Trump Banding di Putusan Kasus Pelecehan Seksual dan Fitnah
12 Mei 2023
Juri di pengadilan AS memerintahkan Donald Trump untuk membayar denda sebesar lima juta USD kepada penulis E. Jean Carroll di kasus pelecehan seksual dan pencemaran nama baik. Trump mengajukan banding.
Iklan
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (11/05) mengajukan banding atas putusan juri di kasus pelecehan seksual dan pencemaran nama baik terhadap penulis E. Jean Carroll.
Awal pekan ini, seorang juri pada pengadilan federal Manhattan memerintahkan Donald Trump untuk membayar denda sebesar lima juta USD (sekitar Rp73 miliar) sebagai bentuk kompensasi dan denda dalam kasus gugatan perdata. Trump terbukti bertanggung jawab atas pelecehan seksual dan pencemaran nama baik, tetapi tidak pemerkosaan.
Banding tersebut diajukan sehari setelah Trump menyebut klaim pelecehan seksual Carroll itu "palsu”, dalam sebuah wawancara di acara CNN.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Trump juga membantah dirinya mengenal Carroll. "Saya tidak kenal perempuan itu. Saya tidak pernah bertemu dengannya. Saya sama sekali tidak mengetahuinya,” klaim Trump.
Menurut The New York Times, pengacara Carroll tengah mempertimbangkan gugatan lain terhadap Trump atas pernyataannya dalam acara tersebut.
Iklan
Apa saja tuduhan terhadap Trump?
Putusan juri pada Selasa tersebut menandai pertama kalinya Trump - yang menghadapi tuntutan hukum atas serangkaian tuduhan pelecehan seksual sejak beberapa dekade lalu - dinyatakan bertanggung jawab secara hukum atas penyerangan tersebut.
Carroll bersaksi bahwa Trump telah menyerangnya secara seksual di toko Bergdorf Goodman sekitar 30 tahun lalu.
Dia mengungkapan pengalamannya itu secara terbuka dalam sebuah memoar ketika Trump masih menjabat sebagai presiden. Pada saat itu, Trump menyebut tuduhan tersebut sebagai "tipuan dan kebohongan."
Pakar hukum menyebut banding tersebut dapat memakan waktu lama.
Mantan presiden AS itu mengaku tidak bersalah terhadap 34 dakwaan dalam kasus kriminal dengan tuduhan dirinya memalsukan catatan bisnis, sebagai bagian dari rencana tahun 2016 guna membungkam aktris film dewasa Stormy Daniels.
Seorang penasihat khusus Departemen Kehakiman AS juga tengah menyelidiki kemungkinan kesalahan penanganan dokumen rahasia dan catatan kepresidenan yang dilakukan oleh Trump setelah dia meninggalkan jabatannya dan upayanya membatalkan kekalahan dalam pemilu tahun 2020.
Trump juga menghadapi penyelidikan kriminal yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum di Georgia terkait upaya membatalkan kekalahannya pada pemilu tahun 2020 di negara bagian tersebut.