Sekitar 2,5 milyar penduduk dunia tidak punyak akses toilet atau pelayanan sanitasi yang memadai. Dampaknya adalah wabah penyakit yang berkaitan dengan pencemaran air.
Iklan
Jamban atau WC atau Toilet bagi satu milyar penduduk dunia masih merupakan barang mewah yang tak terjangkau. Mereka terpaksa membuang hajat di kebun, sungai atau perairan umum terbuka. Dampak dari tak adanya akses ke toilet adalah rendahnya derajat kesehatan serta sering mewabahnya penyakit seperti diare,dan kholera. Tinja juga mencemari sumber air warga dan menyebabkan wabah dengan mudah meluas.
Laporan PBB terkait hari toilet internasional 2014 Rabu (19/11/14) menyebutkan, 80 persen penyakit di negara berkembang adalah dampak dari cemaran air oleh tinja dan bahan cemaran lainnya. Lebih 5000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari akibat penyakit yang berkaitan dengan kurangnya higiene. Bahkan PBB baru-baru ini memperingatkan kemungkinan penyebaran wabah ebola lewat saluran air kotor terbuka.
Atasi Kemiskinan Lewat WC
Sepertiga warga dunia tidak punya akses ke toilet yang bersih dan aman. Padahal sarana sanitasi tidak hanya higienis, tapi juga membantu pendidikan dan pekerjaan. Ini berperan dalam pembangunan ekonomi.
Foto: Patrick Baumann
HAM dan Toilet
Di seluruh dunia, aktivis seperti di stasiun kereta Berlin ini menuntut sarana kebersihan yang lebih baik. Sekitar 30 persen penduduk di dunia tidak punya akses ke toilet yang lebih bersih dan aman. Sehingga lebih banyak manusia yang meninggal karena masalah kebersihan dibandingkan akibat malaria dan campak.
Foto: John Macdougall/AFP/Getty Images
Investasi bagi Kesehatan
Penyakit yang ditularkan lewat air, seperti typhus dan disentri, menyebar dengan cepat di daerah tanpa sarana sanitasi. Di Kibera salah satu wilayah termiskin di Afrika, ini bukan masalah baru. Warga buang air besar di kantong plastik dan membuangnya begitu saja. Kini didirikan toilet umum di daerah kumuh Nairobi tersebut. Jumlah warga yang jatuh sakit pun berkurang.
Foto: DW
Pekerjaan Kotor
Di beberapa wilayah India tanpa instalasi penyaringan air, masih ada pembersih kakus seperti perempuan asal Mudali ini. Sebenarnya sejak 20 tahun ada larangan untuk melakukan pekerjaan tersebut, karena dianggap sebagai pekerjaan budak. Tapi belum ada perusahaan yang dihukum karenanya. Di New Delhi, "manual scavenging" atau pembersihan kakus kering oleh manusia dilarang sejak awal tahun ini.
Foto: Lakshmi Narayan
Bertahan di Wilayah Krisis
Pada situasi krisis, sulit untuk memenuhi kebutuhan logistik bagi sarana sanitasi. Kadang harus mengantri berjam-jam hingga bisa buang air kecil. Pengungsi, seperti warga Somalia yang melarikan diri ke Tunisia, butuh sarana tambahan yang sayangnya tidak mampu disediakan infrastruktur setempat.
Foto: picture-alliance/dpa
Solusi Berkesinambungan
Di El Alto, dekat ibukota Bolivia La Paz, dikembangkan toilet yang mampu mengolah kotoran manusia menjadi pupuk. Para petani dari daerah sekitar memperoleh pupuk secara cuma-cuma dan rumput lapangan bola baru juga terawat karenanya.
Foto: Sustainable Sanitation/Andreas Kanzler
Bukan Tempat Ideal
20 juta warga Uni Eropa tidak punya akses ke instalasi sanitasi. Di wilayah pedesaan Eropa Timur, toilet dalam bentuk jamban atau kakus masih ditemukan dimana-mana. Akibatnya, air minum terkotori. Di daerah ini kurangnya kebersihan juga menghambat perkembangan ekonomi.
Foto: picture-alliance/CTK
Bantuan Terarah
Toilet sederhana adalah sarana termurah dalam upaya memerangi kemiskinan. Tirame Ayago, 55, (foto) kini memiliki kakus pribadi berkat bantuan Organisation Toilet Twinning. Dulu keluarganya sering sakit, kini ia bisa menabung uang yang biasanya dibutuhkan untuk pengobatan.
Foto: Richard Hanson
Tempat Sunyi dan Pemandangan Indah
Di tempat paling terisolasi di dunia, toilet harus berfungsi tanpa air, listrik atau instalasi penyaringan air. Toilet di Mount McKinley di Alaska menawarkan pemandangan spektakuler dari gunung tertinggi Amerika Utara. Tempat seperti itu memberi inspirasi penggemar toilet Luke Barclay untuk mengabadikannya dalam bukunya "A loo with a view" atau "Toilet dengan pemandangan".
Foto: Patrick Baumann
8 foto1 | 8
Masalah lainnya yang berkaitan dengan tidak adanya akses ke toilet adalah tidak adanya layanan air bersih bagi warga. PBB dalam laporan target milleniumnya menyebutkan, sedikitnya 750 juta manusia di muka bumi tidak memiliki akses air bersih. Separuh dari populasi warga yang tidak memilki akses ke toilet berada di negara-negara Afrika sub sahara disusul India, serta negara lain di Asia termasuk Indonesia, Cina, Pakistan dan Nepal. Di sejumlah negara, masalah kelangkaan toilet diatasi dengan jamban umum, penyediaan MCK serta toilet mobil yang gampang dipindah.