Kapal Pembawa Ribuan Ternak Hilang Diterjang Topan Masyak
3 September 2020
Penjaga pantai Jepang melakukan pencarian kapal kargo yang membawa ribuan ternak dan 43 awak kapal. Satu orang telah berhasil diselamatkan. Kapal itu terbalik dan hilang di Laut Cina Timur akibat terjangan Topan Maysak.
Iklan
Sebuah kapal kargo, The Gulf Livestock 1 dari Selandia Baru terbalik hilang di lepas pantai Jepang pada hari Kamis (3/9) saat topan Maysak menerjang wilayah tersebut. Penjaga pantai Jepang berhasil menyelamatkan satu orang saat mencari kapal yang membawa 43 orang dan hampir 6.000 ternak di dalamnya.
Seorang juru bicara penjaga pantai mengatakan satu orang diselamatkan pada Rabu malam (2/9) setelah terlihat mengenakan jaket pelampung. Pencarian kapal dan kru lainnya berlanjut dengan pesawat dan kapal patroli di tengah gelombang tinggi dan angin kencang.
Sebelumnya, kapal kargo tersebut berangkat dari Napier di pulau utara Selandia Baru pada 14 Agustus dengan membawa 5.867 ternak, menuju Pelabuhan Jingtang di Tangshan, Cina, dengan perjalanan diperkirakan memakan waktu selama 17 hari.
Yang Tersisa Setelah Badai Hagibis Berlalu di Jepang
Setidaknya 66 orang dikabarkan meninggal setelah badai Hagibis menerjang "negeri matahari terbit“ ini. Badai ini adalah badai yang terbesar dalam 60 tahun terakhir. Upaya pencarian dan penyelamatan terus dilakukan.
Foto: Getty Images/AFP/K. Nogi
Wanita lanjut usia jatuh dari helikopter setelah diselamatkan
Pencarian dan penyelamatan dapat dilakukan dengan lebih efektif setelah badai mereda menggunakan segala sarana yang dapat dikerahkan pihak pemerintah Jepang seperti kapal-kapal kecil, helikopter penyelamat dan lain-lain. Pada hari Minggu, wanita berusia 77 tahun jatuh dari helikopter dengan ketinggian 40 meter di kota Iwaki, Fukushima karena sabuk pengaman belum dipasang dengan benar.
Foto: picture-alliance/dpa/Kyodo
Proses evakuasi ke tempat aman
Ribuan pasukan penyelamat dikerahkan untuk menyelamatkan penduduk yang masih berada di rumah atau daerah pemukiman masih digenangi banjir. Disini dapat dilihat seorang ibu tua digendong di pundak anggota tim penyelamat di kota Motomiya, Jepang bagian utara.
Foto: picture-alliance/dpa/Kyodo
Nagano digenangi air
Daerah pemukiman di Nagano, yang terletak di pusat negara Jepang ditinggalkan karena banjir luapan sungai Chikuma karena dampak dari topan Hagibis. Menurut kantor berita Kyodo, 17 orang masih belum dapat ditemukan di seluruh penjuru negeri setelah curah hujan yang tinggi yang menyebabkan banjir dan longsor dikawasan tertentu seperti Nagano.
Foto: picture-alliance/dpa/Kyodo/MAXPPP
Kerusakan infrastruktur yang disebabkan badai
21 sungai besar terpecah menjadi sungai-sungai kecil yang tersebar ke seluruh penjuru negeri. Tercatat 150 diantaranya meluap dan membanjiri kawasan pemukiman, meninggalkan kerusakan yang signifikan seperti terputusnya akses jembatan di sungai Chikuma di Tomi, Nagano. Proses evakuasi dihambat puluhan longsor yang terjadi yang menyebabkan akses untuk evakuasi penduduk tertutup.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Taketazu
Transportasi umum lumpuh total
Badai dengan skala yang masif ini melumpuhkan transportasi umum di Jepang secara total. Rel-rel kereta digenangi air, gerbong-gerbong kereta dimasuki air bahkan lebih dari ratusan jadwal penerbangan harus dibatalkan. Sekitar ribuan penumpang terdampar dan tidak dapat melanjutkan perjalanan mereka.
Foto: Reuters/Kyodo
Mengheningkan cipta untuk para korban badai Hagibis
Badai topan di akhir pekan mengganggu berlangsungya beberapa pertandingan olahraga. Tiga pertandingan pada acara Rugby World Cup harus dibatalkan dan babak kualifikasi Grand Prix F1 di Sirkuit Suzuka harus ditunda. Pada hari Minggu, para fans dan pendukung menutup mata dengan khusyuk pada saat mengheningkan cipta sebelum pertandingan rugby antara Jepang melawan Skotlandia di Yokohama.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/R. Reyes Marin
Mata badai Hagibis
Hembusan angin Hagibis mencapai kecepatan 216 kilometer per jam. Pihak berwenang mengatakan bahwa badai Hagibis setara dengan badai yang menghantam daerah Tokyo pada tahun 1958, tapi berkat teknologi dan infrastruktur modern, jumlah korban turun drastis. Badai pada 6 dekade yang lalu memakan sekitar 1200 korban meninggal dan sekitar 500.000 perumahan terkena banjir. (pn/vlz)
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Hujan lebat dan angin kencang di Semenanjung Korea
Topan Maysak ini adalah yang kesembilan pada musim ini dan keempat yang menghantam semenanjung Korea tahun ini. Topan ini termasuk di antara yang terkuat yang menyerang Korea dalam beberapa tahun, dan diperkirakan akan mempengaruhi sebagian besar Korea Utara dan Selatan.
Hantaman keras Maysak telah menyebabkan kerusakan di Korea Selatan akibat angin kencang yang kecepatannya mencapai 140 kilometer per jam, di lepas pantai wilayah kota Gangneung.
Ratusan penerbangan dibatalkan dan ditunda, dan kota selatan Busan di Korea Selatan ikut terdampak angin kencang saat badai melewati wilayah itu.
Empat reaktor tenaga nuklir di dekat Busan secara otomatis mati, tetapi tidak ada kebocoran bahan radioaktif yang terdeteksi, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.
Hingga Kamis pagi (3/9), para pejabat telah berhasil memulihkan listrik ke sekitar 40.000 rumah dengan 80.000 masih tanpa aliran listrik.
Sementara itu, selama dua minggu berturut-turut, TV pemerintah Korea Utara memuat laporan semalam pada Rabu (2/9) dan Kamis (3/9) yang menunjukkan gelombang badai dan banjir, termasuk di kota-kota pesisir timur Wonsan dan Tanchon.