1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Trump di Israel, Dihadang Dua Janji

22 Mei 2017

Presiden AS Donald Trump dalam kunjungannya di Israel ditagih janji solusi konflik Israel-Palestina serta rencana pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem. Juga skandal pembocoran informasi dinas rahasia membayanginya.

USA Harrisburg Trump Rede vor Anhängern
Foto: picture-alliance/AP/C. Kaster

Saat berkampanye dalam pemilu presiden silam, Donald Trum berjanji akan mendorong lagi proses oerdanaian di Timur Tengah serta pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem. Kini dalam lawatan di Israel dua janji itu menghadangnya. Trump juga dibayangi pembocoran informasi inetelejen yang disebut berasal dari Israel, saat bertemu dengan menteri luar negeri Rusia di washington belum lama ini.

Sebelum kunjungannya ke Israel, Presiden AS Donald Trump yang memulai lawatan luar negeri pertamanya di Arab Saudi selama dua hari mengatakan, mungkin konflik Israel-Palestina tidak sesulit yang dipikir banyak orang.

Trump urges leaders to confront extremism

01:01

This browser does not support the video element.

Di Israel Trump direncanakan akan menuju ke Yerusalem. Di sana ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Trump juga berencana akan berkunjung ke monumen Yad Vashem dan ke Tembok Barat, sebuah tempat yang dianggap suci oleh pemeluk agama Yahudi.

Proses perdamain Israel-Palestina

Ketika menerima kunjungan Mahmoud Abbas di Gedung Putih Maret lalu, Trump mengatakan, walaupun perdamaian bisa dicapai, pihak Palestina dan Israel harus bersedia berdamai. "Jika kedua belah pihak bersedia, kita akan membuat kesepakatan," demikian sesumbar Trump Maret lalu.

Kini Gedung Putih berusaha meredam harapan, bahwa akan ada kemajuan signifikan dalam proses perdamaian selama kunjungan Trump ke Israel. Gedung Putih lebih menggambarkannya sebagai kunjungan simbolik. Tapi Trump kemungkinan masih harus melancarkan diplomasi halus terutama setelah terungkap bahwa ia memberikan informasi rahasia dari Israel tentang organisasi teror ISIS kepada Rusia, tanpa sepengetahuan Israel.

Baca juga: Trump Klaim Dirinya Korban Investigasi Rusia

Trump kelelahan

Perjalanan ke beberapa negara ini adalah kunjungn resmi Trump pertama sebagai Presiden AS ke luar negeri. Trump sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan akibat jadwal yang padat. Kunjungannya berlangsung sembilan hari. Sebelum ke Timur Tengah, ia berkunjung terlebih dahulu ke Eropa, yaitu ke Brusel, Sisilia (Italia) dan Vatikan.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas ketika berkunjung ke Washington, Maret 2017Foto: Reuters/C. Barria

Dalam pidato di Riyadh hari Minggu, ia mendorong para pemimpin negara Islam untuk ikut berperan mengalahkan militan Islam. Trump menyebut "ekstremisme Islam", walaupun dalam rancangan pidato disebut "ektrimisme orang yang fundamentalis Islam."

Untuk menjelaskan pertukaran kata-kata ini, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada wartawan, itu disebabkan kelelahan yang dirasakan Trump. Minggu malam di Riyadh, setelah serangkaian panjang acara dan banyak penundaan, Trump tidak hadir untuk memenuhi undangan bagi forum orang muda. Ia mengirim putrinya, Ivanka Trump, yang ikut dalam kunjungan, untuk mewakilinya.

ml/as (rtr, ap)