Tren "Atap Hijau" di Berlin
10 Desember 2013Hannah Cleaver bersikeras bahwa tidaklah sulit untuk berkebun. Ia memulainya dengan tong kompos yang ia isi dengan sampah sisa dari dapur. "Isi tong penuh dengan cacing yang memakan semua yang saya masukan ke dalamnya. Sehingga bisa memproduksi kompos."
Karena apartemen Cleaver ada di lantai atas, ia harus pergi ke toko ikan untuk membeli cacing. Ia mengeluarkan sebagian isi pot tanamannya untuk menunjukkan betapa sehatnya tanah tersebut, karena bisa dilihat cacing yang ditemukan di bawahnya.
Untuk musim dingin, Cleaver membangun "rumah pelindung" bagi beberapa sayuran yang ditanamnya. Untuk itu a mengunakan kaca ukuran besar dan styrofoam. Cleaver berharap, sayurannya bisa bertahan hingga musim semi mendatang.
"Pot bisa diisi dengan benih tanaman apapun. Lalu hanya butuh sedikit perhatian dan air. Orang biasanya merasa terintimidasi dengan menanam sesuatu yang bisa dimakan. Tapi ini tidak sulit jika ada pengertian dasarnya dan sedikit rasa percaya diri", tandas Cleaver.
Menjadi tren di Berlin
Perempuan berusia 41 tahun ini sebenarnya seorang jurnalis. Pada awalnya ia hanya ingin memberi sedikit warna hijau di teras atapnya yang abu-abu. Tapi kini ia memiliki perusahaannya sendiri "Eat Your Roof" atau "makan atap anda" yang melayani pelanggan yang ingin memiliki kebun di teras atau atapnya. Pelanggannya mulai dari individu pribadi hingga perusahaan besar. Mereka juga belajar dari Cleaver cara merawat kebun sendiri.
Salah satu pelanggannya dari kalangan bisnis adalah perusahaan telekomunikasi Nokia. Agar memperoleh sertifikat WWF atau "EU Green Office" bagi gedung kantornya di Berlin, Nokia mempekerjakan Cleaver untuk mengubah teras besar yang kosong menjadi "lebih hijau". Kepada DW, manajer fasilitas Nokia untuk Eropa Utara Christian Ullrich menjelaskan, "Agar bisa memperoleh sertifikat tersebut, salah satu caranya adalah dengan memperbaiki pola pikir manusia akan lingkungan."
Jika melihat gedung kantor Nokia dari luar, sulit untuk membayangkan bahwa di atas atapnya ada kebun yang dipenuhi sayur dan buah organik. Mulai dari brokoli, kembang kol, dan belasan tanaman lain yang bisa dimakan. Ullrich menambahkan, kebun cantik ini tidak hanya menjadi hiburan bagi pegawai Nokia, tetapi juga bagi tamu perusahaan. "Setiap ada kunjungan, kami selalu mengajak mereka ke sini. Dan mereka senang melihatnya."
Kembali ke "dasar"
Tren menanam tumbuhan yang bisa dimakan menjadi tren baru di ibukota Jerman ini. Lahan kosong di Berlin kini banyak dimanfaatkan sebagai kebun sayur dan buah. Seperti Prinzesinnengarten di Kreuzberg. Kebun ini mendapat perhatian internasional yang mengubah bekas lokasi industri menjadi "surga hijau" dan upaya kampanye penerangan publik tentang menanam makanan sendiri.
"Sebagai konsumen kita tahu terlalu sedikit tentang asal usul makanan. Jadi tujuan utama kebun ini adalah sebagai tempat untuk belajar," ujar Robert Shaw salah satu pendiri Prinzesinnengarten kepada DW. Di Prinzesinnengarten, setiap orang bisa datang dan menawarkan bantuan bercocok tanam. Shaw dan timnya yang mengorganisir kelangsungan kebun. Hasil panen bisa dibeli dan dibawa pulang untuk dimakan.
Shaw yakin, walau Jerman tidak kekurangan pangan, krisis ekonomi mengubah sikap warga. Tumbuh keinginan baru untuk kembali ke "dasar". Antara lain dengan menanam makanan sendiri. Pendiri "Eat Your Roof" Hannah Cleaver sependapat dengan pandangan tersebut. "Setiap sayur menjadi semakin berharga jika kita menanamnya sendiri. Saya jadi makan lebih sedikit dan merasa lebih sehat karenanya."