Trump Berjaya - Clinton Gagal Gerakkan Perempuan Muda
10 Februari 2016
Donald Trump berjaya di kalangan Partai Republik dalam pertarungan nominasi calon presiden dari tiap partai di New Hampshire. Sementara di kubu Demokrat Hillary Clinton terpaksa menerima pukulan telak Bernie Sanders.
Iklan
Dua kandidat calon presiden yang awalnya diduga tidak akan sukses sama sekali, berhasil membuktikan keunggulan mereka dalam menggerakkan pendukung. Pebisnis dan milyarder Donald Trump dari Partai Republik dan Bernie Sanders dari Partai Demokrat berhasil menunjukkan keunggulan mereka terhadap saingan paling kuat di kubu masing-masing, dalam pemilihan putaran awal di negara bagian New Hampshire, Selasa malam.
Trump melejit setelah gagal di Iowa
"Businessman" Donald Trump meraup sekitar 33% suara pendukung Republik. Dengan demikian ia memukul telak saingan-saingannya yang punya pengalaman jauh lebih banyak dalam politik AS, termasuk Senator negara bagian Texas, Ted Cruz, dan mantan Gubernur Florida Jeb Bush.
Namun bagi pengamat yang mendukung calon Partai Republik seperti Bush, pertarungan untuk memperoleh posisi kedua sama pentingnya seperti memenangkan tempat pertama. Sebenarnya Gubernur Ohio, John Kasich sebelumnya unggul di posisi kedua, mendahului Bush dan Senator dari Florida, Marco Rubio.
Sementara bagi para pendukung Trump, kemenangan ini jadi semacam aksi balasan setelah dijegal Ted Cruz dalam pemilihan awal di Iowa beberapa pekan lalu. Dalam pidato setelah kemenangannya, Trump kembali sesumbar dengan moto kampanyenya: ia akan membuat AS jadi negara besar lagi, dan mengalahkan negara-negara lain.
Sanders dapat dukungan luas, bahkan dari kaum perempuan muda
Di kubu Partai Demokrat, Senator dari Vermont, Bernie Sanders berhasil memperkuat posisi sebagai saingan Hillary Clinton. Mantan Menteri Luar Negeri dan mantan "First Lady" Hillary Clinton dulunya dianggap calon satu-satunya dari Partai Demokrat, yang akan maju melawan calon dari Partai Republik.
Sanders kini membuktikan diri jadi saingan berat Clinton dan sangat sulit disingkirkan. Ia kerap menyerang sumber pendanaan kampanye Hillary Clinton.
Namun sejumlah analis menilai, Clinton kalah karena sejumlah besar perempuan muda lebih mendukung Bernie Sanders. Menurut exit poll dari NBC News, 44% perempuan memberikan suara bagi Clinton Selasa malam, sementara 55% memberikan suara kepada Sanders.
Terutama perempuan muda lebih mendukung Sanders daripada Clinton. Dan Clinton sendiri sudah mengakui menghadapi tantangan besar untuk memperoleh dukungan dari kaum muda.
Harian The New York Times mempublikasikan tabel yang menunjukkan usia dan penghasilan para pendukung Partai Demokrat di New Hampshire. Yang mendukung Clinton adalah warga berusia di atas 65 tahun dan berpenghasilan lebih dari 200.000 Dolar per tahun.
Isu Utama Kampanye Pemilu Presiden AS
Opini rakyat AS terpecah-belah dalam banyak isu politik. Baik urusan pemberantasan terorisme, aborsi atau pembatasan kepemilikan senjata. Ini beberapa yang paling penting.
Foto: Reuters/J. Young
Pembatasan Pemilikan Senjata
Baik di gereja di Charleston, di sekolah dasar di Sandy Hook, atau di bioskop di Aurora, penembakan masal sudah jadi hal yang sering terjadi di AS. Menjelang akhir masa jabatannya, Obama berusaha ketatkan kontrol senjata di negaranya. Tapi ini isu yang memecah-belah warga. Banyak warga AS menolak langkah yang membatasi kepemilikan senjata.
Foto: Reuters/A. Latif
Reformasi Asuransi Kesehatan
Kemungkinan tidak ada isu paling besar yang pisahkan kubu Republik dan Demokrat selain reformasi asuransi kesehatan yang dicanangkan Presiden Barack Obama, dijuluki Obamacare. Itu membuat hampir semua orang AS harus punya asuransi kesehatan. Banyak calon Demokrat ingin perluas Obamacare, sementara sebagian besar calon Republik akan menghapusnya jika terpilih jadi presiden.
Foto: Reuters/J. Rinaldi
Terorisme
Serangan teroris di San Bernardino, yang sebabkan 14 orang tewas, kembali sulut debat soal keamanan nasional dan pemberantasan terorisme. Kandidat presiden dari Partai Republik kritik Obama karena dianggap lemah mengatasi masalah terorisme. Donald Trump, calon dari kubu Republik bahkan usulkan larang masuknya semua orang beragama Islam ke AS.
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey
Imigrasi
Di samping itu Trump juga ingin mencegah masuknya orang Meksiko ke AS, dan usulkan pendirian tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Calon lainnya lebih liberal, dan usulkan UU imigrasi baru, yang setidaknya menawarkan perspektif bagi 11 juta imigran gelap di AS. Karena semakin kuatnya kemungkinan dukungan dari warga "Hispanic", imigrasi jadi salah satu isu penting pemilu presiden AS.
Foto: Getty Images/AFP/R. Schedmidt
Aborsi
Ini debat yang tak kunjung henti di AS. Pilihannya: "pro-choice" atau "pro-life", antara hak memilih (aborsi), atau hak untuk hidup. Bagi banyak warga konservatif dan kelompok religius AS, aborsi adalah dosa. Banyak calon dari kubu Republik menolak aborsi, karena gerakan pro-choice memperjuangkan hak perempuan untuk memilih aborsi secara legal.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Keadilan Sosial
Distribusi kekayaan di AS sangat tidak merata. Menurut peneliti di Kalifornia, 1% warga terkaya AS memiliki kekayaan sama seperti jumlah kekayaan 90% warga di golongan bawah. Kemungkinannya kecil AS akan punya sistem keadilan sosial seperti di Eropa. Tapi dengan munculnya Bernie Sanders dari Partai Demokrat, kampanye kali ini jadi punya fokus kuat pada kekayaan dan ketidakadilan.