1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tripoli Kirim Pasukan ke Barat Libya

17 Juni 2012

Pemerintah transisi Libya perintahkan militer untuk menggunakan “segala cara” guna mengakhiri bentrokan di barat Libya. Tripoli juga menyebut dibentuknya koridor humaniter dan misi pencari fakta.

Milizionäre kontrollieren am Montag (04.06.2012) an einem Checkpoint in Tripolis Fahrzeuge. Bewaffnete haben den Flughafen in der libyschen Hauptstadt Tripolis gestürmt und kurzzeitig den Betrieb lahmgelegt. Foto: Hannibal dpa
Foto: picture-alliance/dpa

Dewan Transisi Nasional Libya Sabtu (16/06) menyatakan kawasan barat negara di Afrika Utara itu sebagai zona militer, menempatkan pasukan untuk mengupayakan gencatan senjata antara kelompok-kelompok bertikai yang sudah terlibat bentrokan senjata selama enam hari terakhir.

Bentrokan antara kelompok pejuang di kota Zintan dan anggota suku El Mashashia telah menyebabkan 14 orang dan melukai sekitar 90 orang lainnya pekan ini. Demikian dikatakan pemerintah transisi Rabu (13/06). Desember lalu pertempuran antara kedua kelompok menyebabkan empat orang tewas.

Saif al-Islam Gaddafi saat ditangkap di ZintanFoto: picture-alliance/abaca/Balkis Press

Bentrokan itu dimulai 2011 sejak diktator Libya yang terguling Moammar Gaddafi ditembak mati oleh pihak pemberontak Oktober. Sementara pejuang di Zintan mendukung pemerintah Tripoli yang liberal dan membantu menangkap putra Gaddafi Saif al Islam, suku El Mashashia memilih tidak bergabung dengan pihak pemberontak.

Sebagai hasil kerusuhan di kawasan Mizdah, Sheguiga dan Zintan, yang menyebabkan terbunuhnya orang-orang tidak berdosa, pemerintah transisi memerintahkan semua pihak yang bertikai untuk menghentikan pertempuran. Demikian keterangan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Libya, Rahim al Kib.

DK/afp/rtr