1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tren Wisata ‘Terakhir Kali’ Bikin Alam Cepat Punah!

20 Desember 2024

Tren wisata “terakhir kali” sedang viral di kalangan turis. Aksi menikmati alam "mumpung masih ada" begini justru percepat kepunahan.

Seekor beruang kutub (Ursus maritimus) berdiri di atas bongkahan gunung es yang mengapung di Laut Beaufort, Samudera Arktika, di lepas pantai Alaska.
Mau liburan untuk melihat langsung beruang kutub ini? Pikir-pikir lagi deh!Foto: Steven Kazlowski/Nature Picture Library/IMAGO

Ada tren yang lagi booming nih di kalangan para turis, yaitu wisata last-chance tourism atau wisata kesempatan terakhir.

Bayangkan, para turis itu berlomba-lomba mengunjungi gletser yang terancam lenyap, atau terumbu karang yang kian memutih, hingga mengunjungi habitat spesies hewan langka seperti beruang kutub.

Semua itu dilakukan hanya untuk melihat dan mengabadikan keindahan alam itu sebelum terlambat. Sekilas, niat ini terdengar mulia, bukan? Eits... tapi ternyata efeknya malah justru merugikan lingkungan.

Sektor perjalanan wisata di dunia itu menyumbang sekitar 8 sampai 11% emisi gas rumah kaca global, yang justru memperparah kondisi alam.

Jadi, ketika para wisatawan terbang ke Arktika atau menyelam di antara terumbu karang, mereka tanpa sadar justru mempercepat hilangnya keajaiban alam itu.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Ironisnya, banyak dari para wisatawan ini adalah orang-orang yang peduli terhadap lingkungan, sadar akan krisis iklim, dan berpendidikan tinggi. Sayang banget kalau semua terabaikan hanya demi ikut arus tren. Hmm...

Motivasi tersembunyi di balik tren wisata terakhir kali

Kenapa ya para turis ini justu berlomba-lomba pergi ke tempat yang jelas-jelas sedang sekarat? Menurut sebuah studi dari Jurnal Pariwisata Berkelanjutan 2023, motivasi para turis ‘wisata suram' ini lebih dari sekadar dokumentasi.

Ada rasa ingin menyaksikan secara langsung objek keajaiban alam itu sebelum benar-benar hilang. Para turis, terutama perempuan dan wisatawan yang berusia paruh baya, merasa pengalaman ini memberikan sensasi berbeda, seolah ikut jadi bagian dari sejarah.

Tapi nih ya, momen saat kita berhadapan langsung dengan alam yang hampir punah ternyata dinilai bisa memicu kepedulian dan kesadaran atas kondisi lingkungan.

Kata para ilmuwan, melihat penurunan populasi beruang kutub dengan mata kepala sendiri itu memang bisa memicu orang untuk lebih peduli. Pengalaman ini ternyata bisa banget men-trigger kesadaran untuk kita menjaga Bumi. Ini penting supaya bisa memperlambat kehancuran alam yang kita huni ini. Tapi tentu saja, semuanya harus seimbang.

kp/ae (Berbagai sumber)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait