Trump Menerapkan Tarif Baru, Ekspor Mobil Uni Eropa Terancam
27 Maret 2025
Presiden Trump mengumumkan bahwa negaranya akan menerapkan tarif impor untuk mobil buatan luar negeri mulai 2 April 2025. Berdasarkan kajian, kebijakan ini akan menyebabkan harga mobil di AS naik hingga ribuan dolar.
Gedung Putih berharap tarif tersebut akan meningkatkan manufaktur dalam negeriFoto: Mark Schiefelbein/AP/picture alliance
Iklan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu (26/03) bahwa negaranya akan memberlakukan tarif baru sebesar 25% untuk mobil dan truk ringan impor. Tarif ini akan bersifat permanen dan mulai berlaku pada 2 April mendatang, dengan pemungutan dimulai sehari setelahnya.
Saat ini, sekitar 50% mobil yang dijual di AS diproduksi secara domestik. Gedung Putih menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri.
"Kebijakan ini akan terus memacu pertumbuhan seperti yang belum pernah Anda lihat sebelumnya," kata Trump kepada wartawan.
Tarif baru bisa picu kenaikan harga mobil
Pemerintahan Trump memperkirakan akan mengumpulkan pendapatan sebesar $100 miliar (Rp1.657 triliun) per tahun dari tarif ini.
Namun, karena produsen mobil AS mendapatkan komponen dari berbagai negara, mereka berisiko menghadapi biaya produksi yang lebih tinggi dan penurunan penjualan.
"Kita akan melihat harga kendaraan yang jauh lebih mahal,” kata ekonom Mary Lovely, peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, kepada Associated Press.
"Pilihan konsumen juga akan berkurang... Pajak semacam ini lebih membebani kelas menengah dan pekerja,” tambhanya.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Center for Automotive Research sebelumnya memperkirakan bahwa tarif AS terhadap mobil impor dapat meningkatkan harga kendaraan hingga ribuan dolar.
Tarif baru ini juga berpotensi memicu perang dagang yang lebih luas, dengan pembalasan dari negara lain yang dapat berdampak negatif pada perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi. Jika biaya tarif dibebankan kepada konsumen, harga rata-rata mobil di AS bisa melonjak hingga $12.500 (sekitar Rp207 juta).
Selain itu, kebijakan ini dapat memperburuk hubungan dengan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Kanada, Meksiko, dan Jerman, yang merupakan mitra dekat AS.
Kembali Berkuasa, Trump Bikin Kebijakan Baru yang Kontroversial
Setelah dilantik kembali pada 20 Januari 2025, Donald Trump memperkenalkan kebijakan kontroversial seperti tarif tinggi, pembekuan dana internasional, hingga perubahan kebijakan luar negeri yang memicu ketegangan global.
Foto: Evan Vucci/AP Photo/picture alliance
Deportasi migran ilegal
Dalam pidato pelantikannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan niat mendeportasi 'jutaan dan jutaan' migran ilegal. Pada minggu pertama Trump menjabat, hampir 2.400 migran ditangkap ICE, terutama yang pernah terjerat kasus hukum. Kongres AS juga telah meloloskan Lakes Riley Act, yang memungkinkan penahanan migran tanpa status sah untuk kejahatan berat dan pelanggaran ringan.
Foto: Isaac Guzman/AFP
AS mundur dari Perjanjian Paris
Pada hari pertama menjabat, Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk menarik AS dari Perjanjian Paris, yang kedua kalinya ia lakukan. Tindakan ini menuai kontroversi. "Emisi AS berperan besar dalam menentukan apakah kita bisa tetap di bawah batas 2 derajat dan 1,5 derajat," kata Laura Schäfer dari LSM lingkungan dan HAM, Germanwatch.
Foto: JIM WATSON/AFP
Hengkang dari WHO
Trump menarik Amerika Serikat keluar dari WHO. Para ahli memperingatkan langkah ini akan menghambat penanganan wabah penyakit dan masalah kesehatan global. Namun, resolusi kongres mengharuskan pemberitahuan satu tahun dan pelunasan kewajiban sehingga perintah ini baru berlaku penuh Januari 2026. Trump juga menghentikan transfer dana AS ke WHO, yang berdampak pada pendanaan organisasi tersebut.
Foto: Maksym Yemelyanov/Zoonar/picture alliance
Ganti nama Teluk Amerika
Presiden Trump menandatangani dekret untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan mengembalikan nama Gunung Denali di Alaska menjadi McKinley. Dalam posting di X pada 27 Januari 2025, Google menyatakan akan mengikuti praktik lama untuk menerapkan perubahan nama lokasi sesuai pembaruan resmi pemerintah yang merujuk pada Geographic Names Information System (GNIS).
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Rencana setop hibah dan pinjaman federal
Pada Senin (27/01), Trump menginstruksikan badan-badan federal untuk menghentikan sementara pencairan hibah dan pinjaman federal di seluruh AS. Kebijakan ini dianggap mengancam program vital seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan bantuan bencana. Namun, seorang hakim federal memblokir sementara rencana tersebut beberapa menit sebelum kebijakan dijadwalkan berlaku pada Selasa (28/01) malam.
Foto: Jim Watson/AFP/Getty Images
Larang atlet transgender di olahraga perempuan
Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang atlet transgender berkompetisi dalam olahraga perempuan dan anak perempuan, Rabu (05/02). Langkah ini merupakan bagian dari serangkaian tindakan untuk membatasi hak LGBTQ+. Perintah ini juga menyatakan bahwa negara hanya akan mengakui dua jenis kelamin, pria dan perempuan. Sekolah yang melanggar aturan ini berisiko kehilangan dana federal.
Foto: Andres Caballero-Reynolds/AFP
Pembekuan dana USAID ke 130 negara
Keputusan Presiden Trump untuk menangguhkan dana bantuan USAID telah menghentikan proyek-proyek di sekitar 130 negara, termasuk Indonesia, berdampak dramatis pada jutaan orang dan pekerja bantuan. Trump menuduh USAID melakukan pemborosan, dengan menulis di Truth Social, "Sepertinya miliaran dolar telah dicuri di USAID.” Namun, ia tidak memberikan bukti apa pun.
Foto: Sofia Toscano/colprensa/dpa/picture alliance
Satgas DOGE untuk efisiensi
Satuan Tugas Department of Government Efficiency (DOGE) dibentuk Presiden AS Donald Trump untuk merombak sistem birokrasi federal. DOGE, yang dipimpin oleh Elon Musk, bertujuan mengurangi peraturan, pengeluaran, dan staf pemerintah. Banyak pihak mengkritik minimnya transparansi dalam perekrutan tim DOGE dan mempertanyakan jika tim tersebut telah melalui pemeriksaan terkait kesesuaian dan keamanan.
Foto: Andrew Harnik/Getty Images via AFP
Keinginan AS ambil alih Gaza
Presiden Trump mengusulkan agar AS mengambil alih Jalur Gaza. Usulan ini disampaikan saat kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke AS, Selasa (04/02). "AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami juga akan melakukan sebuah pekerjaan. Kami akan memilikinya. Dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di tempat tersebut," kata Trump.
Foto: Khalil Ramzi/REUTERS
Kenaikan tarif impor baja dan alumunium
Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium, berlaku Maret 2025. Kebijakan ini bertujuan "membuat Amerika kaya kembali," kata dia. Namun, banyak ekonom menolak asumsi ini, dan menyatakan justru merugikan semua pihak. Tarif dimaksudkan melindungi produsen dalam negeri, tetapi industri AS masih bergantung pada impor logam, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan memicu inflasi.
Foto: IMAGO/Newscom / AdMedia
10 foto1 | 10
Reaksi internasional terhadap tarif baru AS
Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, mengecam tarif baru AS untuk mobil impor, dan menyebutnya sebagai "serangan langsung" terhadap pekerja Kanada.
Carney mengatakan kepada wartawan bahwa ia akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan para menteri kabinet pada Kamis (27/03) untuk membahas opsi perdagangan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyatakan pada Kamis (27/03) bahwa Tokyo akan mempertimbangkan "semua opsi" dalam menghadapi kebijakan tarif otomotif tersebut.
"Jepang adalah negara dengan investasi terbesar di Amerika Serikat, jadi kami bertanya-tanya apakah masuk akal bagi (Washington) untuk menerapkan tarif yang sama ke semua negara. Itu adalah poin yang telah kami sampaikan dan akan terus kami tekankan," katanya.
Iklan
Uni Eropa sesalkan keputusan tarif AS
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengecam pengumuman tarif baru dari Trump.
"Saya sangat menyesalkan keputusan AS untuk memberlakukan tarif pada ekspor otomotif Eropa," kata von der Leyen dalam sebuah pernyataan.
"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, tarif adalah pajak, sehingga buruk bagi bisnis dan lebih buruk lagi bagi konsumen, baik di AS maupun Uni Eropa," tambahnya.
"Sebagai kekuatan perdagangan utama dan komunitas yang kuat dengan 27 negara anggota, kami akan bersama-sama melindungi pekerja, bisnis, dan konsumen di seluruh Uni Eropa," ujarnya.
Von der Leyen juga mengatakan bahwa pengumuman terbaru Trump, serta "langkah-langkah lain yang sedang dipertimbangkan AS dalam beberapa hari ke depan," akan dievaluasi lebih lanjut.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), Hildegard Müller, menyebut tarif tersebut sebagai "sinyal yang fatal bagi perdagangan bebas dan berbasis aturan."
Dalam wawancara dengan media Bild, Müller mengatakan bahwa tarif ini akan menjadi "beban besar bagi perusahaan dan rantai pasokan industri otomotif yang saling terhubung secara global, dengan dampak negatif khususnya bagi konsumen, termasuk di Amerika Utara."