Awalnya pencalonannya sebagai bakal kandidat presiden dari partai Republik mengundang tawa, kini Donald Trump memimpin di jajak pendapat. Media sepakat Trump adalah ranjau yang bisa menjadi bumerang buat Republik
Iklan
Donald Trump gemar memprovokasi dan mempolarisasi. Gayanya yang ceplas ceplos tidak cuma mendatangkan banyak dukungan dari pemilih konservatif, tapi juga antipati dari Partai Republik. Inilah suara media tentang pencalonan bilioner raja properti itu.
Neue Zürcher Zeitung, Swiss:
"Masalah Partai Republik adalah memperkirakan berapa jumlah pemilih potensial yang akan melarikan diri jika mereka menggagalkan pencalonan diri Trump. Menurut jajak pendapat, jika Trump maju sebagai kandidat independen, ia akan mencuri banyak pemilih dari kantong suara partai Republik dan menjamin kemenangan Partai Demokrat."
De Standaard, Belgia:
"Trump melakukan kesalahan fatal ketika ia tidak menutup kemungkinan mencalonkan diri sebagai kandidat independen pada pemilu mendatang, jika Partai Republik urung mengusungnya. Jika Trump muncul sebagai kandidat non partai, ia akan membahayakan peluang Partai Republik merebut Gedung Putih. Karena raja properti itu punya pendukung setia, yakni penduduk yang menyalahkan Washington untuk setiap kegagalan dalam hidup mereka."
Washington Post, Amerika Serikat:
Donald Trump adalah pemimpin pemarah dan tanpa visi. Ia gagal mengenali bahwa amarah politik tidak bisa disamakan dengan program politik. Setiap orang bodoh bisa mengambil obor api dan berjalan di depan kerumunan massa. Tapi bakat sebenarnya adalah mengidentifikasi keluhan dan mengubahnya ke arah yang konstruktif. Trump dengan tuntutan banalnya untuk mengenakan tarif cukai mahal terhadap produk Cina, atau kritikannya bahwa pemerintah Meksiko mengirimkan kriminal ke Amerika Serikat (imigran), tidak menunjukkan bahwa ia memiliki kemampuan tersebut. Dia tidak juga menujukkan isyarat bahwa ia membutuhkan kemampuan itu.
rzn/vlz
Kemiskinan di Amerika Serikat
Jutaan rakyat Amerika kini dilanda kemiskinan dan kesulitan memenuhi kebutuhan mendasar termasuk pangan.
Foto: Getty Images
Tunawisma di Los Angeles
Kemiskinan di Amerika Serikat, negara ekonomi terbesar sedunia, tetap tidak bisa diberantas, 50 tahun setelah Presiden Lyndon Johnson mencanangkan perang melawan kemiskinan dalam pidato nasional tanggal 8 Januari 1964.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Gelandangan Kelaparan
Kelaparan dipicu oleh kemiskinan. Sebuah penelitian departemen perumahan dan pembangungan perkotaan AS, jumlah gelandangan di New York terus naik pada 2013. Los Angeles menjadi kota besar dengan kenaikan persentase tunawisma tertinggi mengalahkan New York.
Foto: Getty Images
Dapur Amal
Bantuan makanan dalam keadaan darurat menjadi kebutuhan makin mendesak. Lembaga amal The Food Bank for New York City, setiap harinya membagikan 400.000 porsi makanan gratis di kota yang dijuluki Big Apple itu.
Foto: Getty Images
Masa-masa Sulit
Laporan biro sensus Amerika Serikat, hampir 30 persen warga AS mengalami masa sulit dan kemiskinan rata-rata minimal dua bulan pada saat resesi global yang melanda antara tahun 2009 hingga 2011.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Pertanda Buruk tahun 2013
Banyak warga yang masih memiliki pekerjaan, tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal mereka. Ini yang disebut pekerja miskin. Saat ini upah minimal nasional adalah 7,25 US Dollar. Jajak pendapat Gallup 2013 menunjukkan, 20 persen warga Amerika dewasa, harus berjuang keras untuk mendapat cukup makanan di tahun-tahun sulit.
Foto: Getty Images
Perlakuan Khusus
Kupon ini dibagikan guna mendapat kalkun gratis untuk perayaan Thanksgiving, sebagai langkah khusus memerangi situasi sulit yang dihadapi banyak warga New York. NGO The New York City Coalition Against Hunger melaporkan, sekitar 15 persen warga kota tahun lalu hidup dalam kondisi kekurangan pangan.
Foto: Getty Images
Memberi Makan Amerika
Manna Food Center di Washington DC membagikan paket makanan gratis bulanan bagi warga yang membutuhkan. Kebanyakan keluarga yang memiliki anak. Lebih dari 16 juta anak-anak di negara terkaya sedunia itu hidup dalam kemiskinan. Kondisi ini mencerminkan ketidak seimbangan pembagian kemakmuran di Amerika Serikat.
Foto: DW/Y. Zarbakhch
Kebutuhan Bantuan Meroket
Kemiskinan pada 2012 dilaporkan melanda 47 juta warga Amerika Serikat, termasuk di dalamnya 13 juta anak-anak. Program bantuan pangan gratis bagi warga miskin yang digagas pemerintah, saat sebelum resesi mencakup 26 juta warga. Jumlah warga yang perlu bantuan terus meroket sejak 2010.