hingga lanjut usia
PBB menuntut, agar negara-negara di dunia mulai menciptakan lapangan kerja berguna bagi warga berusia lanjut. Pengertian kondisi "pensiun" harus berubah. Saat ini saja banyak warga lanjut usia yang berhasil menjadi pengusaha kecil.
Foto: Munir Uz Zaman/AFP/GettyImages
10 foto1 | 10
Jerman di atas rata-rata Uni Eropa
Dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa yang berada di angka 16,2%, proporsi rumah tangga satu orang di Jerman tergolong tinggi. Negara-negara yang memiliki angka lebih tinggi dari Jerman antara lain Lituania, Finlandia, Denmark, Estonia, dan Swedia. Sementara itu, Slovakia, Irlandia, dan Polandia mencatat angka terendah.
Rumah tangga satu orang saat ini menjadi jenis rumah tangga paling umum di Jerman, menyumbang 41,6%. Menurut proyeksi, angka ini diperkirakan akan melebihi 45% pada tahun 2040.
Iklan
Bagaimana dengan Indonesia?
Di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat lebih dari 2,3 juta lansia (usia 60 tahun ke atas) yang tinggal sendirian, atau setara dengan 7,10% dari total populasi lansia. Fenomena ini menunjukkan adanya tren rumah tangga satu orang di kalangan lansia, meskipun proporsinya jauh lebih rendah dibandingkan Jerman.
Data BPS juga menunjukkan bahwa rumah tangga satu orang di Indonesia lebih umum di daerah perkotaan dibandingkan perdesaan, sejalan dengan definisi BPS tentang rumah tangga biasa, yaitu sekelompok orang (atau satu orang) yang tinggal bersama dan mengelola kebutuhan sehari-hari dari satu dapur.
Belum ada data yang pasti terkait jumlah penduduk di luar lansia yang tinggal sendirian.
Restauran ini Tidak Ragu Pekerjakan Para Oma Berusia 70-80 Tahun
Bagi sebagian orang, bekerja adalah bentuk rasa syukur terhadap Sang Pencipta karena telah diberikan jiwa dan raga yang mampu. Di Restauran Uma Oma, para lansia pun punya kesempatan untuk tetap bergerak lincah.
Foto: C. Andhika/DW
Kerja adalah bentuk rasa syukur
Wasinah (berdiri di kanan), perempuan berusia 80 tahun ini menolak jadi orang tua yang tidak produktif. Sepanjang hidupnya, kerja adalah bentuk syukur kepada Tuhan atas raganya yang masih kuat dan sehat. Baginya, kini, bekerja bukan lagi soal dibayar berapa.
Foto: C. Andhika/DW
Uma Oma Cafe jadi rumah kedua
Uma Oma Café menjadi rumah kedua bagi Oma Wasinah. Tempat dia banyak menghabiskan waktu, tertawa, bertemu banyak orang dan cucu-cucu ‘tak dikenal.’ Memang, tidak semua karyawan Uma Oma berusia lanjut. Sebagian besar masih didominasi oleh pekerja usia produktif mulai dari juru masak, cashier, hingga ke pelayannya.
Foto: C. Andhika/DW
Resep asli dari 'nenek'
Restoran ini punya konsep mirip warteg. Semua makanan yang dijual adalah makanan rumahan dengan resep asli dari ‘nenek’. Mengusung gaya rustic jadul, restoran ini memajang berbagai perabot jadul nan aestetik. Dengan konsep makanan Indonesia dan rumahan, aneka hidangannya jadi favorit semua kalangan, dari anak-anak sampai lansia.
Foto: C. Andhika/DW
Memberdayakan lansia
Banyak negara juga mulai melirik para lansia untuk menjadi karyawan, termasuk di Jepang dan kini Indonesia. Di kafe ini, Wasinah pun dengan lincah dan ramah mengingatkan orang untuk berhati-hati saat menaiki tangga. Dia juga kerap bercengkerama dengan para pelanggan tanpa terbatas usia.
Foto: C. Andhika/DW
Mencegah lansia merasa kesepian
Hari itu, Wasinah (depan, kiri) bertugas bersama Rustianah (kanan) yang bahkan lebih tua darinya. Kedua oma ini bertugas sebagai penyambut tamu, dan menginfokan menu. Di restoran ini, Wasinah dan rekan-rekannya kerap bekerja sambil bersenda gurau. Bukan cuma tamu yang perhatian pada Oma Wasinah, tapi juga karyawan lainnya.
Foto: C. Andhika/DW
Ini Oma Rustianah, usianya 86 tahun
Oma Rustianah bisa dibilang pegawai tertua di tempat ini. Dia berusia 86 tahun namun di terlihat masih sangat segar dan sehat. Dia tidak ragu dan tersenyum manis saat banyak tamu mengajaknya selfie maupun wefie.
Foto: C. Andhika/DW
Pesan hangat dari para 'cucu'
Di lantai dua, berbagai pesan sayang dan semangat untuk para oma pun dituliskan. Para ‘cucu’ oma, bisa menuliskan berbagai pesannya di kertas yang bakal digantung di sebuah sudut di lantai dua restauran ini. (ae)
Foto: C. Andhika/DW
7 foto1 | 7
Risiko kesepian dan kemiskinan
Tinggal sendiri memiliki tantangan tersendiri. Di Jerman, satu dari empat orang (sekitar 25%) yang tinggal sendiri mengaku sering merasa kesepian, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata pada populasi berusia sepuluh tahun ke atas sebesar 16,3%
Di Jerman, sebanyak 28% orang berusia 25 hingga 34 tahun tinggal sendiri, jauh di atas rata-rata nasionalFoto: Dmitrii Marchenko/Zoonar/picture alliance
Kesepian paling banyak dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun dan tinggal sendiri, dengan hampir 36% di antaranya mengaku sering merasa kesepian. Untuk kelompok usia 65 tahun ke atas yang tinggal sendiri, angka ini turun menjadi 17,6%.
Selain itu, mereka yang tinggal sendiri juga lebih rentan terhadap kemiskinan. Pada tahun 2023, sekitar 29% dari individu yang tinggal sendiri dikategorikan berisiko mengalami kemiskinan, hampir dua kali lipat dari rata-rata populasi secara keseluruhan.
Di Indonesia sendiri, riset dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa 34% siswa SMA di Jakarta terindikasi memiliki masalah kesehatan jiwa. Riset menemukan bahwa 20% remaja dengan masalah mental mental mengalami perasaan kesepian. Penyebabnya mencakup konflik dengan teman, kurangnya kedekatan dengan teman sebaya, serta menurunnya interaksi sosial karena penggunaan gawai dan media sosial yang berlebihan.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris