1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trump dan PM Inggris Berperang di Dunia Maya

30 November 2017

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Theresa May saling melontarkan kritik tajam. Semua berawal ketika Trump mendukung video anti-Muslim yang diposting pemimpin kelompok ekstrim kanan Britain First.

NATO Donald Trump Belgien Mimik
Foto: Getty Images/J.Tallis

Saling kritik antara Presiden AS Donald Trump dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May mencapai puncaknya ketika Trump lewat sebuah cuitan di laman sosialnya menyarakan agar Perdana Menteri tersebut lebih memusatkan perhatiannya menangani  "kelompok terorisme Islam radikal" yang ada di Inggris.  

Jawaban tajam itu awalnya sempat "nyasar" ke akun @Theresa_May milik Theresa Scrivener. 20 menit kemudian, Trump menghapus cuitan aslinya yang diikuti 43 juta orang tersebut dan 'memposting' seruan yang sama ke akun @theresa_may milik Theresa Sang Perdana Menteri.

Sebelumnya, Theresa May melalui juru bicaranya mengkritik tindakan Trump yang membagikan ulang tiga video yang 'diposting' pemimpin Britain First, Jayda Fransen yang menggambarkan tindak kekerasaan yang dilakukan oleh sekelompok warga Muslim. Britain First adalah partai sayap kanan ekstrem Inggris yang melancarkan kampanye anti Muslim. Inggris yang jarang memberi kecaman keras kepada sekutunya, Amerika Serikat menyebut dukungan Trump atas video anti-Muslim tersebut adalah salah.

Sajid Javid, satu-satunya anggota parlemen Inggris yang beragama Islam, juga mengutarakan ketidaksetujuannya atas dukungan POTUS, akun twitter resmi milik Presiden AS, terhadap organisasi yang mengusung kebencian. 

Kehebohan di dunia Twitter ini terjadi tak lama setelah Jayda Fransen, wakil pemimpin Britain First tersebut ditahan karena mengutarakan ujaran kebencian dan perilaku yang mengancam saat aksi melawan terorisme di Irlandia Utara. Fransen yang akan diadili pada tanggal 14 Desember mendatang dikenal kerap membagikan video tidak terverifikasi yang menampilkan migran atau orang Muslim yang menyerang warga Eropa.

ts/vlz (reuters, the guardian, dpa)