Dari Afghanistan hingga Aljazair, kelompok teror berencana memanfaatkan kemenangan Donald Trump dalam pemilu kepresidenan AS sebagai alat propaganda untuk merekrut jihadis baru.
Iklan
Komandan Taliban dan Islamic State mengatakan retorika anti muslim yang didengungkan Donald Trump selama masa kampanye pemilu kepresidenan akan berperan besar dalam upaya merekrut pejuang-pejuang baru.
"Dia adalah seorang maniak. Kebenciannya terhadap muslim akan memudahkan pekerjaan kami karena kami bisa merekrut ribuan orang baru," kata Abu Omar Khorasani, salah seorang komandan ISIS di Afghanistan kepada Reuters.
Trump antara lain mengusulkan larangan masuk bagi kaum muslim yang berasal dari negara-negara yang "tercatat pernah mengekspor terorisme." Ia juga berjanji akan mengalahkan "teror radikal Islam seperti kita memenangkan Perang Dingin."
Kendati begitu Trump belum menjelaskan secara rinci bagaimana ia ingin memerangi kelompok radikal seperti ISIS, Taliban atau Al-Qaida.
"Ia tidak membeda-bedakan antaran tren Islam moderat atau ekstremis. Pada saat yang sama ia menyangkal bahwa sikap radikalnya akan melahirkan radikalisme baru," kata Ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr. Kelompok Sadr sejak lama berperang melawan gerakan radikal Sunni seperti ISIS dan Al-Qaida.
Kementerian Pertahanan AS mewanti-wanti terhadap potensi serangan teror di dalam negeri oleh simpatisan Islamic State atau Al-Qaida.
"Pemimpin kami mengamati jalannya pemilu kepresidenan AS. Tapi kami tidak menyangka penduduk Amerika akan menggali kuburannya sendiri seperti yang telah mereka lakukan pada pilpres ini," kata Khorasani yang menyebut Barack Obama sebagai "kafir moderat" yang lebih punyak otak ketimbang Trump.
Hisham al-Hasemi, penasehat pemerintah Irak untuk terorisme Sunni, mengatakan kelompok teror akan mengutip Trump untuk membakar amarah simpatisannya. "Al-Qaida sering menggunakan kutipan dari Gedung Putih sebagai strategi untuk merekrut pejuang baru," ujarnya.
Bahkan jika Trump melunak soal kaum muslim, pakar meyakini ucapannya selama masa kampanye cukup untuk menggerakkan mesin propaganda kelompok teror. "Mereka tetap akan menggunakan pernyataannya itu," kata Matthew Henman, pakar terorisme di IHS Jane's Terrorism and Insurgency Centre.
"Kunci utama pada Islamic State dan al-Qaida adalah meyakinkan kaum muslim bahwa barat membenci mereka dan tidak akan pernah menerima mereka masuk dalam masyarakatnya."
Sementara itu seorang komandan Taliban di Afghanistan mengatakan pihaknya mencatat semua pernyataan anti muslim yang diutarakan Trump. "Jika dia menepati janji kampanyenya terkait Islam, maka hal itu akan memprovokasi kaum muslim di seluruh dunia dan organisasi jihad bisa memanfaatkan momentum tersebut," katanya kepada Reuters.
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
Foto: picture-alliance/dpa
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari sekian banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
Foto: imago/ZUMA Press
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasilan jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
Foto: Getty Images/D. Angerer
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
Foto: picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Photo/
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
Foto: Getty Images/AFP/Swerzey
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Tiffany.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Minchillo
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Lemm
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha ambisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
Foto: Getty Images/AFP/M. Schwalm
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
Foto: Getty Images/B. Pugliano
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama sekali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.