Bagaimana rasanya hidup di jaman Jerman Timur? Bagaimana perubahan drastis terlihat setelah tembok Berlin runtuh dan penyatuan kembali Jerman? Semua bisa dinikmati dalam wisata kota di kawasan Friedrichstrasse di Berlin.
Iklan
Travel Mencicipi Nostalgia Jerman Timur di Friedrichstrasse
04:17
Stasiun Friedrichstraße di Berlin adalah poros utama bagi travel napak tilas ke Jerman Timur jaman dulu. Dari sini kita bisa dilontarkan balik ke Berlin jadul, ketika masih terbagi dua antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Tapi juga melompat ke masa kini dan masa depan di surga belanja dan pertunjukan gemerlap.
Seiring pembukaan stasiun pada 1882 popularitas kawasan ini terus naik, karena stasiun memakai nama jalannya. Semua yang ingin datang ke ibukota termanifestasi oleh istilah Friedrichstraße, ujar Ralph Hoppe pemandu wisata kawakan di lokasi ini.
Negara Yang Terbelah dan Bersatu Kembali
3 Oktober 1990 - setelah 45 tahun terpecah, Jerman akhirnya bersatu lagi. Satu peristiwa sejarah yang mengubah tatanan dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
9 November 1989 - Perbatasan Dibuka
Seorang anggota politbiro, Günter Schabowski, dalam satu konferensi pers mengatakan, warga Jerman Timur bisa pergi ke luar negeri tanpa perlu visa. Setelah penundaan yang menyebabkan warga berdesak-desakan di gerbang perbatasan, akhirnya pintu perbatasan kembali dibuka. Tembok Berlin runtuh. "Kita warga Jerman, warga yang kini paling berbahaiga," dikatakan walikota Berlin Walter Momper.
Foto: picture-alliance/dpa
18 Maret 1990 - Pemilu Bebas Pertama di Jerman Timur
Suasana yang makin panas di Jerman Timur memaksa parlemen memajukan pemilu yang bebas. Tema kampanye yang paling bergaung adalah isu penyatuan Jerman. Pemilu dimenangkan Aliansi Pro Jerman. Ini mempercepat penyatuan kembali Jerman. 12 April 1990, Lothar de Maizière terpilih sebagai presiden Jerman Timur.
Foto: cc-by-sa/Bundesarchiv
1 Juli 1990 - Penyatuan Mata Uang
Pertengahan tahun 1990, Jerman Timur makin terancam bubar. 15 ribu warga setiap minggunya lari meninggalkan negeri ini. Demonstrasi memaksa pemerintah memakai mata uang bersama. 1 Juli, pukul 00:00, D-Mark menjadi mata uang Jerman Timur. Satu langkah awal yang penting dalam penyamarataan standar hidup warga di wilayah barat dan timur Jerman.
Foto: picture alliance/dpa
16 Juli 1990 - Awal Sejarah Dunia di Gubuk Kecil
Di rumah berburu milik Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev di Kaukasus dibuat terobosan penting antara Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl dan Gorbachev: Jerman akan mendapat lagi kedaulatan penuh. Imbalan bagi Moskow: Uni Soviet mendapat bantuan dana sebesar 63 juta Mark, yang antara lain dipakai untuk penarikan mundur pasukan militernya dari wilayah Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
23 Agustus 1990: Jerman Timur Setuju Bersatu Kembali
Lothar de Maizière (kanan) memanggil parlemen untuk rapat darurat. Keputusannya: "Mulai tanggal 3 Oktober 1990, Jerman TImur akan masuk dalam cakupan hukum negara Jerman seperti yang tertera dalam paragraf 23 konstitusi negara Jerman." Kepala Partai PDS Gregor Gysi (kiri) menyebut tanggal 3 Oktober sebagai "hari runtuhnya Republik Demokrasi Jerman."
Foto: cc-by-sa/Bundesarchiv
12 September 1990 - Andil Banyak Pihak
Sejak bulan Mei, para menteri luar negeri keempat negara pendudukan (AS; Uni Soviet, Inggris, Perancis) dan kedua negara Jerman telah tiga kali bersidang. Di Moskow, 12 September 1990, ditandatangani kesepakatan oleh keenam menteri luar negeri: Jerman tidak boleh melanggar garis batas yang telah ditetapkan, serta diberikan kedaulatan penuh.
Foto: picture-alliance/dpa
3 Oktober 1990 - Hari Bersejarah bagi Jerman
Jerman Timur bubar. Di malam tanggal 2 Oktober, warga Jerman merayakan penyatuan kembali dengan membunyikan lonceng gereja dan menyulut kembang api. Ratusan ribu warga berkumpul di depan gedung parlemen Jerman Reichstag di Berlin. Seluruh dunia turut menyaksikan peristiwa besar ini.
Foto: picture-alliance/dpa
7 foto1 | 7
Dalam buku karyanya Ralph Hoppe menjelaskan daya tarik Friedrichstraße di masa lalu, terutama bagi orang awam. Misalnya jalan ini pernah dijuluki „tempat mabuk“ Jaman dulu orang terutama minum bir di rumah minum. Gedung tertua yang masih terpelihara di Friedrichstrasse adalah bekas rumah minum milik pabrik bir di Bayern.
“Pabrik bir Pschorr menjadi sebuah ikon arsitektur. Biro arsitek Kreisser und Krossheim – pada 1887/88 membangun istana minum bir ini, yang bisa menampung banyak orang, di lantai dasar dan atas“, papar Ralph Hoppe lebih lanjut.
Sebagian besar bangunan asli hancur saat perang dunia kedua. Dampak perang, berupa pembagian dua Jerman, terutama nampak di Friedrichstraße dari bekas perlintasan perbatasan, yang kini masih bisa dilihat.
Wajib Kunjungi Checkpoint Charlie
Salah satunya Checkpoint Charlie. Lewat pintu perbatasan ini warga asing, delegasi militar atau diplomat melintas dari barat ke timur Berlin. Bekas Checkpoint sekarang menawarkan kisah menarik. Kita bisa berfoto di sini, bersama para pemeran serdadu jadul, dari penguasa Berlin yang membagi dua kota ini.
Di seberang Checkpoint Charlie ada gedung pameran "Perang Dingin". Gedung pameran yang jauh lebih megah sedang dibangun.
Juga di stasiun Friedrichstraße ada yang disebut istana air mata. Ini pintu perbatasan dimana warga Jerman Timur bisa masuk ke Jerman Barat. Juga lokasi pengusiran aktivis politik dan pengritik.
Para pembangkang dan pengritik diberi pilihan, masuk penjara atau diusir ke Jerman Barat. “Kebanyakan memilih diusr yang artinya berpisah selamanya dengan keluarga di Jerman Timur; ujar Nina Schumacher pakar sejarah di Berlin.
Air mata biasanya tumpah saat pengusiran, dan jadi nam lokasi ini. Itu sebabnya pintu perbatasan tersebut diberi nama istana air mata.
Teater bersejarah dan surga belanja
Pemandangan kontras hanya terpaut jarak 350 meter - di Friedrichstadt-Palast. Harian New York Times memuji Teater pertunjukan ini sebagai satu dari 10 lokasi yang wajib dikunjungi di Berlin.
“110 artis tampil tiap malam di panggung teater terbesar sedunia. Keunikan teater ini, hanya bisa ditemukan di Berlin atau Anda harus pergi jauh ke Las Vegas“, promosi Guido Herrmann yang direktur administrasi gedung teater ini.
Sejak tahun 1920-an pertunjukan ini terkenal sebagai atraksi besar. Dulu dimainkan di gedung pertunjukan besar cikal bakal Friedrichstadtpalast. 1980 gedungnya nyaris rubuh. Seluruh gedung diruntuhkan dan di lokasinya dibangun gedung teater baru. Sekarang setiap tahun 700.000 penonton menyaksikan pertunjukan glamour ini.
Tapi jauh lebih banyak lagi yang bewisata belanja di Friedrichstraße. Lebih 3 juta pengunjung datang ke pusat perbelanjaan budaya Dussmann. Kebanyakan datang karena banyaknya pilihan buku dan bagian karya klasik yang diklaim terbesar sedunia.
Lebih ke selatan lagi ada Galeries Lafayette. Dibangun 20 tahun lalu, sebagai pusat perbelanjaan bergengsi pertama di Friedrichstraße setelah penyatuan kembali Jerman tahun 1990. Jadi jangan tunggu lagi, ayo datang ke Berlin dan jalan-jalan di Friederichstaße.
Tur Seni Tembok Berlin
Sisa-sisa tembok Berlin yang tidak ikut diruntuhkan, telah menginspirasi para seniman untuk memberikan sentuhan seni pada tembok tersebut. Walhasil, tembok pun tak lagi angker, tetapi seperti galeri seni.
Foto: DW/Frederike Müller
Bentangan Terpanjang
Pada 1990-an, diciptakan East Side Gallery oleh 118 seniman dari 21 negara untuk memberikan guratan seni pada sisa-sisa tembok Berlin, yang sengaja disisakan untuk menjadi bagian dari sejarah. Walhasil, tur tembok Berlin menjadi tak menyeramkan.
Foto: DW/Frederike Müller
Tempat Terkenal
Ada satu bagian dinding, Hinterlandmauer namanya, yang suka disemprot cat. Seni grafiti di tembok Berlin terkadang berbau politik, yang tentu saja ilegal. Akan tetapi, ada pula yang masih bisa ditoleransi. Seni jalanan dengan grafiti dinding muncul pada era 1980-an.
Foto: DW/Frederike Müller
Perbatasan Pengharapan
Banyak kelinci hidup di wilayah perbatasan, seperti di distrik Mitte. Kelinci-kelinci itu suka hilir mudik disana sehingga acap membuat alarm berbunyi dan polisi pun terkecoh. Seniman asal Berlin, Karla Sachse, membuat seni grafiti "Rabbit Field", yang diperuntukkan bagi kelinci-kelinci disana.
Foto: Lars Wendt
Peninggalan Bersejarah
Tembok Berlin memisahkan antara Jerman Barat dan Timur. Warga Jerman yang tinggal di bagian timur harus melintasi perbatasan ini melalui jembatan Sandkrug jika hendak ke wilayah Barat negaranya, begitu juga sebaliknya. Mereka yang bisa melewati perbatasan pun hanya yang sudah punya visa. Seniman Gabriele Basch melukiskan "Golden West", yakni harapan masyarakat Jerman saat melintasi perbatasan ini.
Foto: DW/Frederike Müller
Untuk Mengenang Para Korban
Kawasan tembok Berlin kini sepenuhnya dikuasai oleh pemerintah Jerman. Seniman Ben Wagin dan beberapa seniman lainnya lalu membangun "Parliament of Trees" pada 1990 di lokasi tersebut, khususnya untuk mengenang mereka yang tewas saat membangun tembok tersebut.
Foto: Lars Wendt
Mengintip Perbatasan
Seniman Yadegar Asisi menggambar sebuah pemandangan di Checkpoint Charlie, salah satu sudut tembok Berlin. Lukisannya menggambarkan kondisi otentik tembok Berlin pada era 1980-an.
Foto: Tom Schulze
Tentara-Tentara Perang Dingin
Pada 1961, terjadi ketegangan antara tank-tank Uni Soviet dengan Amerika Serikat di Checkpoint Charlie. Lukisan seniman Frank Thiel, mengingatkan ketika seorang tentara Amerika Serikat dan Uni Seoviet saling berpunggungan, mengawasi teritorial mereka.
Foto: Lars Wendt
Diluar Tembok
Taman kebebasan di buka pada 2012. Lokasinya di perbatasan Checkpoint Charlie, yang cukup kontroversial. Di sini, para pengunjung bisa membeli pecahanan tembok Berlin asli sebagai kenang-kenangan, yang dihiasi potongan lukisan buah karya seniman James Rizzi atau Lisa Grubb dari New York. Seniman yang pertama kali melukis tembok Berlin pada sisi Barat tembok bernama Keith Haring pada 1980-an.
Foto: DW/Frederike Müller
Yang Menang dan Kalah
Setiap malam, dibekas perbatasan, tepatnya di jembatan Oberbaumbrücke, anak-anak membuat lingkaran bermain batu-gunting-kertas. Seniman Thorsten Goldberg, mengabadikan kenangan ini dalam lukisannya, memberi judul yang sama dengan nama permainan dan menegaskan soal menang dan kalah.
Foto: Lars Wendt
Lambang Universal
Seniman Jonathan Borofsky melukiskan "Molecule Man" di dekat jembatan Oberbaumbrücke sebagai simbol eksistensi manusia, yang dilambangkan dengan sejumlah molekul. Terdapat tiga gambar menara alumunium diatas air sungai bekas perbatasan. Galeri seni di tembok Berlin juga membawa pesan universal.