Pemberantasan Korupsi Melemah di Beberapa Negara Industri
23 Januari 2020
Tugas para aktivis dan lembaga anti korupsi memang makin berat. Di banyak negara, juga di negara-negara industri maju seperti AS, Kanada, Inggris dan Prancis, pemberantasan korupsi mengalami kemunduran.
Iklan
Amerika Serikat dan beberapa negara industri mengalami kemunduran dalam upaya memerangi korupsi, kata laporan terbaru organisasi anti korupsi Transparency International yang dirilis Kamis (23/1) di Berlin.
Laporan tahunan Transparency International seperti biasa memuat Corruption Perceptions Index (CPI) dari 180 negara, dengan skor penilaian dari 100 untuk paling bersih, sampai 0 untuk sangat korup.
Amerika Serikat mendapat skor 69, turun dua poin dari tahun sebelumnya. dan merupakan skor terburuk selama delapan tahun, lapor Transparency International. AS berada di peringkat ke-23, turun satu tempat dari tahun lalu.
Transparency International menyebut adanya "ancaman terhadap sistem checks and balances" dan "pengaruh yang semakin meningkat dari kepentingan khusus di pemerintahan." Laporan itu juga mencatat peluncuran proses impeachment terhadap Presiden AS Donald Trump.
Denmark dan Selandia Baru terbersih
Denmark masih tetap berada di peringkat teratas, kali ini didampingi oleh Selandia Baru. Keduanya mendapat skor 87 poin, diikuti oleh Finlandia. Singapura, Swedia, dan Swiss. Norwegia, Belanda, Jerman dan Luksemburg adalah negara-negara lain yang masuk 10 besar.
Kanada turun empat poin menjadi 77 dan menduduki peringkat 12, didampingi Inggris, yang turun tiga poin. Amerika Serikat dan Prancis juga mengalami kemunduran. Sedangkan Jerman dan Jepang mempertahankan posisinya di peringkat ke-20. Italia naik satu poin dan mendapat skor 53 poin, menempatkannya di posisi ke-51.
Lebih dari dua pertiga negara di dunia mendapat skor 50, yang berarti di atas rata-rata. Skor rata-rata secara keseluruhan hanya 43 poin, demikian laporanTransparency International.
Indonesia mendapat skor 40, dua poin lebih baik dari tahun sebelumnya, atau tiga poin di bawah rata-rata dan hanya menduduki peringkat ke 85. Indonesia berada pada peringkat yang sama dengan negara-negara Afrika seperti Trinidad dan Tobago, Burkina Faso dan Lesotho.
Mesin Uang Gurita Cendana
Keserakahan keluarga Cendana nyaris membuat Indonesia bangkrut. Oleh banyak pihak keluarga Suharto disebut mengantongi kekayaan sebesar 200 triliun Rupiah. Inilah jurus gurita cendana mengeruk duit haram dari kas negara:
Foto: Getty Images/AFP/J. Macdougall
Gurita Harta
Suharto punya cara lihai mendulang harta haram. Ia mendirikan yayasan untuk berbinis dan mendeklarasikannya sebagai lembaga sosial agar terbebas dari pajak. Dengan cara itu ia mencaplok perusahaan-perusahaan mapan yang bergerak di bisnis strategis, seperti perbankan, konstruksi dan makanan. Menurut majalah Time, Suharto menguasai 3.6 juta hektar lahan, termasuk 40% wilayah Timor Leste
Foto: AP
Yayasan Siluman
Tidak hanya menghindari pajak, yayasan milik keluarga Cendana juga mendulang rejeki lewat dana sumbangan paksaan. Cara-cara semacam itu tertuang dalam berbagai keputusan presiden, antara lain Keppres No. 92/1996 yang mewajibkan perusahaan atau perorangan menyetor duit sebesar 2% dari penghasilan tahunan. Dana yang didaulat untuk keluarga miskin itu disetor ke berbagai yayasan Suharto.
Foto: Getty Images/AFP/J. Macdougall
Bisnis Terselubung
Bekas Jaksa Agung Soedjono Atmonegoro pernah menganalisa laporan keuangan ke empat yayasan terbesar Suharto. "Yayasan ini dibentuk untuk kegiatan sosial," tuturnya. "Tapi Suharto menggunakannya untuk memindahkan uang ke anak dan kroninya." Soedjono menemukan, Yayasan Supersemar menggunakan 84% dananya untuk keperluan bisnis, semisal pinjaman lunak kepada perusahaan yang dimiliki anak dan kroninya
Foto: picture alliance/dpa/A. Lolong
Lewat Kartel dan Monopoli
Cara lain yang gemar ditempuh Suharto untuk menggerakkan mesin uang Cendana adalah melalui monopoli. Teman dekatnya, The Kian Seng alias Bob Hasan, misalnya memimpin kartel kayu lewat Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO). Pengusaha yang kemudian dijebloskan ke penjara itu sering disebut sebagai ATM hidup keluarga cendana.
Foto: Getty Images/AFP/Firman
Bisnis Tepung Paman Liem
Taipan lain yang juga menjadi roda uang Cendana adalah Sudomo Salim alias Liem Sioe Liong. Sejak tahun 1969 pengusaha kelahiran Cina itu sudah mengantongi monopoli bisnis tepung lewat PT. Bogasari. Dari situ ia membangun imperium bisnis makanan berupa Indofood. Pria yang biasa disapa "Paman Liem" ini juga menjadi mentor bisnis buat putra putri Suharto.
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
Uang Minyak
Bukan rahasia lagi jika Pertamina pada era Suharto menjelma menjadi dompet raksasa keluarga Cendana. Sejak awal sang diktatur sudah menempatkan orang kepercayaannya, Ibnu Sutowo, buat memimpin perusahaan pelat merah tersebut. Sutowo kemudian memberikan kesaksian kepada majalah Time, tahun 1976 ia dipaksa menjual minyak ke Jepang dan menilap 0,10 Dollar AS untuk setiap barrel minyak yang diekspor.
Foto: picture-alliance/dpa
Pewaris Tahta Cendana
Siti Hardiyanti Rukmana alias Tutut sejak awal sudah diusung sebagai pewaris tahta Cendana. Putri tertua Suharto ini tidak cuma menguasai puluhan ribu hektar lahan sawit, stasiun televisi TPI dan 14% saham di Bank Central Asia, tetapi juga memanen harta tak terhingga lewat jalan tol. Hingga 1998 kekayaannya ditaksir mencapai 4,5 triliun Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Merajalela Lewat Bulog
Dari semua putera Suharto, Bambang adalah satu-satunya yang paling banyak berurusan dengan Liem Sioe Liong. Setelah mendirikan Bimantara Grup, Bambang terjun ke bisnis impor pangan lewat Badan Urusan Logistik yang saat itu didominasi Liem. Menurut catatan Tempo, selama 18 tahun kroni Suharto mengimpor bahan pangan lewat Bulog senilai 5 miliar Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa
Duit Cengkeh untuk Tommy
Melalui monopoli Hutomo Mandala Putra meraup kekayaan hingga 5 triliun Rupiah. Tahun 1996 ia mendapat status pelopor mobil nasional dan berhak mengimpor barang mewah dan suku cadang tanpa dikenai pajak. Selain itu Tommy juga menguasai Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh yang memonopoli penjualan dari petani ke produsen rokok. BPPC ditengarai banyak membuat petani cengkeh bangkrut.
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
Akhir Pahit Diktatur Tamak
Secara lihai Suharto membajak pertumbuhan ekonomi untuk kepentingan keluarga. Menurut Bank Dunia, antara 1988 hingga 1996, Indonesia menerima investasi asing senilai USD130 miliar. Tapi struktur perekonomian yang dibuat untuk memperkaya kroni Cendana justru menyeret Indonesia dalam krisis ekonomi dan mengakhiri kekuasaan sang jendral. (rzn/yf: economist, times, bloomberg, bbc, kompas, tempo)
Foto: Gemeinfrei
10 foto1 | 10
Somalia, Afghanistan dan Venezuela terbawah
"Frustrasi dengan korupsi di pemerintahan dan kurangnya kepercayaan pada lembaga-lembaga mengindikasikan pentingnya integritas politik yang lebih besar," kata Direktur Transparency International, Delia Ferreira Rubio. "Pemerintah juga harus segera menangani isu korupsi dalam pembiayaan partai politik dan pengaruh yang tidak semestinya pada sistem politik", tambah direktur Transparency International itu.
Laporan itu juga mencatat bahwa "integritas di dalam negeri tidak selalu diterjemahkan ke dalam integritas di luar negeri, dan banyak skandal pada 2019 menunjukkan bahwa korupsi transnasional sering difasilitasi, diaktifkan, dan diabadikan oleh negara-negara utara yang tampaknya bersih. ''
Lompatan penting dibuat tahun ini oleh Armenia dan Angola, yang masing-masing mampu menambah 7 poin, menjadi 42 poin (posisi 77) dan 26 poin (146).
Posisi terbawah kembali ditempati oleh Somalia, dengan skor hanya sembilan poin. Sudan Selatan, Suriah dan Yaman hanya berada satu posisi di atasnya, di bawah sekelompok negara yang berbagi posisi di peringkat 173, termasuk Afghanistan dan Venezuela.