1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikPrancis

Tolak Reformasi Pensiun, Warga dan Polisi Bentrok di Prancis

29 Maret 2023

Prancis memanas, puluhan ribu orang kembali berunjuk rasa atas penolakan pemerintah terhadap tuntutan baru dari serikat pekerja untuk menangguhkan dan memikirkan kembali rancangan undang-undang pensiun.

Aksi Protes di Paris
Ada seruan untuk menunjuk mediator antara serikat pekerja dan pemerintahFoto: Olivier Arandel/MAXPPP/dpa/picture alliance

Puluhan ribu pengunjuk rasa pada hari Selasa (28/03) kembali turun ke jalanan di kota-kota Prancis menuntut reformasi pensiun yang diusulkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macrondicabut. Bentrokan antara demonstran dan polisi pun tidak dapat terhindarkan, menyebabkan jalur kereta api dan jalan raya akhirnya terblokir.

Transportasi dan akses jalanan ikut terdampak

Gangguan transportasi umum di ibu kota Prancis ikut terdampak, di mana terjadi penumpukkan di jalur metro dan kereta bawah tanah.

Bangunan terkenal serta beberapa tempat wisata terpopuler seperti Menara Eiffel dan Louvre, sampai harus menghentikan operasinya, karena pintu masuknya diblokir. Selain itu, ada keterlambatan di stasiun kereta Gare de Lyon karena para pengunjuk rasa menyalakan suar dan berjalan di atas rel kereta.

Di tempat lain, terjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa di jalanan kota Nantes, Prancis barat, di mana kantor berita AFP melaporkan bahwa beberapa benda-benda dilemparkan ke arah polisi yang membalas dengan menggunakan gas air mata.

Tak hanya itu, sebuah gedung bank dan tempat sampah juga dilaporkan ikut dibakar. Meriam air dan gas air mata juga ditembakkan kepada para pengunjuk rasa di bagian tenggara kota Lyon, sementara di bagian utara kota Lille, telah dilaporkan adanya aksi-aksi vandalisme atau pengrusakan.

Aksi protes ini sudah berlangsung selama hampir dua minggu, setelah Macron mendesak parlemen untuk membuat undang-undang pensiun yang baru.

Lebih dari 7.000 ton sampah menumpuk setelah tiga minggu aksi mogok kerja yang dilakukan oleh petugas pengumpul sampahFoto: Thomas Padilla/AP/picture alliance

Serikat pekerja menuntut adanya mediasi

Sebelumnya, pemerintah Prancis telah menolak permintaan dari serikat pekerja untuk menangguhkan dan mempertimbangkan kembali Rancangan Undang Undang (RUU) pensiun baru, yang berisikan usia pensiun menjadi 64 tahun, 2 tahun lebih lama dari sebelumnya.

Macron mengatakan bahwa perubahan ini dilakukan karena kebutuhan untuk menjaga kestabilan keuangan negara.

Kepala Serikat Pekerja CFDT Laurent Berger menyerukan agar seorang mediator ditunjuk sebagai "isyarat untuk mendinginkan suasana dan mencari jalan keluar".

"Kami telah mengusulkan jalan keluar ... dan ini sudah tidak dapat ditolerir jika kami diblokir lagi," kata Berger kepada wartawan pada awal unjuk rasa terjadi di Paris.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan 13.000 petugas keamanan telah dikerahkan pada hari Selasa (28/03), 5.500 di antaranya hanya berada di Paris saja. Setidaknya 175 petugas polisi terluka dalam aksi protes tersebut, tambah Darmanin.

Sebelumnya, dalam sebuah cuitan, Darmanin mengatakan setidaknya ada 201 orang yang telah ditangkap.

Sementara itu, serikat CGT mengatakan sebanyak lebih dari 7.000 ton sampah menumpuk di jalanan Paris, dampak dari aksi mogok kerja selama lebih dari tiga minggu oleh para petugas pengumpul sampah.

kp/hp (AFP, Reuters)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait