1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tingkatkan Hasil Pertanian dengan Pupuk Urine

Olaf Müller
17 April 2023

Riset pemanfaatan limbah dari tubuh manusia, marak di banyak negara. Limbah terutama diolah agar memiliki kegunaan ekonomis. Pemicunya, tekanan yang makin kuat untuk menerapkakan ekonomi sirkular.

Deutschland Mähdrescher erntet Gerste
Foto: AVTG/imageBROKER/picture alliance

Cairan emas adalah istilah yang dipakai bagi urine alias air seni manusia yang ditempatkan di sebuah tangki besar. Pasokan dalam jumlah besar ini ditujukan untuk sebuah pertanian gandum di kawasan Perancis yang terkenal karena sektor pertaniannya. 

"Setelah memenuhi tangki dengan urine, kami menggunakan mesin untuk menyemprotkan urine ke seluruh ladang", kata Lucie Baron dari French Chamber of Agriculture, sebuah badan umum yang beranggotakan petani dan warga pedesaan Prancis.

Lucie Baron mengepalai proyek yang bertujuan merevolusi pasar pupuk di Prancis, dengan menggunakan urine yang kaya nitrogen, sebagai alternatif alamiah dari pupuk kimia.    

Pupuk alamiah itu sudah tiba di ladang di Saclay, di pinggiran ibukota Paris. Emmanuel Laureau adalah salah seorang petani lokal pertama yang setuju melakukan percobaan. Awalnya dia skeptis, karena dia khawatir, urine kemungkinan mengandung residu farmasi. Tapi begitu rasa takut itu hilang, ia sangat ingin terlibat.

Pertanian Berkelanjutan dengan Pupuk dari Urin

03:25

This browser does not support the video element.

Lebih baik jika bisa digunakan kembali

"Tentu hebat kalau bisa mengganti pupuk lain dengan urine, yang mengandung nitrogen juga," kata Laureau. Karena kalau tidak digunakan kembali, urine akan mendarat di saluran pembuangan atau menguap begitu saja ke atmosfir. Kalau bisa digunakan untuk memberi makan tanaman kita, mengapa tidak. Begitu pendapat Laureau.

Hasil awal sangat membesarkan hati. Para peneliti memperkirakan, urine dari manusia bisa menggantikan sekitar seperempat pupuk kimia berbasis nitrogen dan fosfor di seluruh dunia. Memang mula-mula perlu dikumpulkan dan sedikit diproses, tapi bahan bakunya tidak terbatas. Sebaliknya, walaupun pupuk sintetis meningkatkan hasil panen, itu juga jadi polutan besar, dan tentu saja, harganya relatif mahal.

Christophe Dion dari French Chamber of Agriculture mengungkap hal lain yang juga penting diketahui . Yaitu, harga pupuk kimia naik tiga kali lipat dalam 18 bulan terakhir. Jadi tentu saja pupuk jenis baru ini, yang berasal dari kawasan perkotaan mendapat minat besar. Di samping yang sudah digunakan, jumlahnya masih kurang, begitu ditekankan Dion.

Sebagian besar urine yang sejauh ini disuplai, berasal dari toilet mobil yang ditempatkan di festival-festival publik. Tentu toilet seperti itu terkenal kotor dan berbau busuk. Tapi alternatif lain juga ada.

Toilet inovatif: hemat air 

Sebuah restoran di Paris kini menggunakan model yang sangat berbeda dari toilet kering biasa yang memisahkan urine dan tinja. Pemilik restoran, Fabien Gandossi mengatakan, unit mekanis terbaru itu sama higienisnya dengan toilet yang menggunakan air.

"Kami mendapat masukan sangat positif. Orang awalnya sedikit terkejut. Tapi saya pikir, dalam keperluan sehari-hari, saya masih melihat perbedaan besar, dibanding dengan sistem tradisional." Juga ada faktor bonusnya, kata Gandossi. "Kami menghemat 22 juta liter air dalam tiga pekan."

Berita bagus dalam masalah kekurangan air yang kini semakin parah. Dan jika semua toilet dibebaskan dari ketergantungan pada sistem penyaluran air, itu bisa ditempatkan di mana saja. 

Mengumpulkan dan menggunakan urine sebagai pupuk bukan revolusi besar, tapi praktek ini sekarang sedang naik daun. Dengan sejumlah studi yang dilaksanakan di negara-negara di seluruh dunia, mulai dari Swedia hingga Afrika Selatan. (ml/as)