Tokoh Oposisi Belarus Tikhanovskaya Minta Dukungan Jerman
6 Oktober 2020
Menjelang pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Svetlana Tikhanovskaya mengatakan, Jerman adalah salah satu negara kuat di dunia dan bisa sangat membantu penyelesaian krisis di Belarus.
Iklan
Svetlana Tikhanovskaya berada di Berlin untuk melakukan pertemuan dengan Kanselir Angela Merkel Selasa (06/10) sore waktu setempat dan para politisi teras lain. Politisi perempuan berusia 38 tahun itu melarikan diri ke Lithuania setelah pemilihan presiden yang kontroversial pada Agustus lalu.
Svetlana Tikhanovskaya ketika itu berada di urutan kedua perolehan suara, di belakang pemimpin otoriter Belarus Alexander Lukashenko, menurut pengumuman resmi komisi pemilu. Namun, pihak oposisi menuduh Lukashenko melakukan kecurangan besar-besaran dalam pemilu, yang dilaksanakan tanpa pemantauan pengamat independen.
Sejak pengumuman hasil pemilu, aksi protes anti-pemerintah mengguncang Belarus selama berminggu-minggu, melibatkan hampir 100.000 orang yang turun ke jalan-jalan. Aparat keamanan Belarus menghadapi aksi protes dengan kekerasan. Ratusan orang ditangkap hampir setiap hari. Para pemimpin oposisi yang menolak meninggalkan Belarus ditahan tanpa tuduhan jelas.
Oposisi Belarus perlu bantuan apa pun
Semua lapisan masyarakat di Belarus sekarang membutuhkan dukungan, kata Sevtlana Tikhanovskaya kepada wartawan di Berlin.
Iklan
"Ini bisa berupa bantuan apa pun: Bantuan untuk pelajar, bantuan untuk jurnalis, bantuan untuk olahragawan, bantuan untuk semua orang yang memperjuangkan hak-hak mereka, yang berjuang untuk pemilu baru."
Dia mengatakan, oposisi di Belarus meminta bantuan dari semua negara, termasuk Rusia, yang mendukung Alexander Lukashenko, untuk mencari solusi damai.
"Kami lebih ingin ini dilakukan dengan platform OSCE (Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa), di mana Rusia dan banyak negara lain termasuk anggotanya. Dan kami ingin negara-negara lain, termasuk Rusia, membantu hanya sebagai mediator dalam negosiasi. Masalah ini harus diselesaikan sendiri oleh rakyat Belarus."
Merkel mengaku kagum pada perempuan Belarus
Angela Merkel berulang kali mengecam kekerasan aparat keamanan Belarus terhadap pengunjuk rasa damai, sambil memuji keberanian para demonstran perempuan dalam membela oposisi.
"Ketika Anda melihat keberanian yang ditunjukkan oleh para perempuan yang muncul di jalan untuk menuntut hidup bebas dari korupsi, saya hanya bisa mengatakan: Saya mengagumi itu dan menganggapnya benar-benar mengesankan," kata Merkel di hadapan parlemen Jerman Bundestag hari Rabu (30/09) lalu.
Pekan lalu, Svetlana Tikhanovskaya bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang menjanjikan bantuan untuk menengahi krisis politik di negaranya.
Para Pengkritik Pemerintah Ini Telah Merasakan Pahitnya Racun
Tindakan meracuni orang telah digunakan badan intelijen selama lebih dari satu abad. Racun yang dimasukan ke dalam makanan/minuman sering jadi senjata pilihan, seperti dalam kasus pembunuhan Munir, 2004.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Alexei Navalny
Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny dilarikan ke rumah sakit di Siberia, setelah merasa tidak enak badan dalam penerbangan ke Moskow. Para ajudannya menuduh bahwa Navalny diracun sebagai balas dendam atas kampanyenya melawan korupsi. Mantan pengacara (44) itu menenggak teh hitam sebelum lepas landas dari bandara Omsk. Timnya meyakini teh tersebut mengandung racun yang membuatnya koma.
Foto: Getty Images/AFP/K. Kudrayavtsev
Pyotr Verzilov
Pada 2018, aktivis keturunan Rusia-Kanada, Pyotr Verzilov dilaporkan dalam kondisi kritis setelah diduga diracun di Moskow. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah dia mengkritik sistem hukum Rusia dalam sebuah wawancara TV. Verzilov, juru bicara tak resmi untuk grup band feminis Pussy Riot ini akhirnya dipindahkan ke rumah sakit di Berlin. Dokter mengatakan "sangat mungkin" dia telah diracuni.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/A. Novoderezhkin
Sergei Skripal
Mantan mata-mata Rusia berusia 66 tahun, Sergei Skripal, ditemukan tak sadarkan diri di bangku yang terletak di luar pusat perbelanjaan di kota Salisbury, Inggris. Ia disebut terpapar racun saraf Novichok. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menyebut situasi itu "tragis", tetapi berkata "Kami tidak punya informasi tentang apa yang menjadi penyebab" insiden itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass
Kim Jong Nam
Saudara tiri Kim Jong Un ini tewas pada 13 Februari 2018 di bandara Kuala Lumpur, setelah dua perempuan diduga mengoleskan racun saraf kimia VX di wajahnya. Pada bulan Februari, pengadilan Malaysia mendengar bahwa Kim Jong Nam telah membawa selusin botol penawar racun saraf mematikan VX di tasnya pada saat keracunan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Kambayashi
Alexander Litvinenko
Mantan mata-mata Rusia, Alexander Litvinenko pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal (FSB) sebelum ia membelot ke Inggris. Ia lalu menjadi jurnalis dan menulis dua buku tuduhan terhadap FSB dan Putin. Ia jatuh sakit setelah bertemu dengan dua mantan perwira KGB dan meninggal pada 23 November 2006. Penyelidikan menemukan, ia dibunuh oleh radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke dalam tehnya.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kaptilkin
Viktor Kalashnikov
Pada November 2010, dokter di rumah sakit Charité Berlin menemukan kadar merkuri yang tinggi di dalam tubuh pasangan pengkritik pemerintah Rusia. Terdapat 3,7 mikrogram merkuri di tubuh Kalashnikov, seorang jurnalis lepas dan mantan kolonel KGB. Sementara di tubuh istrinya terdapat 56 mikrogram merkuri. Kalashnikov mengatakan kepada majalah Jerman Focus, bahwa "Pemerintah Rusia meracuni kami."
Foto: picture-alliance/dpa/RIA Novosti
Viktor Yushchenko
Pemimpin oposisi Ukraina Yushchenko jatuh sakit pada September 2004 dan didiagnosis dengan pankreatis akut yang disebabkan infeksi virus dan zat kimia. Penyakit itu mengakibatkan kerusakan wajah, perut kembung akibat gas berlebih dan penyakit kuning. Dokter mengatakan perubahan pada wajahnya berasal dari chloracne, akibat dari keracunan dioksin. Yushchenko mengklaim, agen pemerintah meracuninya.
Foto: Getty Images/AFP/M. Leodolter
Aktivis HAM Munir diracun dalam penerbangan ke Amsterdam tahun 2004
Munir Said Thalib, aktivis KONTRAS tewas diracun dengan arsenium dalam penerbangan ke Amsterdam dengan pesawat Garuda, September 2004. Kasusnya sampai sekarang belum terungkap tuntas, sekalipun ada tertuduh yang diadili dan dijatuhi hukuman penjara. Pemerintahan Jokowi hingga kini menolak mengusut kembali kasus ini.
Foto: AFP/Getty Images/Dewira
Khaled Meshaal
Pada 25 September 1997, badan intelijen Israel berusaha membunuh pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, di bawah perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dua agen menyemprotkan zat beracun ke telinga Meshaal saat dia masuk ke kantor Hamas di Amman, Yordania. Upaya pembunuhan tersebut tidak berhasil dan tidak lama kemudian kedua agen Israel tersebut ditangkap.
Foto: Getty Images/AFP/A. Sazonov
Georgi Markov
Pada 1978, pengkritik pemerintah Bulgaria, Georgi Markov, merasakan tusukan di pahanya saat sedang menunggu di halte bus. Dia membalikkan badan dan melihat seorang pria membawa payung. Setelahnya sebuah benjolan kecil muncul di pahanya dan empat hari kemudian dia meninggal. Otopsi menemukan dia dibunuh dengan zat 0,2 miligram risin. Banyak yang percaya panah beracun itu ditembakkan dari payung.
Foto: picture-alliance/dpa/epa/Stringer
Grigori Rasputin
Pada 30 Desember 1916, Grigori Rasputin yang dipercaya punya kekuatan mistik tiba di Istana Yusupov di St Petersburg atas undangan Pangeran Felix Yusupov. Di sana, Rasputin memakan kue yang telah dicampur dengan kalium sianida. Kemudian Rasputin juga menenggak anggur yang gelasnya telah dilapisi sianida. Tidak berhasil diracun, Rasputin akhirnya ditembak dan dibunuh.