Trump Puji Kirk sebagai Martir, Politik AS Kian Terbelah
22 September 2025
Presiden Donald Trump memuji Charlie Kirk sebagai "martir bagi kebebasan Amerika” dalam acara pemakaman yang diadakan pada Minggu (21/09). Trump menekankan bahwa Kirk telah berjuang untuk nilai-nilai konservatif dan kebebasan berbicara, dan menyatakan niatnya untuk melanjutkan misi Kirk.
Trump kembali menegaskan anggapannya bahwa kekerasan politik lebih sering datang dari rival kaum konservatif. "Kekerasan ini sebagian besar datang dari pihak kiri,” kata Trump, meskipun ia tidak menyertakan bukti konkret untuk mendukung pernyataannya.
Dalam pidatonya, Trump juga membandingkan pendekatan Kirk dalam debat publik dengan gaya politiknya sendiri, Menurutnya, Kirk berani meladeni lawan secara intelektual, sementara Trump menyatakan secara terbuka bahwa ia membenci lawan-lawannya.
Pemakaman tokoh kontoversial itu semakin menegaskan perpecahan politik yang ada di Amerika Serikat. Saat sebagian besar pembicara fokus mengenang Kirk, pidato Trump bersifat partisan, menekankan konflik terbuka antara kaum konservatif dan apa yang ia sebut "kiri radikal.”
Pidatonya menjadikan peringatan Krik bukan sekedar momen berkabung, tetapi juga arena politik. Trump menekankan bahwa kematian Kirk memiliki makna lebih besar bagi gerakan konservatif dan bagi Partai Republik, dengan menekankan perlunya melanjutkan perjuangan yang telah dimulai.
Ribuan orang hadiri peringatan Turning Point USA
Upacara pemakaman Charlie Kirk di State Farm Stadium, Glendale, Arizona, menarik puluhan ribu orang yang mengenakan pakaian merah, putih, dan biru. Acara ini diselenggarakan oleh organisasi advokasi pemuda konservatif yang didirikan oleh Kirk, Turning Point USA. Suasana acara kadang menyerupai kebaktian megachurch dengan penampilan artis rock Kristen papan atas.
Istri Kirk, Erika, yang telah mengambil alih pimpinan Turning Point, menyampaikan penghormatan emosional kepada mendiang suaminya. Ia menatap ke langit sambil menggerakkan bibir, "aku mencintaimu,” sebelum berbicara tentang pengabdian Kirk terhadap Kristen, keluarganya, dan aktivismenya. Erika juga menawarkan pengampunan kepada pria berusia 22 tahun yang telah didakwa atas pembunuhan Kirk, mengutip kisah Alkitab tentang pengampunan.
Acara ini menekankan warisan Kirk dalam memobilisasi generasi muda konservatif di AS. Para peserta, banyak yang mengenakan atribut MAGA, hadir sejak dini untuk mendapatkan tempat duduk, menghadapi pemeriksaan keamanan ketat termasuk detektor logam. Kehadiran ribuan orang menegaskan pengaruh Kirk di kalangan aktivis konservatif dan pengikut Turning Point USA.
Selain hiburan dan pidato keluarga, acara ini juga menampilkan sejumlah tokoh politik, termasuk Sekretaris Negara Marco Rubio dan Sekretaris Pertahanan Pete Hegseth, yang menekankan relevansi politik Kirk. Kehadiran tokoh-tokoh ini menunjukkan bagaimana peringatan tersebut menjadi momen bagi konservatif untuk menegaskan nilai-nilai dan warisan Kirk.
Retorika politik dan seruan aktivisme
Beberapa tokoh politik menafsirkan kematian Kirk sebagai momen penting untuk menghidupkan kembali semangat konservatif. Stephen Miller, penasihat Gedung Putih, menyampaikan pidato penuh semangat yang menyerukan pengikut untuk melanjutkan perjuangan Kirk.
Ia menyebutkan, "Kalian tidak tahu naga apa yang telah kalian bangkitkan. Kalian tidak tahu betapa tekunnya kami untuk menyelamatkan peradaban ini, menyelamatkan Barat, menyelamatkan republik.”
Pidato Trump juga menekankan perpecahan politik yang ada, dengan menyerang apa yang ia sebut sebagai "kiri radikal.”
Ia membandingkan gaya Kirk yang mengedepankan debat publik dan dialog intelektual dengan pendekatannya sendiri yang lebih konfrontatif. Trump mengatakan, "Dia tidak membenci lawannya. Di situlah aku tidak setuju dengan Charlie. Aku membenci lawanku.”
Selain Trump dan Miller, Wakil Presiden JD Vance menekankan kontribusi Kirk dalam memenangkan Trump dengan memobilisasi pemilih muda. Vance berkata, "Seluruh pemerintahan kami hadir di sini, tapi bukan hanya karena kami mencintai Charlie sebagai teman, meskipun memang begitu, tapi karena kami tahu kami tidak akan berada di sini tanpa dia.”
Pidato-pidato ini menekankan bagaimana kematian Kirk dijadikan simbol untuk memotivasi pengikut konservatif agar lebih aktif dalam politik. Suara-suara ini menyatukan penghormatan terhadap pribadi Kirk dengan seruan untuk melanjutkan perjuangan ideologisnya, menciptakan suasana yang menggabungkan penghormatan pribadi dan motivasi politik.
Investigasi dan kekhawatiran kekerasan
Charlie Kirk, 31 tahun, tewas akibat satu tembakan saat menjawab pertanyaan dari audiens dalam sebuah cara terbuka di Utah. Seorang mahasiswa teknik Utah berusia 22 tahun telah didakwa atas pembunuhan ini, meskipun motifnya masih diselidiki. Penyidik meneliti teks yang dikirim tersangka dan pesan yang terukir pada selongsong peluru, yang bisa merujuk pada kelompok ideologis tertentu.
Kelompok hak sipil mengkritik retorika Kirk yang dianggap rasis, anti-imigran, transphobic, dan misoginis. Pendukungnya menekankan perannya sebagai pembela nilai konservatif dan kebebasan berbicara. Kematian Kirk meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya frekuensi kekerasan politik di Amerika Serikat, serta memperdalam perpecahan partisan.
Tulsi Gabbard menekankan pola di mana "fanatik politik” akhirnya beralih ke kekerasan untuk mempertahankan ideal mereka. Ia berkata, "Mereka membunuh dan menakut-nakuti lawan mereka, berharap untuk membungkam mereka. Tapi dalam kejahatan yang telah kita alami, yang dihadapi Charlie, ideologi mereka yang cacat terungkap, karena dengan mencoba membungkam Charlie, suaranya kini lebih keras dari sebelumnya.”
Peringatan ini dan kasus pembunuhan Kirk juga berdampak pada media, seperti yang terjadi pada Jimmy Kimmel. Jaringan ABC milik Walt Disney menghentikan tayangan talk-show Kimmel setelah kepala Federal Communications Commission di bawah Trump mengancam jaringan tersebut terkait komentar Kimmel yang dianggap menyinggung sebagian kaum konservatif.
Artikel ini diadaptasi dalam artikel berbahasa Inggris
Diadaptasi oleh Rahka Susanto
Editor: Rizki Nugraha