Makin sulitnya lahan perkebunan di kota besar, picu tren urban farming baru di London. Berkebun di bekas bunker sistem trem bawah tanah "underground" puluhan meter di bawah permukaan. Hasil panen diminati restoran mewah.
Iklan
Tren Urban: Berkebun di Bawah Tanah
01:19
Konsumen di sejumlah kota besar Eropa, kini menganut motto: konsumsi produk lokal demi perlindungan lingkungan. Namun ada kendalanya. Di kota metropolitan seperti London, Berlin atau Paris, amat sulit mencari lahan cukup luas untuk berkebun.
London kini memperkenalkan solusi menarik. Berangkat dari tren Urban Farming, sebuah perusahaan bernama "Growing Underground" kini membuat kebun di bawah tanah, puluhan meter dari permukaan. Mereka memanfaatkan bekas bunker di sistem kereta bawah tanah London alias "underground" sebagai lahan berkebun.
Begini Cara Berkebun Gaya Orang Jerman
Berkebun buat orang Jerman bukan sekedar "main-main". Ada prinsip-prinsip penting, yang buat orang luar tampak unik, sedangkan buat orang Jerman ibaratnya peraturan yang tidak bisa dilanggar. Ini sebagian di antaranya.
Foto: picture alliance / Rzepka
Hobi Serius
Banyak keluarga yang tinggal di apartemen di kota tidak punya taman. Mereka kadang menyewa sepetak tanah sebesar beberapa meter persegi pada petani di luar kota, untuk memuaskan hobi berkebun. Dengan demikian, anak kota juga belajar berhubungan dengan alam.
Foto: picture-alliance/ZB/P. Pleul
Nyaman di "Firdaus" Kecil
Kalau tidak bisa menyewa tanah, balkon jadi sasaran. Mulai dari hari pertama di musim semi, sampai daun rontok di musim gugur, balkon jadi tempat pelampiasan hobi. Dalam bulan-bulan itu, bunga yang ditanam juga berganti-ganti, sesuai musim. Misalnya Tulip di musim semi, dan Dahlia di musim panas.
Foto: picture-alliance/dpa
Turis: "Itu Daerah Kumuh?"
Taman kecil atau Schrebergarten adalah fenomena umum di Jerman. Di petak-petak ini penduduk kota menikmati sedikit alam terbuka dan kehijauan, juga menanam sayuran. Karena di sana juga banyak gubuk-gubuk kayu untuk simpan perkakas, turis kerap mengiranya daerah kumuh. Setelah Perang Dunia II hasil kebun ini selamatkan penduduk kota dari kelaparan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Schmidt
Jangan Ganggu Orang dengan Pemangkas Rumput
Suara kencang pemangkas rumput sering menyebabkan cekcok dengan tetangga. Kalau tidak mau ribut, perhatikan peraturan waktu memangkas rumput, yaitu pukul 9-13 dan 15-17. Jangan coba-coba pangkas rumput di hari Minggu atau hari raya. Paling aman kalau orang membeli robot pemangkas. Bisa bergerak otomatis, tidak ribut, dan orang bisa santai.
Foto: picture alliance/NurPhoto/J. Arriens
Barbeque dengan Syarat Tertentu
Sebaiknya tetangga sekalian diundang, kalau adakan pesta di taman. Sehingga bisa dicegah kemungkinan tetangga marah karena lapar akibat mencium aroma dari barbeque, atau memanggil polisi karena merasa tertanggu "ketenangannya." Kalau mau yakin tidak mengganggu, orang Jerman memeriksa dulu perjanjian ketika menandatangani kontrak rumah. Biasanya tercantum kapan saja "boleh" mengganggu tetangga.
Foto: Elke Dubois/TZS
Jarak Adalah Masalah Serius
Kalau ingin menanam pohon, cari tahu dulu nantinya pohon jadi sebesar apa, sehingga bisa diperkirakan jarak minimumnya dari tanah tetangga. Dengan demikian bisa dicegah, bahwa dalam beberapa tahun, cabangnya masuk wilayah tetangga, atau bahkan bayangan dari pohon menyelubungi rumput tetangga. Tapi tetangga juga tidak boleh memotong atau ikut memanen buah, tanpa ijin pemilik pohon.
Foto: Mehdi Haeri
Firdaus Belanja buat Yang Hobi
Toko bagi hobi berkebun banyak di Jerman. Di sana bisa ditemukan segala peralatan dan berbagai jenis bunga, sayuran, tanaman bumbu serta pohon, baik asal Jerman maupun yang eksotis. Ditambah juga dengan tanah yang tepat dan mebel spesial untuk taman. Dan tentu saja obat pemberantas hama dan pita khusus yang dilumuri racun pembunuh terhadap serangga yang merayap.
Foto: picture-alliance/dpa/BUGA 2015/T. Uhlemann
Tong Air dan Daur Ulang Sampah
Orang Jerman juga senang menunjukkan diri sebagai orang pencinta lingkungan. Air hujan ditampung untuk menyiram tanaman, dan sampah organik diolah jadi kompos, atau ditempatkan di tong sampah spesial untuk sampah kebun. Jadi hanya untuk rumput yang dipangkas, daun-daun, benalu dan cabang pohon.
Foto: picture-alliance/dpa/K.D Gabbert
Sumber Ide Berlimpah
Pemilik balkon dan taman bisa peroleh tips dan saran dari majalah khusus atau toko tanaman, bagaimana cara mempercantik kebunnya. Sejumlah besar pameran taman baik tingkat regional maupun nasional memberikan banyak ide. Kalau masih kurang inspirasi, bisa pergi ke negara tetangga Belanda, yang jadi "markas besar" industri bunga.
Foto: DW
Kurcaci Taman Bukan Mainan
Bagi sebagian orang ini kebudayaan yang harus diikuti. Bagi orang lainnya, ini tidak perlu dan tampak murahan. Terlepas dari itu semua, kurcaci taman sudah "beremansipasi." Mereka tidak hanya tampil lucu dengan baju tradisional dan, melainkan juga dengan kostum penggemar sepak bola, atau juga sebagai penggemar musik heavy metal (foto).
Foto: picture-alliance/dpa/P. Seeger
10 foto1 | 10
Richard Ballard pendiri "Growing Underground" menyebutkan, keterbatasan lahan di permukaan memaksa mereka mencari alternatif dengan memanfaatkan teknologi modern. "Nutrisi untuk tanaman kami campurkan dalam air, yang disemprotkan pada tanaman. Limbahnya disaring dan diproses agar bisa digunakann kembali sesuai prinsip daur ulang."
Revolusi teknik dan urban farming
Sebagai sumber pencahayaan ultra violet yang memicu proses fotosintesa digunakan lampu LED. Ballard hanya mengeluhkan mahalnya harga lampu LED. Tapi pendiri "Growing Underground" ini percaya dalam waktu tak lama lagi, harga lampu LED akan turun secara signifikan.
5 Tren Hijau di Kota Besar
Di gedung-gedung perkantoran di Tokyo, ditanam macam-macam buah dan sayur. Sementara taman hijau kota New York terletak 10 meter di atas jalan tol. "Tren hijau" mulai merambah kota-kota besar.
Foto: picture-alliance/dpa
Rel Hijau
Jika membutuhkan suasana yang lebih tenang, penduduk New York City biasanya melarikan diri ke sejumlah taman yang tersedia di kota. Sejak beberapa tahun, ada taman High Line Park yang letaknya di ketinggian 10 meter. Bekas jembatan sepur kereta barang West Side dirombak menjadi sebuah taman. Lengkap dengan kursi-kursi. Bersantai di taman sambil menikmati pemandangan kota dari atas.
Foto: picture-alliance/dpa
Rumah Alga
Sebuah rumah di Hamburg dinding kacanya dipenuhi alga. Tanaman ini mampu menyuplai minyak bagi industri kosmetik dan air hangat untuk mandi. Dinding rumah tersebut terdiri dari 129 segmen kaca yang fungsinya seperti akuarium.
Foto: picture-alliance/dpa
Museé de Quai Branly
Di antara Pont d'Alma dan menara Eifel di kota Paris ada museum Quai Branly yang sangat unik tampilannya. Permukaan tembok bangunan tersebut dari dasar hingga atap ditumbuhi tanaman. "Murs végétals" atau dinding tanaman adalah kreasi ahli tumbuh-tumbuhan Patrick Blanc sejak 10 tahun. Di museum ini bisa ditemukan 15.000 tanaman dari 150 spesies yang berbeda.
Foto: FRED DUFOUR/AFP/Getty Images
Panen Saat Istirahat
Di ruang rapat kantor Pasona Group di Tokyo ada pohon tomat dan jeruk limau. Di jam istirahat kantor, para pegawai memetik sendiri buah dan sayur yang mereka tanam sendiri. Di dinding luar gedung tumbuh pohon jeruk.
Foto: KAZUHIRO NOGI/AFP/Getty Images
Sekolah Seni Hijau
Di Singapura, duet arsitek WOHA ingin mengintegrasikan tanaman dalam rancangan mereka. Hasilnya, School of the Arts yang terlitak di tengah kota juga menghijau. Baik dari dalam maupun dari luar.
Foto: picture alliance/Arcaid
5 foto1 | 5
Hasil perkebunan bawah tanah ini diminati oleh sejumlah restoran terkemuka di London. Michel Roux koki berbintang Michelin pemilik restoran Le Gavroche menyebutkan, ia membeli hasil panen kebun bawah tanah, karena semuanya segar, aromanya intensif dan ramah lingkungan.
Roux juga mengakui, mencari sayuran lokal untuk racikan masakannya, kini makin sulit, karena lahan pekebunan di kota sulit ditemukan. Terpaksa sayuran impor yang dipakai. "Kini seiring tren yang diminati warga London, yakni konten lokal untuk makanan, urban farming di bawah tanah menjadi revolusi untuk memasok sayuran segar di kota," tambah koki berbintang internasional itu.
Kota Besar Eropa "Go Green"
Lingkungan terbuka hijau yang bisa diakses semua orang di kota besar terdengar kontradiktif. Tapi Eropa menjadi "Trendsetter" dalam bidang ini. Beberapa kota besar Eropa "go green" dengan memanfaatkan strategi cerdas.
Foto: Colourbox/Beatrice Preve
Bristol: Ibukota Hijau Eropa 2015
Kota Bristol di Inggris terpilih jadi Ibukota Hijau Eropa 2015. Komisi Eropa setiap tahun memilih kota besar yang mendapat penghargaan itu, dengan kriteria paling baik mengkombinasikan perlindungan lingkungan, pertumbuhan ekonomi dan kualitas kehidupan. Lahan hijau di Bristol mencakup 30 persen luas kota dan 25 persen rumah diubah jadi efisien energi dalam 10 tahun belakangan.
Dussmann Haus di Berlin sejak 2012 dijadikan taman hutan tropis. Taman vertikal "Mur Végétal" atau dinding vegetsi dirancang ahli botani Perancis Patrick Blanck. Lebih 6,000 tanaman tropis memenuhi dinding seluas 270 meter persegi, yang ditunjang sistem irigasi cerdas tanpa medium tanah untuk tumbuhan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hamburg: Rumah Alga
Rumah ganggang di Hamburg diresmikan April 2013 dalam rangka International Architecture Exhibition, dan menjadi rumah hijau pertama dari kategori ini. Fasad yang terdiri dari kaca terus memproduksi energi. Dua sisi dinding bangunan berupa elemen kaca berisi air yang ditumbuhi alga yang memproduksi energi untuk kebutuhan seluruh bangunan.
Foto: picture-alliance/dpa
London: Atap Hijau
Green Roof Map di London (klick tanda + di kanan untuk info lebih lanjut) mencakup 700 atap hijau yang luasn keseluruhannya sekitar 175,000 meter persegi atau setara 25 lapangan sepakbola di tengah ibukota Inggris itu. Peta online interaktif menunjukkan lokasi dan spesifikasi masing-masing taman di atap, misalnya taman sayuran, cafe di atap atau taman untuk jalan-jalan.
Foto: Getty Images/O. Scarff
Darmstadt: Hutan Spiral Hundertwasser
Hutan berbentuk spiral di kompleks pemukiman ini tuntas dibangun tahun 2000. bangunan merupakan mahakarya seniman Austria,Friedensreich Hundertwasser. Lahan untuk dereten pohon dan tumbuhan di luar jendela dirancang mengelilingi 100 blok apartemen Pohon dan tanaman bukan hanya terliha indah tapi juga menjadi sumber oksigen serta membuat iklim kota lebih nyaman.
Foto: picture-alliance/dpa
Barcelona: Park Güell
Park Güell yang dirancang Antoni Gaudí pembangunannya disponsori pengusaha industri Eusebi Güell antara tahun1900 hingga 1914. Gaudí mendesain taman kota yang dilengkapi 60 vila. Tapi pembangunan taman tidak tuntas karena kekurangan biaya. Yang tuntas dibangun adalah rumah Güell's-kini jadi sekolah, rumah Gaudí yang jadi musium sejak 1963, dan rumah milik teman arsitek yang hingga kini kosong.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Lang
Madrid: Parque Madrid Río
Proyek konstruksinya cukup rumit dan desain tamannya juga tIdak sederhana. Sebuah lahan hijau sepanjang 8 kilometer di sepanjang bantaran sungai Manzanares. Demi pembangunan taman ini jalan bebas hambatan direlokasi ke bawah tanah, ratusan pohon ditanam dan 33 jembatan untuk pejalan kaki dibangun atau direkonstruksi. Jembatan Arganzuela ini amat atraktif baik siang maupun di malam hari.
Foto: Colourbox/Beatrice Preve
Paris: Sabuk Hijau René-Dumont
Sabuk hijau René-Dumont di Paris adaah taman yang dirancang bangun di bekas jalur kereta api yang nonaktif sejak 1965. Inilah taman pertama yang dibangun di jalur kereta layang yang tidak digunakan lagi. Taman di bekas jalur kereta yang terkenal di New York mengambil contoh dan inspirasi dari sabuk hijau di Paris ini.
Foto: Spencer Platt/Getty Images
Nantes: Ibukota Hijau Eropa 2013
Nantes, kota keenam terbesar di Perancis adalah ibukota hijau Eropa 2013. Yang menonjol adalah taman botani di tengah kota serta kios penjaja makanan atau "stations gourmands" yang tersebar di seluruh kota. Di sini warga bebas memetik buah-buahan yang tumbuh seperti stroberi, chery, apel, tomat dan buah apapun yang tumbuh di taman.