1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Tolak Tangani Pasien Corona, 109 Nakes di Ogan Ilir Dipecat

21 Mei 2020

Pemecatan ratusan tenaga medis berstatus honorer tersebut dilakukan setelah mereka melakukan aksi mogok dan demo di DPRD Ogan Ilir pada 18 Mei lalu.

Ilustrasi Tenaga Kesehatan
Foto: Reuters/Antara Foto/H. Mubarak

Sebanyak 109 tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dipecat. Para nakes tersebut dipecat karena menolak menangani pasien yang terinfeksi COVID-19.

Informasi pemecatan 109 nakes di rumah sakit milik pemerintah daerah itu viral setelah surat pemecatannya beredar luas di media sosial. Adapun nakes yang dipecat seluruhnya masih berstatus honorer.

Direktur Utama RSUD Ogan Ilir, dr Roretta Arta membenarkan pemecatan 109 tenaga medisnya. Salah satunya karena mereka tidak mau masuk kerja saat rumah sakit sedang membutuhkan.

"Mereka tidak mau menangani pasien COVID-19 karena takut. Ada tuntutan, tapi semua sudah dipenuhi," kata Roretta ketika dimintai konfirmasi, Kamis (21/5).

Dikatakan Roretta, pemecatan ratusan tenaga medis setelah mereka melakukan aksi mogok dan demo di DPRD Ogan Ilir pada 18 Mei lalu. Mereka yang mogok adalah bidan dan perawat yang masih berstatus honorer.

"Yang diberhentikan perawat dan bidan. Kami masih punya pegawai PNS dan tenaga kesehatan yang masih mau bergabung," tegas Roretta.

Informasi dihimpun, para tenaga medis yang baru dipecat ini awalnya meminta beberapa fasilitas selama COVID-19. Mereka meminta insentif uang lelah, APD dan rumah singgah sementara.

Beberapa tuntutan disebut sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Namun, untuk insentif hanya dikhususkan untuk tenaga medis yang terlibat menangani pasien terkait COVID-19.

"Insentif untuk yang menangani COVID-19. Tuntutan mereka sudah ada," tutupnya. (gtp/pkp)

Baca artikel selengkapnya di:DetikNews

Disebut Tak Mau Tangani Pasien Corona, 109 Nakes di RSUD Ogan Ilir Dipecat