1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tokoh Khmer Merah Ieng Sary Meninggal

14 Maret 2013

Ieng Sary ikut mendirikan Khmer Merah bersama Pol Pot tahun 1970-an. Ia sedang menjalani pengadilan di Mahkamah Kejahatan Perang Kamboja. Ia meninggal pada usia 87 tahun.

Ieng Sary in the Courts of Cambodia on November 22, 2011 in Phnom Penh, Cambodia.
Tokoh Khmer Merah Ieng SaryFoto: Mark Peters/ECCC via Getty Images

Ieng Sary meninggal hari Kamis (14/03) di sebuah rumah sakit, setelah kesehatannya terus memburuk, demikian keterangan pengadilan Kamboja. Ia meninggal sebelum proses pengadilannya selesai.

Kematian Ieng Sary merupakan kekecewaan besar bagi para korban Khmer Merah. Ia dianggap bertanggung jawab terhadap aksi pembunuhan massal dan sekarang lolos dari hukuman di pengadilan. Sekitar 1,7 juta orang diperkirakan tewas dalam aksi pembantaian yang dilakukan Khmer Merah selama masa revolusi Kamboja. Peristiwa itu dikenal dalam sejarah dengan sebutan ”killing fields”.

Sebuah mahkamah kejahatan perang yang didukung PBB dibentuk di Kamboja untuk mengadili para pelaku Khmer Merah. Tapi sampai sekarang, baru satu pelaku yang dinyatakan bersalah dan mendapat hukuman penjara, yaitu Kaing Guek Eav, yang juga dikenal sebagai "Duch”. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena bertanggung jawab atas kematian 14.000 orang.

Mahkamah Kejahaan Perang Kamboja mengalami banyak kendala karena kekurangan dana dan intervensi pemerintah Kamboja saat ini. Ieng Sary adalah satu dari tiga pemimpin utama Khmer Merah yang sedang menjalani proses pengadilan. Menurut keterangan Mahkamah, Ieng Sary sudah dibawa ke rumah sakit sejak 4 Maret.

Pengadilan terhadap tokoh-tokoh Khmer Merah

”Bagi para korban, kematian ini telah mempersempit lingkup pengadilan dan membatasi upaya korban untuk mencari keadilan dan kebenaran”, kata Elisabeth Simonneau Fort, seorang pengacara yang mewakili para korban Khmer Merah. ”Kami bisa mengatakan, bahwa dengan kematiannya, ia lolos dari pengadilan.”

Masih ada dua tokoh Khmer Merah yang sedang diadili bersama Ieng Sary, yaitu Nuon Chea, bekas kepala propaganda, dan Khieu Samphan, mantan presiden Khmer Merah. Banyak yang kuatir, hanya Khieu Samphan yang akhirnya bisa dihukum, karena Nuon Chea juga sudah beberapa kali masuk keluar rumah sakit.

Kasus terhadap terdakwa ke empat, Ieng Thirith, istri Ieng Sary, tahun lalu dihentikan karena ia dianggap tidak sanggup lagi secara mental mengikuti sidang pengadilan. Ieng Thirith pernah menjabat sebagai menteri sosial di bawah pemerintahan Khmer Merah.

Ieng Sary pernah belajar di Paris bersama Pol Pot. Mereka kemudian mendirikan gerakan Khmer Merah. Ia pernah menjadi Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri antara tahun 1975 sampai 1979, sampai Vietnam menyerang Kamboja.

Ia kemudian melarikan diri ke kawasan hutan di Kamboja. Tahun 1996 ia menyerahkan diri kepada pemerintah Kamboja bersama ribuan pengikut Khmer Merah. Tindakan ini menandai berakhirnya gerakan Khmer Merah. Orang nomor satu Khmer Merah, Pol Pot, meninggal dunia dua tahun setelah itu.

Ieng Sary pernah mendapat pengampunan dari mantan raja Kamboja Norodom Sihanouk. Tahun 2007 ia ditahan oleh Mahkamah Kejahatan Perang Kamboja dan diadili dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida.

Kematian Ieng Sary adalah ”kehilangan besar bagi Kamboja dalam upaya memahami sejarahnya sendiri,” kata Anne Heindel, penasehat di Pusat Dokumentasi Kamboja.

HP/ML (rtr, afp, ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait