Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati tahap pertama rencana perdamaian Gaza. Kesepakatan ini mencakup pembebasan seluruh sandera dan penarikan pasukan Israel.
Kerabat dan pendukung sandera Israel merayakan pengumuman kesepakatan tahap pertama rencana perdamaian GazaFoto: Emilio Morenatti/AP Photo/picture alliance
Iklan
Melalui platform media sosialnya, Truth Social, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana perdamaian Gaza. Hal tersebut muncul dalam pembicaraan informal antara pejabat Hamas dan Israel di Mesir. Kala itu, mereka membahas 20 poin rencana damai usulan Trump untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama dua tahun.
"Seluruh sandera akan segera dibebaskan dan Israel akan menarik pasukannya ke garis yang telah disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, tahan lama, dan abadi,” tulis Trump.
Hingga kini, Hamas diyakini masih menahan 48 sandera asal Israel yang diculik pada serangan teror 7 Oktober. Kurang dari setengahnya diduga masih hidup.
"Dengan pertolongan Tuhan, kami akan membawa semua sandera pulang,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah pengumuman Trump.
Kesepakatan ini juga dapat membawa jeda bagi warga Palestina setelah berperang selama lebih dari dua tahun di Gaza. Hamas meminta Trump dan negara-negara mediator untuk memastikan bahwa Israel benar-benar menjalankan bagian dari kesepakatan tersebut. Amerika Serikat, Jerman, dan beberapa negara lainnya menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.
Iklan
Hamas konfirmasi kesepakatan dengan Israel untuk akhiri Perang Gaza
Dalam pernyataannya, Hamas menyebut bahwa mereka telah "mencapai kesepakatan yang mencakup diakhirinya perang di Gaza, penarikan pasukan, masuknya bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan.”
Hamas juga meminta Presiden AS Donald Trump untuk memastikan Israel "tidak menghindar atau menunda-nunda dalam menjalankan apa yang telah disepakati.”
Orang-orang merayakan dengan berbagi minuman di Lapangan Sandera, Tel Aviv, Israel (09/10)Foto: Emilio Morenatti/AP Photo/dpa/picture alliance
Reaksi dari Israel
Adapun sejumlah reaksi dan konfirmasi terkait kesepakatan tahap pertama mulai bermunculan dari Israel. Perdana Menteri Netanyahu menyebut:
"Hari besar bagi Israel. Besok saya akan menggelar rapat kabinet untuk menyetujui perjanjiannya dan membawa pulang semua sandera kami. Saya berterima kasih kepada para prajurit IDF yang heroik dan seluruh pasukan keamanan. Berkat keberanian dan pengorbanan mereka, kita bisa sampai pada hari ini.”
Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog menulis, "Hati Israel berdegup satu dengan para sandera dan keluarga mereka.” "Seperti yang ditulis Nabi Yeremia: ‘Mereka akan kembali dari negeri musuh… dan anak-anak akan kembali ke tanah mereka,” ujarnya di X.
Kembali Berkuasa, Trump Bikin Kebijakan Baru yang Kontroversial
Setelah dilantik kembali pada 20 Januari 2025, Donald Trump memperkenalkan kebijakan kontroversial seperti tarif tinggi, pembekuan dana internasional, hingga perubahan kebijakan luar negeri yang memicu ketegangan global.
Foto: Evan Vucci/AP Photo/picture alliance
Deportasi migran ilegal
Dalam pidato pelantikannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan niat mendeportasi 'jutaan dan jutaan' migran ilegal. Pada minggu pertama Trump menjabat, hampir 2.400 migran ditangkap ICE, terutama yang pernah terjerat kasus hukum. Kongres AS juga telah meloloskan Lakes Riley Act, yang memungkinkan penahanan migran tanpa status sah untuk kejahatan berat dan pelanggaran ringan.
Foto: Isaac Guzman/AFP
AS mundur dari Perjanjian Paris
Pada hari pertama menjabat, Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk menarik AS dari Perjanjian Paris, yang kedua kalinya ia lakukan. Tindakan ini menuai kontroversi. "Emisi AS berperan besar dalam menentukan apakah kita bisa tetap di bawah batas 2 derajat dan 1,5 derajat," kata Laura Schäfer dari LSM lingkungan dan HAM, Germanwatch.
Foto: JIM WATSON/AFP
Hengkang dari WHO
Trump menarik Amerika Serikat keluar dari WHO. Para ahli memperingatkan langkah ini akan menghambat penanganan wabah penyakit dan masalah kesehatan global. Namun, resolusi kongres mengharuskan pemberitahuan satu tahun dan pelunasan kewajiban sehingga perintah ini baru berlaku penuh Januari 2026. Trump juga menghentikan transfer dana AS ke WHO, yang berdampak pada pendanaan organisasi tersebut.
Foto: Maksym Yemelyanov/Zoonar/picture alliance
Ganti nama Teluk Amerika
Presiden Trump menandatangani dekret untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengembalikan nama Gunung Denali di Alaska menjadi McKinley. Dalam posting di X pada 27 Januari 2025, Google menyatakan akan mengikuti praktik lama untuk menerapkan perubahan nama lokasi sesuai pembaruan resmi pemerintah yang merujuk pada Geographic Names Information System (GNIS).
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Rencana setop hibah dan pinjaman federal
Pada Senin (27/01), Trump menginstruksikan badan-badan federal untuk menghentikan sementara pencairan hibah dan pinjaman federal di seluruh AS. Kebijakan ini dianggap mengancam program vital seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan bantuan bencana. Namun, seorang hakim federal memblokir sementara rencana tersebut beberapa menit sebelum kebijakan dijadwalkan berlaku pada Selasa (28/01) malam.
Foto: Jim Watson/AFP/Getty Images
Larang atlet transgender di olahraga perempuan
Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang atlet transgender berkompetisi dalam olahraga perempuan dan anak perempuan, Rabu (05/02). Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan untuk membatasi hak LGBTQ+. Perintah ini juga menyatakan bahwa negara hanya akan mengakui dua jenis kelamin, pria dan perempuan. Sekolah yang melanggar aturan ini berisiko kehilangan dana federal.
Foto: Andres Caballero-Reynolds/AFP
Pembekuan dana USAID ke 130 negara
Keputusan Presiden Trump untuk menangguhkan dana bantuan USAID telah menghentikan proyek-proyek di sekitar 130 negara, termasuk Indonesia, berdampak dramatis pada jutaan orang dan pekerja bantuan. Trump menuduh USAID melakukan pemborosan, dengan menulis di Truth Social, "Sepertinya miliaran dolar telah dicuri di USAID.” Namun, ia tidak memberikan bukti apa pun.
Foto: Sofia Toscano/colprensa/dpa/picture alliance
Satgas DOGE untuk efisiensi
Satuan Tugas Department of Government Efficiency (DOGE) dibentuk Presiden AS Donald Trump untuk merombak sistem birokrasi federal. DOGE, yang dipimpin oleh Elon Musk, bertujuan mengurangi peraturan, pengeluaran, dan staf pemerintah. Banyak pihak mengkritik minimnya transparansi dalam perekrutan tim DOGE dan mempertanyakan jika tim tersebut telah melalui pemeriksaan terkait kesesuaian dan keamanan.
Foto: Andrew Harnik/Getty Images via AFP
Keinginan AS ambil alih Gaza
Presiden Trump mengusulkan agar AS mengambil alih Jalur Gaza. Usulan ini disampaikan saat kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke AS, Selasa (04/02). "AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan sebuah pekerjaan. Kami akan memilikinya. Dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di tempat tersebut," kata Trump.
Foto: Khalil Ramzi/REUTERS
Kenaikan tarif impor baja dan alumunium
Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium, berlaku Maret 2025. Kebijakan ini bertujuan "membuat Amerika kaya kembali," kata dia. Namun, banyak ekonom menolak asumsi ini, dan menyatakan justru merugikan semua pihak. Tarif dimaksudkan melindungi produsen dalam negeri, tetapi industri AS masih bergantung pada impor logam, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan memicu inflasi.
Foto: IMAGO/Newscom / AdMedia
10 foto1 | 10
Qatar juga konfirmasi kesepakatan tahap pertama rencana Gaza
Qatar telah menjadi mediator dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimulai di kota pesisir Mesir, Sharm el-Sheikh, Senin (06/10).
Penasihat Perdana Menteri Qatar sekaligus juru bicara Kementerian Luar Negeri, Majed Al Ansari, mengonfirmasi bahwa telah tercapai kesepakatan atas seluruh ketentuan dan mekanisme pelaksanaan tahap pertama perjanjian gencatan senjata Gaza.
"Kesepakatan ini akan mengakhiri perang, membebaskan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta memungkinkan masuknya bantuan ke Gaza,” tulis Al Ansari di X.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris