Indonesia akan merevisi aturan investasi asing di beberapa sektor ekonomi, termasuk bidang e-commerce, kesehatan dan industri film.
Iklan
Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak dana asing ke dalam perekonomian Indonesia, yang selama 6 tahun belakangan mengalami kemunduran. Perekonomian domestik mengalami kelesuan, antara lain dampak dari melemahnya perekonomian di Cina, salah satu mitra dagang terpenting.
"Kami serius mempertimbangkan deregulasi di seluruh lapisan, tapi kami fokus pada e-commerce, kesehatan dan industri kreatif," kata Presiden Joko Widodo dalam wawancara dengan kantor berita Reuters di Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Komitmen kami adalah untuk meningkatkan persaingan," katanya.
Presiden Jokowi mengatakan kepada Reuters, dia sangat optimis pertumbuhan ekonomi akan kembali melampaui 5 persen tahun ini, setelah hanya 4,8 persen tahun 2015.
Menteri Perdagangan Thomas Lembong dalam perbincangan terpisah menjelaskan, sektor ritel juga akan dibuka untuk investasi asing.
Presiden Jokowi hari Rabu ini (10/02) melakukan rapat kabinet untuk membahas lagi revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), yang memuat aturan main bagi investasi asing dan sektor mana saja yang boleh dimasuki.
Terakhir kali DNI direvisi tahun 2014 dan dipandang sebagian besar pengamat ekonomi sebagai "kurang ramah" terhadap investor.
Untuk menggerakkan lagi perekonomian domestik yang dilanda gejala kelesuan, pemerintahan Jokowi sudah menggelar beberapa paket stimulus ekonomi dalam beberapa bulan terakhir. Banyak aturan dan jalur birokrasi yang disederhanakan, untuk memperbaiki iklim investasi.
Daftar Negatif Investasi yang baru tadinya akan diumumkan hari ini, tapi batal karena masih ada beberapa hal yang perlu ditinjau lagi.
Revisi DNI dilakukan sebagai penyesuaian dengan langkah implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah dimulai sejak 31 Desember 2015.
Ranking Negara Idaman Investor
Sepuluh negara didaulat sebagai tujuan investasi terbaik sejagad oleh konsultan internasional, A.T. Kearney dan lembaga PBB, UNCTAD. Cina masih berada di urutan teratas, sementara prospek Indonesia melemah.
Foto: PHILIPPE LOPEZ/AFP/Getty Images
10. Jepang
Tidak sedikit perusahaan-perusahaan multinasional yang menggantungkan program riset dan pengembangannya pada Jepang. Selain itu negeri sakura juga dinilai prospektif sebagai pusat logistik regional. Secara umum, posisi Jepang masih kokoh karena geliat pasar di dalam negeri yang dinamis, buruh yang terdidik dan konsumen yang berpikiran maju.
Foto: Fotolia/lassedesignen
9. Inggris
Investor dari zona Euro aktif merambah sektor keuangan yang menjadi tulang punggung perekonomian Inggris. Kendati rencana referendum soal keanggotaan Inggris di Uni Eropa 2017 mendatang, London masih dianggap sebagai pusat keuangan dan pertukaran modal paling menjanjikan di dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
8. Thailand
Thailand sejak lama menikmati kepercayaan tinggi di kalangan investor. Negeri gajah putih itu misalnya beberapa tahun lalu menggeser Cina sebagai negara produksi Toyota terbesar ketiga di dunia. Serupa dengan Malaysia, Thailand mengandalkan sektor otomotif dan elektronik untuk mendulang dana investasi asing.
Foto: imago/McPhoto
7. Mexiko
Murahnya upah buruh dan biaya transportasi, serta afiliasi yang kuat perekonomian Mexiko dengan negeri jiran, AS, membuat investor membanjiri negara di jantung Karibik itu. Kepercayaan terhadap perekonomian Mexiko terutama menguat setelah pemerintah membuka keran bagi investasi asing dalam program privatisasi perusahaan energi pelat merah.
Foto: picture alliance/Arco Images GmbH
6. Jerman
Jerman didaulat sebagai negara dengan sektor manufaktur paling canggih di dunia. Negeri di jantung Eropa ini berhasil menarik investor yang mencari iklim bisnis yang aman, berjangka panjang dan berkelanjutan. Ketika perekonomian lain di Eropa menyusut, Jerman justru tengah menikmati angka pertumbuhan yang signifikan.
Foto: Reuters
5. Brasil
Negeri samba ini bisa membanggakan diri sebagai negara tujuan investasi terbesar untuk pemodal dari negara-negara berkembang dan ambang industri. Ketika arus keluar investasi portfolio menderas, Brasil justru menikmati jenis investasi jangka panjang. Energi dan pertambangan adalah dua sektor yang paling menjanjikan buat investor.
Foto: Fotolia/marchello74
4. Indonesia
Sejatinya investor asing masih menaruh harapan tinggi pada perekonomian Indonesia yang digerakkan oleh konsumsi dan eksplorasi sumber daya alam. Namun kepercayaan anjlok setelah pemerintah menelurkan regulasi yang melarang ekspor mineral mentah. Kebijakan tersebut dikhawatirkan bakal mengotori iklim investasi di tanah air.
Foto: picture-alliance/dpa
3. India
India menyedot 25,5 miliar US Dollar dalam bentuk Investasi Asing Langsung (FDI). Namun kendati masih dipercaya sebagai negara idaman buat perusahaan multinasional, arus modal yang masuk berkurang sebanyak enam miliar US Dollar dibandingkan tahun 2012. Salah satu alasan terbesar adalah langkah pemerintah memperketat regulasi penanaman modal.
Foto: Getty Images
2. Amerika Serikat
Meski memuncaki indeks kepercayaan investasi asing langsung (FDI), posisi Amerika Serikat dalam daftar negara idaman tujuan investasi melorot tipis dibandingkan Cina. Sektor keuangan dan elektronik/komputer adalah alasan terbesar perusahaan asing ramai-ramai berinvestasi di negeri paman sam.
Foto: Reuters
1. Cina
Negeri tirai bambu sejauh ini memuncaki daftar popularitas negara tujuan investasi di dunia. Sebanyak 45 persen dari 150 perusahaan multinasional yang dilibatkan dalam jajak pendapat menyebut Cina sebagai negara idaman. Beberapa sektor yang menjadi primadona adalah telekomunikasi, otomotif dan konstruksi.
Foto: PHILIPPE LOPEZ/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, secara teknis, DNI hampir seluruhnya mengalami perubahan. Dengan adanya perubahan tersebut, diharapkan minat para investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia akan lebih besar lagi.