Belum jelas benar kronologi peristiwa insiden di Tolikara yang dipicu oleh penembakan aparat keamanan ketika mengantisipasi kerumunan warga. 12 warga Papua terkena tembakan, seorang remaja berusia 15 tahun tewas.
Iklan
Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti menerangkan, institusinya bertangungjawab atas penembakan yang terjadi dalam proses pengamanan insiden penyerangan dan pembakaran bangunan di Tolikara, Papua, Jumat lalu (17/07).
Badrodin menjelaskan, penembakan dalam situasi seperti itu tidak memerlukan perintah. Tembakan dapat dilepaskan sewaktu-waktu jika kondisi di lapangan sudah mendesak.
"Penembakan yang dilakukan aparat kepolisian itu wujud dari upaya negara untuk menjamin konstitusi harus tegak, karena tidak boleh melanggar konstitusi. Jadi kalau tertembak, ya itu risiko karena melanggar konstitusi dan HAM," kata Kapolri sebagaimana dikutip oleh CNN Indonesia.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Inspektur Jenderal Yotje Mende menjelaskan, hingga kini belum ada anggota Polri yang mengakui melepaskan tembakan. Kepolisian masih menyelidiki apakah peluru yang menerjang para warga itu berasal dari institusinya atau dari TNI.
Beda data Polri dengan TNI
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wuryanto menampik laporan terkait adanya korban meninggal akibat tembakan dalam insiden di Tolikara, Papua.
"Ya, memang ada korban luka 12 orang tapi tidak ada yang meninggal dunia," kata Wuryanto di Jakarta, Minggu (19/07) kepada portal berita www.inilah.com.
Muslim Dunia Rayakan Idul Fitri
Idul Fitri merupakan hari perayaan kemenangan warga Muslim setelah berperang melawan nafsu dalam ibadah puasa sepanjang bulan Ramadhan. Inilah berbagai tradisi Idul Fitri di sejumlah negara.
Foto: Stan Honda/AFP/Getty Images
Mengintip Hilal
Awal penanggalan Islam ditentukan berdasarkan posisi bulan. Berakhirnya ibadah puasa Ramadhan bisa dihitung secara Astronomi atau Rukyah. Namun untuk meyakinkan bulan baru sudah muncul, para ahli biasanya mengintip bulan atau Hilal. Jika dipastikan bulan baru sudah terlihat di ufuk warga Muslim merayakan Idul Fitri.
Foto: imago/imagebroker
Pesta dengan Beragam Nama
Di Indonesia, Idul Fitri kerap disebut Lebaran. Sementara di Jerman, pesta terbesar umat Islam ini dikenal dengan nama "Bayram", satu kata Bahasa Turki yang berarti "Pesta Manis". Secara internasional, hari kemenangan ini disebut Idul Fitri atau juga Ied-ul Fitr, diambil dari Bahasa Arab. Shalat berjamaah di mesjid atau lapangan terbuka merupakan bagian dari perayaan ini.
Foto: MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images
Persiapan Panjang
Umat Islam lazimnya sudah mempersiapakan Idul Fitri sejak dimulainya bulan Ramadhan. Selain barang keperluan ibadah, banyak orang juga sudah membeli pakaian, perhiasan atau sepatu. Di banyak negara, permen dan penganan manis merupakan hidangan yang populer untuk menjamu tamu. Di Afghanistan (foto) misalnya, menjelang lebaran, merupakan hari-hari yang menguntungkan bagi para pedagang.
Foto: DW/I. Spezalai
Malam Pergantian Bulan
Di Pakistan dan India, perayaan Idul Fitri sudah dimulai di malam berakhirnya Ramadhan. Banyak perempuan menghias diri dengan henna untuk upacara di hari berikutnya. Di wilayah ini, malam terakhir Ramadhan disebut "Chaand Raat" atau Malam Bulan.
Foto: DW/Zohre Najwa
Kekacauan Angkutan Umum
Bagi warga Muslim, Idul Fitri merupakan kesempatan untuk bertemu dengan keluarga dan kerabat. Warga Muslim di banyak negara berusaha untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman. Seperti juga Muslim Indonesia. Di hari-hari menjelang dan sesudah Idul Fitri, biasanya kemacetan terjadi di mana-mana. Sistem angkutan umum seringkali tidak dapat mendukung arus penumpang yang membludak.
Foto: Getty Images
Shalat Berjamaah
Hari pertama Idhul Fitri diawali dengan shalat sunnat berjamaah di mesjid-mesid atau lapangan terbuka, seperti juga di Jerman (foto). Biasanya orang-orang pergi ke mesjid bersama keluarganya. Setelah sholat Idhul Fitri, warga Muslim saling mengunjungi keluarga, kerabat atau teman dan juga berziarah ke makam keluarga.
Foto: Barbara Sax/AFP/Getty Images
Makanan Manis untuk Sarapan
Di banyak negara, seperti di Palestina, warga menyantap makanan manis untuk sarapan di hari Idul Fitri. Makanan ini juga dibagikan antar tetangga. Anak-anak kecil mendapatkan hadiah atau uang, yang disebut „Idi“. Dan di banyak negara, pada hari Idul Fitri warga Muslim mengenakan pakaian baru atau pakaian terbaik mereka.
Foto: Said Khatib/AFP/Getty Images
Musik dan Tari
Di Burkina Faso, Afrika Barat seperti juga di banyak negara lainnya, Idul Fitri dirayakan secara meriah. Para remaja berpawai dengan memainkan musik sambil menari. Masa liburan Idul Fitri dimanfaatkan warga Muislim untuk mengunjungi keluarga, kerabat dan teman.
Foto: Ahmed Ouoba/AFP/Getty Images
Penjaja Makanan Panen
Biasanya di hari raya Idul Fitri, jalanan dan tempat-tempat umum juga diramaikan para pedagang, seperti di jalanan kota Dhaka, Bangladesh. Setelah sebulan lamanya mereka hanya bisa berjualan mulai sore hari, kini mereka dapat kembali menawarkan dagangan sepanjang hari.
Foto: dapd
Dihiasi Cahaya
Hari pertama Idul Fitri biasanya dirayakan sampai tengah malam. Jalan-jalan dan bangunan semarak dihiasi lampu-lampu. Gedung Empire State Building di New York juga turut merayakan Idul Fitri dengan menghias diri dengan lampu berwarna hijau.
Foto: Stan Honda/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Dia juga menjelaskan, aparat gabungan Polri dan TNI, yang ketika itu dikerahkan untuk menjaga keamanan, memang melepaskan tembakan ke arah warga.
"Tembakannya dilakukan aparat gabungan TNI dan Polri, diarahkan ke kaki mereka," jelasnya. Wuryanto menegaskan, TNI akan membantu Polri untuk menyelesaikan masalah itu agar tidak terus berkembang menjadi kian simpang siur.
Tapi pihak kepolisian melalui Kapolda Papua Yotje Mende menegaskan, Polisi hanya melepaskan tembakan ke udara sebagai peringatan agar massa membubarkan diri.
Prosedur operasi yang wajar
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Fuad Basya membenarkan bahwa ada anggota TNI di lokasi kejadian. Namun, dia menolak menjawab pertanyaan apakah ada kemungkinan pelaku penembakan itu berasal dari personelnya.
"Belum mau jawab soal itu. Hasil investigasi di kepolisian akan menjawab hal itu," kata Fuad.
"Sekarang begini saja, kalau itu peluru polisi, ya wajar, kan dia punya senjata. Begitu juga TNI. Kalau diserang, lalu nembak, ya wajar saja," tambah dia sebagaimana diberitakan Kompas Online.
Insiden di Kabupaten Tolikara, Papua, mengakibatkan puluhan bangunan kios dibakar, termasuk mushala. Saat itu, ada dua acara yang dilaksanakan berdekatan. Selain perayaan Lebaran yang ditandai dengan shalat Idul Fitri, juga ada pertemuan pemuka gereja.
Menurut keterangan Panitia pertemuan gereja, yaitu Gereja Injili di Indonesia (GIDI), karena 12 pemuda tertembak di depan kerumunan masyarakat, maka masyarakat tidak terima dengan penembakan tersebut dan langsung melakukan pembakaran terhadap beberapa kios, yang merembet hingga akhirnya membakar Mushola, yang kebetulan ada ditengah ruko dan kios yang dibangun mengelilingi Mushola.