Ratusan pengungsi Rohingya yang terombang-ambing selama beberapa hari di tengah laut Aceh, dievakuasi oleh KRI Parang-647 milik TNI AL dari laut lepas ke daratan melalui Pelabuhan Asean, Aceh Utara, Kamis (30/12) malam.
Iklan
TNI Angkatan Laut (AL) mengevakuasi pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di Selat Malaka. Kapal pengungsi Rohingya tersebut ditarik ke wilayah Indonesia.
Berdasarkan keterangan di situs Komando Armada (Koarmada) I, evakuasi dilakukan Kapal Republik Indonesia (KRI) Parang-647 yang merupakan unsur Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmada I, BKO Guskamla Koarmada I.
"Melaksanakan evakuasi terhadap kapal kayu yang membawa pengungsi Rohingya yang terombang ambing di perairan Selat Malaka," demikian keterangan Koarmada seperti dikutip dari situsnya, Jumat (31/12).
Evakuasi dilakukan pada hari Kamis (30/12) kemarin. Kapal pengungsi Rohingya pencari suaka tersebut mengalami kerusakan mesin dan kekurangan bahan makanan.
Pada Rabu (29/12), kapal TNI AL Kal Bireun unsur Lanal Lhokseumawe telah memberikan dukungan bahan makanan kepada para pengungsi yang didominasi perempuan dan anak-anak.
Potret Warga Rohingya Rela Bertaruh Nyawa di Lautan Hingga Terdampar di Aceh
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan kelaparan dan kehausan di atas kapal motor rusak di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Ini bukan kali pertama etnis yang terusir dari Myanmar ini terdampar di perairan Indonesia.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terombang-ambing di lautan
Sebanyak 99 pengungsi Rohingya ditemukan terombang-ambing di atas sebuah kapal di perairan Aceh Utara, Rabu (24/06). Mereka ditemukan oleh nelayan sekitar yang kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi. Ini bukan kali pertama sebuah kapal motor bermuatan puluhan bahkan ratusan pengungsi Rohingya terdampar di perairan Aceh Utara.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Bertaruh nyawa
Para pengungsi rela bertaruh nyawa melintasi lautan selama berminggu-minggu dengan perbekalan minim. Mereka yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak ini, berharap dapat mengadu nasib dan mencari pekerjaan di negara tujuan. Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya (PIARA) melaporkan sebanyak 15 pengungsi tewas di perjalanan dan dilarung ke laut. Diduga akan ada kapal-kapal lain yang menyusul.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Terusir dari rumah
Kaum Rohingya yang berasal dari Myanmar ini, terpaksa mencari suaka ke negara-negara Asia Tenggara lainnya karena etnis Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Mereka kerap dianiaya, dikucilkan, dan diusir ke kamp-kamp pengungsian setelah penumpasan militer tahun 2017 silam. Bahkan dalam laporan PBB tahun 2018 dilaporkan adanya pembunuhan massal 10 ribu kaum Rohingya di Rakhine.
Foto: Reuters/Antara Foto/Rahmad
Rasa kemanusiaan
Para pengungsi kemudian ditampung sementara di Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Aceh. Meski dunia tengah dilanda pandemi Covid-19, tidak menyurutkan niat masyarakat setempat untuk menyelamatkan para pengungsi tersebut. "Ini tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami para nelayan Aceh Utara," ujar Hamdani salah seorang nelayan yang ikut mengevakuasi para pengungsi dilansir Reuters.
Foto: Getty Images/AFP/R. Mirza
Non-reaktif Covid-19
Dari hasil pemeriksaan cepat (rapid test) virus corona yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, dilaporkan seluruh pengungsi Kaum Rohingya yang terdampar di perairan Pantai Seunuddon, Kabupaten Aceh utara, Rabu (24/06), non-reaktif Covid-19. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Selain rapid test, pemeriksaan kesehatan secara umum juga turut dilakukan.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
Apresiasi dunia internasional
Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann mengapresiasi Indonesia yang telah menyelamatkan para pengungsi Kaum Rohingya. Organisasi non-pemerintah Amnesty International juga memuji mayarakat Aceh yang telah menunjukkan rasa solidaritas kemanusiaan mereka. Menlu RI Retno Marsudi dalam pernyataan resminya Jumat (26/06) berjanji akan penuhi kebutuhan dasar dan kesehatan 99 pengungsi Rohingya.
Foto: AFP/C. Mahyuddin
6 foto1 | 6
Pemerintah tampung pengungsi Rohingya
Sebelumnya, pemerintah memutuskan menampung pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di perairan Bireuen, Aceh. Keputusan tersebut diambil atas dasar kemanusiaan dan kondisi darurat pengungsi di atas kapal.
"Pemerintah Indonesia pada hari ini Rabu, 29 Desember 2021, memutuskan, atas nama kemanusiaan, akan menampung pengungsi Rohingya yang saat ini terapung-apung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh," kata Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam Irjen Armed Wijaya melalui keterangan tertulis, Rabu (29/12).
"Keputusan ini dibuat setelah mempertimbangkan kondisi darurat yang dialami pengungsi di atas kapal tersebut," lanjutnya.
Armed menuturkan, dari hasil pengamatan, penumpang kapal didominasi perempuan dan anak-anak. Belum diketahui secara pasti berapa total penumpang kapal.
Armed menyampaikan kapal akan ditarik ke daratan. Saat ini sebutnya, posisi kapal berada sekitar 50 mil dari laut lepas pantai Bireuen. (Ed: ha/rap)