Pameran teknologi CeBIT 2017 di Jerman tampilkan solusi terapan bagi beragam teknologi digital. Spektrumnya amat luas dari keperluan rumah tangga teknologi tinggi hingga sistem pintar menghindari kemacetan lalu lintas.
Iklan
Masa depan sudah ada di sini!. Barangsiapa berkunjung ke pameran teknologi CeBIT2017 di Hannover, Jerman yang dibuka untuk umum mulai Senin ini, akan segera mendapat kesan tersebut. Tahun ini tema CeBIT adalah solusi terapan bagi teknologi digital.
Semua teknologi kini makin terkoneksi secara digital lewat jejaring online. Internet kini mulai menguasi raung publik. Di Jerman berbagai app diluncurkan untuk memudahkan kehidupan warga. Deutsche Telekom misaknya, meluncurkan sistem parkir pintar di Hamburg, yang memungkinkan pengendara selalu dapat menemukan tempat parkir yang kosong.
Tren Teknologi Terbaru di CeBIT 2017
00:43
Robot makin manusiawi
Tren lain yang amat kentara di arena CeBIT tahun ini adalah makin kaburnya batasan antara manusia dengan robot pintar. Mesin-mesin dengan kecerdasan buatan kini makin mampu berinteraksi dengan manusia dan bisa beraksi otonom. Tidak hanya begitu, manusia kini juga makin mengadopsi robot dan bisa bekerja bersama.
Teknologi Digital Akan Kuasai Keseharian Anda
Ponsel bukan lagi satu-satunya gadget yang pintar. Pada pameran elektronik IFA 2016, pengunjung bisa melihat berbagai produk terkini mulai dari kulkas yang bisa memesan bahan yang sudah habis hingga AC pintar.
Foto: DW/R. Fuchs
TV Semakin Besar
Para produsen televisi berusaha meraih konsumen baru dengan meningkatkan kualitas gambar dan menambah ukurannya. Resolusi ultra HD dan teknologi HDR adalah tren terkini. Juga lebih mudah untuk menghubungkan televisi dengan alat lain. Seperti bernavigasi antara internet, televisi dan radio.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Stache
AC Pintar
Rumah juga bisa menjadi pintar. Seperti dengan pengatur suhu ruangan yang bisa Anda kendalikan lewat app smartphone. Saat penghuni keluar dari rumah dengan membawa smartphonenya, sistem akan mengenalinya dan mematikan AC.
Foto: Tado
Hoverboard Lebih Aman
Hoverboard, generasi penerus Segway, dianggap kurang aman karena baterainya yang mudah terbakar. Perusahaan Jerman seperti Beamie atau Hama kini menawarkan skuter elektronik dengan jaminan keamanan.
Foto: Beamie
Ke Dunia Lain dengan Virtual Reality (VR)
Realita maya (VR) adalah salah satu tren utama di pameran IFA tahun ini. Kacamata VR seperti Gear VR, Oculus Rift atau HTC Vice membawa pengguna menjelajahi dunia maya.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Phantom 4 Drone Pintar
Produsen drone dari Cina, DJI, memperkenalkan Phantom 4 drone yang dilengkapi dengan kamera. Drone ini mampe melewati ruang sempit tanpa sinyal GPS. Sensor dan kamera memungkinkannya untuk bisa memposisikan dirinya sendiri. Hasil bidikan kamera dari udara juga beresolusi tinggi.
Foto: DW/R. Fuchs
Mengetahui Isi Lemari Es Lewat Ponsel
Anda tidak ingat apakah di rumah masih ada cukup makanan di lemari es atau tidak? Tanya saja kulkas Anda. Kamera yang terinstalasi memungkinkan pengguna akses dari jarak jauh ke lemari es lewat app di smartphone. Tidak hanya itu. Beberapa alat bahkan mampu memesan sendiri bahan makanan yang sudah hampir habis.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Tanaman Digital HerbGarden
Perusahaan Grundig memperkenalkan alat yang bisa menyediakan cahaya, gizi dan air untuk berkebun di dalam ruangan. Dan tentu bisa diatur dengan smartphone.
Foto: Grundig
MyWraps: Headphone Sebagai Gelang
MyWraps merancang headphone yang bisa dililit ke pergelangan tangan, sehingga menyerupai gelang cantik. Desainernya ingin menggabungkan musik dengan gaya hidup.
Foto: DW/R. Fuchs
8 foto1 | 8
Teknik terapan juga sudah dihadirkan sejak beberapa tahun belakangan. Misalnya robot-robot dengan kecerdasan buatan yang dikerahkan untuk menangani pekerjaan amat berbahaya. Misalnya menjinakkan bom, memadamkan kebakaran di reaktor nuklir atau membersihkan bekas kecelakaan di pabrik kimia.
Sosok robot tentu saja tak harus mirip manusia. Tapi sejumlah "robot humanoid" juga ditampilkan di arena CeBIT 2017. Perusahaan Amerika, Ekso Bionics dan Vodafone misalnya menampilkan robot pembantu berjalan pasien kelumpuhan. Sebuah sistem saraf virtual merekam reaksi badan penderita lumpuh, dan menggerakan kaki robot untuk melangkah. Kendala utama teknik ini adalah harganya yang masih mahal, sekitar 120.000 Euro per unit robot.
Eksoskeleton Buat Manusia Masa Depan
Rangka robotik menopang gerakan tubuh manusia, entah itu untuk keperluan medis atau militer. Sejak hampir satu dasawarsa dunia sains berupaya mengembangkan eksoskeleton.
Foto: Fotolia/Jim
Kendali Jarak Jauh
Robot perempuan bernama AILA ini mendemonstrasikan bagaimana eksoskeleton seharusnya berfungsi. Ia bisa dikendalikan dari jarak jauh dengan membaca gerakan manusia. Selain industri, AILA juga bisa ditempatkan di luar angkasa.
Foto: DFKI / Jan Albiez
Berawal dari Tangan
Pusat penelitian kecerdasan buatan di Jerman, DFKI, mulai mengembangkan teknologi eksoskeleton tahun 2007 silam. Awalnya para ilmuwan fokus menciptakan tangan robotik dan sistem kendali jarak jauhnya. Kini benda yang dulu terlihat ultra modern itu menjadi salah satu benda pajangan museum.
Foto: DFKI / Studio Banck
Akurasi Tinggi
Sejak 2011, DFKI mengembangkan proyek Capio berupa dua tangan eksoskeleton yang mampu mendeteksi gerakan punggung penggunanya. Melalui proyek yang berlangsung selama dua tahun ini, peneliti berhasil meniru gerakan rumit bagian atas tubuh manusia dan mentransfernya lewat eksoskeleton.
Foto: DFKI / Annemarie Hirth
Kendali Jarak Jauh dari Rusia
Tidak cuma Jerman, peneliti Rusia di Magnitogorsk juga ikut mengembangkan sistem pengendali jarak jauh lewat eksoskeleton. 2013 silam peneliti DFKI di Bremen berhasil mengendalikan sebuah robot di Magnitogorsk. Sebaliknya ilmuwan Rusia juga mengirimkan perintah gerakan kepada robot AILA di Bremen.
Foto: DFKI Robotics Innovation Center/Screenshot
Gerakan Tangan Alami
Berbeda dengan sistem yang dikembangkan di beberapa negara lain, sensor eksoskeleton buatan DFKI tidak cuma berada di telapak, tetapi juga di bagian bawah dan atas lengan. Hasilnya gerakan tangan robot lebih akurat dan terlihat alami. Tapi upaya tersebut membutuhkan mekanisme dan elekronik yang lebih rumit.
Foto: DFKI/David Schikora
Kaki Robot buat Mengangkut Beban
Mulai tahun 2017, DFKI akan melengkapi eksoskeleton-nya dengan kaki robotik. Dengan begitu rangka robot ini akan mampu meniru hampir semua gerakan manusia. Selama ini penggunanya harus memanggul eksoskeleton layaknya ransel. Di masa depan beban tersebut akan sepenuhnya diambil alih oleh kaki robotik.
Foto: DW/Tatiana Ivanova
Buat Membantu Pasien Lumpuh
Eksoskeleton sebenarnya sudah pernah digunakan untuk membantu pasien yang lumpuh. Pada pesta pembukaan Piala Dunia 2014 di Brasil, ilmuwan mendemonstrasikan pencapaian teknologi tersebut. Nantinya eksoskeleton akan dilengkapi dengan baterai dan dibangun dengan material yang lebih ringan.
Foto: cotesys.org
Robot di Luar Angkasa
Saat ini eksoskeleton sedang diujicoba di luar angkasa melalui simulasi tiga dimensi. Ambisi terbesar dunia antariksa antara lain adalah menempatkan robot di planet lain dan mengendalikannya lewat eksoskeleton dari bumi. Dengan cara itu, robot akan mampu menggantikan astronot pada misi-misi berbahaya.