Donald Trump tampak grogi dan tidak bersedia berjabat tangan saaat pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Ini tersebar luas di sosial media. Bagaimana kunjungan Merkel dikomentari pers internasional?
Foto: Reuters/J. Ernst
Iklan
"Handshake?" Kanselir Jerman Angela Merkel terdengar bertanya kepada Presiden AS Donald Trump di depan sejumlah wartawan yang mengambil foto di Oval Office, Gedung Putih saat pertemuan akhir pekan lalu. Trump tidak memberikan reaksi apapun dan tampak agak resah. Sementara Merkel hanya tersenyum menghadapi reaksi janggal dari Presidan AS tersebut.
Masih segar dalam ingatan banyak orang bagaimana Trump mengomentari politik Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel saat ia berkampanye untuk menjadi presiden AS tahun lalu. Merkel disebutnya menyebabkan kehancuran Jerman dengan menerima kehadiran jutaan pengungsi. Itu adalah kesalahan yang mendatangkan bencana, kata Trump. Dampaknya, menurut Trump, adalah meningkat drastisnya kriminalitas di Jerman.
Trump and Merkel try to paper over differences
01:31
This browser does not support the video element.
Pertemuan dua politisi yang tidak setara
Majalah AS The Atlantic mengecam komentar menyesatkan dari Trump terhadap Merkel tersebut, dan menilai sikap Merkel yang menghadapi Trump dengan tenang adalah langkah yang tepat. Ketika bersama-sama menghadapi wartawan, Trump berkesan menjawab pertanyaan tanpa banyak berpikir, demikian The Atlantic. Sementara Merkel menekankan "daripada membicarakan orang lain di belakang punggung, lebih baik mengadakan pembicaraan bersama." Tapi majalah AS itu mempertanyakan apakah kedua politisi telah benar-benar berbicara.
Harian AS, The New York Times yang kritis terhadap Donald Trump berkomentar, itulah saat seorang penghancur kelas kakap berhadapan dengan pembela terakhir tatatertib dunia. Nada sama disuarakan harian Inggris The Guardian: di sini bertemu politisi perempuan yang bersikap tenang, menggunakan pikiran dan mendukung Eropa, dengan pria yang pengetahuannya tentang politik internasional tampaknya nol, dan otaknya tampaknya hanya mampu berfungsi untuk menuangkan pikiran vulgar dan provokatif dalam tulisan sebanyak 140 karakter.
Trump Yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Tahukah Anda bahwa presiden AS ini sama sekali tidak minum alkohol dan pernah meraih piala Razzie sebagai peran pembantu terburuk dalam sebuah film? Simak fakta menarik lainnya pada galeri berikut!
Foto: Getty Images/AFP/W. McNamee
Tidak Harus Bekerja
Warisan uang dari ayah Trump sebenarnya akan lebih menguntungkan jika tidak dijadikan dana investasi ribuan bisnis Donald Trump dan hanya disimpan dalam bentuk reksadana yang kini nilainya sudah pasti berlipatganda.
Foto: picture-alliance/AA
Remaja Nakal
Saat remaja Trump bermasalah di sekolahnya di Queens. Orangtuanya lalu memutuskan untuk 'memberi hukuman' dengan memindahkan Trump ke sekolah militer di New York. Dari sana, Trump kuliah di Fordham University, lalu pindah ke University of Pennsylvania's Wharton School. Ia lulus tahun 1968.
Foto: picture alliance/landov
Tidak Minum Alkohol
Banyak yang tidak mengetahuinya. Tapi Trump sama sekali tidak minum alkohol. Mungkin ini ada hubungannya dengan kematian kakak laki-lakinya Fred yang kecanduan akohol. Tapi ironisnya, tahun 2006 ia mendirikan pabrik destilasi vodka dengan produk yang diberi nama Trump Vodka.
Foto: fotolia/Storm Flash
Tidak Pernah Gunakan ATM
Saat diwawancarai Conan O’Brien dalam acara televisi Late Night With Conan O’Brien,Donald Trump mengaku belum pernah menggunakan mesin ATM.
Foto: Fotolia/meryll
Makan Pizza dengan Garpu dan Pisau
Tidak seperti kebanyakan orang, Trump hanya menyantap pizza dengan menggunakan pisau dan garpu. Alasannya, karena lebih nyaman dan agar ia tidak kotor.
Foto: Colourbox
Germaphobia
Trump menderita fobia yang disebut germaphobe. Ia terobsesi dengan kebersihan dan takut terkena kuman jika bersentuhan dengan orang lain. Sulit bagi seorang calon presiden. Tapi sebisa mungkin, Trump selalu menghindari untuk bersentuhan dengan orang lain.
Foto: Reuters/L. Jackson
The Game
Papan mainan ini dirilis Milton Bradley tahun 1989 menyusul kesuksesan Trump di dunia real estate. Pada "The Game", pemainnya bisa mencoba dan mengikuti cara Trump menjadi kaya atau kehilangan semuanya. Permainan ini gagal total di pasaran.
Foto: Getty Images/S. Platt
Razzie Award
Trump sudah sering tampil sebagai cameo di banyak film. Tapi perannya yang terburuk adalah di film Ghosts Can’t Do It. Film ini meraih piala Razzie sebagai film terburuk di tahun 1990 dan Trump 'menang' sebagai pemeran pembantu pria terburuk.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/a75
Walk of Fame
Trump memiliki bintang di Hollywood Walk of Fame tahun 2007 berkat kepopuleran show televisinya The Apprentice. Juli 2016, orang tak dikenal memasang tembok disekeliling bintang Trump, lengkap dengan kawat berduri diatasnya dan stiker bertuliskan 'jangan masuk' dan 'berhenti membuat orang bodoh jadi terkenal'.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Stern
Tawarkan Gratis Main Golf Seumur Hidup Bagi Obama
Trump pernah menawarkan presiden AS Barack Obama untuk main golf secara gratis seumur hidup di salah satu lapangan golf miliknya. Syaratnya, Obama harus mengundurkan diri sebagai presiden.
Foto: picture alliance/dpa/D. Lawson
10 foto1 | 10
Harian Inggris, Times menulis komentar lebih moderat mengenai pertemuan Merkel dan Trump. Lewat pertemuan ini, persekutuan yang sudah lama terbentuk kembali dituntut untuk menunjukkan sikap dan nilai yang dijunjung bersama. Menurut media Inggris itu, di balik kritik dan komentar yang menyulut konflik, ada tanda-tanda upaya membentuk politik yang baik. Angela Merkel dan Theresa May mengerti hal itu. Sementara kehendak Trump bisa dilihat dari langkah yang "tidak diambil", yang diduga analis akan diambilnya.
Trump tidak mencabut sanksi terhadap Rusia, tidak menghentikan sokongan AS bagi Ukraina, dan ia juga tidak mengurangi sokongan AS bagi fron NATO di bagian timur. Merkel memanfaatkan itu. Kanselir Jerman ini mencari hal-hal yang baik bagi kepentingan bersama dan berusaha memperluasnya. Itulah inti kebijakan Merkel sebagai politisi.
Ini awal hubungan baru
Menurut harian Jerman Hannoversche Allgemeine Zeitung, Trump dengan motonya "America First" bisa dengan cepat berubah jadi "America Alone", jika tidak sadar akan pentingnya kerjasama ekonomi dengan Uni Eropa. Pendapat serupa juga dilontarkan Göttinger Tageblatt.
Sementara Darmstädter Echos berkomentar, masa depan AS-Jerman tergantung pada kemampuan Merkel untuk membentuk hubungan kerja yang bisa diandalkan dengan Trump. Itu juga harus diupayakannya ketika George W. Bush dan Barack Obama jadi presiden AS. Apakah Merkel akan sukses, sekarang belum jelas. Tapi Trump memerlukan Merkel, karena Merkel lebih mengenal para pemimpin dunia.
ml/as (dpa, rtr)
5 Negara Yang Paling Senang Trump Jadi Presiden AS
Di AS, sejumlah aksi demonstrasi "anti Trump" akan digelar usai pelantikan Donald Trump di Washington D.C. Tapi tidak sedikit negara-negara asing yang justru bersorak dengan kemenangan Trump. Negara mana saja kah itu?
Foto: Reuters/L. Jackson
Rusia
Hampir setengah dari peserta survey di Rusia mengatakan, jika bisa memilih presiden AS mereka akan memilih Donald Trump. Hanya 4% yang mendukung Hillary Clinton. Sepertiga bahkan yakin Trump akan menjadi presiden terbaik dalam sejarah Amerika Serikat.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Pochuyev
Israel
Donald Trump disebut-sebut sebagai "sahabat sejati" Israel. PM Benjamin Netanyahu mengirimkan pesan video setelah Trump dinyatakan sebagai pemenang pemilu. "Presiden terpilih Trump adalah sahabat sejadi Israel dan saya tidak sabar untuk bekerja sama dengannya dalam meningkatkan keamanan, stabilitas, dan perdamaian di kawasan kami."
Foto: Reuters/B. Ratner
Filipina
Presiden Rodrigo Duterte yang pernah menyebut Barack Obama sebagai "anak pelacur", termasuk salah seorang pemimpin negara pertama yang memberi selamat kepada Trump usai terpilih sebagai presiden. "Kami berdua sering menyumpah. Saya harus berhenti karena sekarang Trump yang berkuasa. Saya tidak mau bertengkar lagi, karena Trump menang."
Foto: Reuter/E. Acayan
Suriah
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengecam cara pemerintahan Obama dan negara Barat lainnya dalam menyikapi perang di negerinya. Belum lama ini ia mengatakan, Donald Trump bisa menjadi "sekutu alami" dalam perang melawan terorisme.
Foto: picture-alliance/Anadolu Agency/T. al Masri
Yunani
Ini komentar partai ekstrim kanan Golden Dawn setelah Trump menang: "Ini adalah kemenangan bagi kekuatan yang menentang globalisasi, memerangi migrasi ilegal, mendukung pembersihan etnis, dan memihak pada kebijakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri." vlz/ap (dari berbagai sumber)