Pemecatan ratusan tenaga medis berstatus honorer tersebut dilakukan setelah mereka melakukan aksi mogok dan demo di DPRD Ogan Ilir pada 18 Mei lalu.
Iklan
Sebanyak 109 tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dipecat. Para nakes tersebut dipecat karena menolak menangani pasien yang terinfeksi COVID-19.
Informasi pemecatan 109 nakes di rumah sakit milik pemerintah daerah itu viral setelah surat pemecatannya beredar luas di media sosial. Adapun nakes yang dipecat seluruhnya masih berstatus honorer.
Direktur Utama RSUD Ogan Ilir, dr Roretta Arta membenarkan pemecatan 109 tenaga medisnya. Salah satunya karena mereka tidak mau masuk kerja saat rumah sakit sedang membutuhkan.
"Mereka tidak mau menangani pasien COVID-19 karena takut. Ada tuntutan, tapi semua sudah dipenuhi," kata Roretta ketika dimintai konfirmasi, Kamis (21/5).
Dikatakan Roretta, pemecatan ratusan tenaga medis setelah mereka melakukan aksi mogok dan demo di DPRD Ogan Ilir pada 18 Mei lalu. Mereka yang mogok adalah bidan dan perawat yang masih berstatus honorer.
"Yang diberhentikan perawat dan bidan. Kami masih punya pegawai PNS dan tenaga kesehatan yang masih mau bergabung," tegas Roretta.
Informasi dihimpun, para tenaga medis yang baru dipecat ini awalnya meminta beberapa fasilitas selama COVID-19. Mereka meminta insentif uang lelah, APD dan rumah singgah sementara.
"Insentif untuk yang menangani COVID-19. Tuntutan mereka sudah ada," tutupnya. (gtp/pkp)
Disinfektan dan Hand Sanitizer Sumbangsih Mahasiswa Cegah COVID-19 di Makassar
Tidak ingin berdiam diri, tim relawan dari Fakultas Teknik Industri Universitas Muslim Indonesia turun tangan membantu pencegahan wabah corona di Makassar. Dari memproduksi pembersih dan disinfektan.
Foto: DW/N. Amir
Disinfektan diproduksi di lab universitas
Sejak wabah corona merebak di Makassar, civitas akademika dari Fakultas Teknik Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) ikut aktif membantu mencegah penyebaran virus COVID-19 di ibu kota provinsi Sulawesi Selatan itu. Salah satu yang dilakukan adalah dengan memproduksi cairan disinfektan secara mandiri.
Foto: DW/N. Amir
Bahan baku langka
Produksi cairan disinfektan dalam jumlah besar dilakukan sebagai sebagai bentuk sumbangsih dari universitas untuk masyarakat. Namun, di tengah pandemi ditengarai ada oknum yang mengambil kesempatan memborong bahan baku disinfektan kemudian menjualnya kembali dengan harga yang jauh lebih mahal.
Foto: DW/N. Amir
Disinfektan disemprot di klenteng
Cairan disinfektan yang diproduksi di lab FTI UMI tidak hanya disemprotkan di kawasan universitas namun juga disemprotkan secara gratis di fasilitas publik, rumah ibadah dan rumah sakit di Makassar. Selain Masjid Raya Makassar, cairan disinfektan juga disemprotkan salah satunya ke Klenteng Xian Ma Makassar.
Foto: DW/N. Amir
Rumah ibadah bebas virus
Selain klenteng, aksi yang digagas mahasiswa FTI UMI Makassar ini juga dilakukan di Gereja Katedral Makassar. Sesuai dengan semangat “Sharing is Caring”, civitas akademika ingin melakukan tindakan nyata dalam memutus rantai penyebaran COVID-19. Para mahasiswa ini tergabung dalam tim relawan yang dulu dibentuk ketika memberi bantuan kemanusian saat gempa dan tsunami terjadi di Palu.
Foto: DW/N. Amir
Cairan pembersih tangan buatan sendiri
Ada sekitar 66 mahasiswa yang terlibat dalam aksi FTI UMI ini. Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Ada yang memproduksi disinfektan, serta menyemprotkannya ke berbagai fasilitas publik, dan ada juga yang bertugas memproduksi cairan hand sanitizer. Sejak wabah corona merebak, cairan pembersih tangan menjadi barang langka. Hand sanitizer yang diproduksi FTI tidak diperjualbelikan.
Foto: DW/N. Amir
Hand sanitizer untuk tim medis
Cairan pembersih tangan buatan mahasiswa Makassar ini dikemas ke dalam botol. Produksinya terbatas, oleh karena itu hanya diberikan kepada tim medis di RSIA Sitti Khadijah Makassar, jejaring dari RS Ibnu Sina Makassar yang merupakan rumah sakit pendidikan UMI, serta kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar untuk dibagi kepada tim medis di rumah sakit lain. (ts/hp)