Kandidat presiden AS, Donald Trump, memuji Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai pemimpin yang lebih baik ketimbang Barack Obama. Ia juga menilai Islamic State tidak akan ada jika AS mengambilalih minyak di Irak
Iklan
Donald Trump praises Russian leadership
00:59
Donald Trump kembali memuji Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah forum keamanan nasional dan militer untuk kandidat presiden AS. Dalam acara tersebut kedua kandidat mendapat waktu 30 menit untuk menjawab berbagai pertanyaan.
Menurut capres Partai Republik, Putin adalah "pemimpin yang baik dan mampu mengendalikan negerinya." Trump menilai demokrasi di Rusia adalah sebuah "sistem yang sangat berbeda," meski mengaku tidak menyukainya. "Tapi dalam sistem tersebut ia adalah pemimpin yang jauh lebih baik ketimbang presiden kita."
"Saya kira saya akan menjalin hubungan yang sangat baik dengan Putin dan Rusia."
Trump juga berjanji akan menuntut militer AS meracik strategi untuk menaklukkan Islamic State jika menjadi presiden. Ia menuding pemerintahan Barack Obama memperlemah militer ketika ditanya tentang kritik tajamnya terhadap Pentagon.
"Saya kira di bawah kepemimpinan Barack Obama dan Hillary Clinton, peran para jendral dikurangi hingga pada titik yang memalukan untuk negara kita," ujarnya di depan audiens yang kebanyakan veteran militer. Menurutnya Obama menjalankan "kebijakan luar negeri paling bodoh," yang pernah ia lihat.
Berbeda dengan Trump yang mengklaim tidak akan ragu mengirimkan pasukan AS ke Timur Tengah, Clinton berjanji tidak akan menempatkan personal militer untuk memerangi IS di Suriah atau Irak. Saat ini AS memiliki 5000 pasukan non kombatan di Irak yang bertugas membantu militer sebagai penasehat.
Trump sebaliknya mengingatkan pentingnya "mengamankan minyak" di Timur Tengah, terutama Irak. "Kita akan meninggalkan beberapa kelompok dan mereka akan mengambilalih wilayah yang kaya minyak."
Menurutnya Islamic State tidak akan ada jika Amerika Serikat "mengambil minyak" di Irak.
Isu Utama Kampanye Pemilu Presiden AS
Opini rakyat AS terpecah-belah dalam banyak isu politik. Baik urusan pemberantasan terorisme, aborsi atau pembatasan kepemilikan senjata. Ini beberapa yang paling penting.
Foto: Reuters/J. Young
Pembatasan Pemilikan Senjata
Baik di gereja di Charleston, di sekolah dasar di Sandy Hook, atau di bioskop di Aurora, penembakan masal sudah jadi hal yang sering terjadi di AS. Menjelang akhir masa jabatannya, Obama berusaha ketatkan kontrol senjata di negaranya. Tapi ini isu yang memecah-belah warga. Banyak warga AS menolak langkah yang membatasi kepemilikan senjata.
Foto: Reuters/A. Latif
Reformasi Asuransi Kesehatan
Kemungkinan tidak ada isu paling besar yang pisahkan kubu Republik dan Demokrat selain reformasi asuransi kesehatan yang dicanangkan Presiden Barack Obama, dijuluki Obamacare. Itu membuat hampir semua orang AS harus punya asuransi kesehatan. Banyak calon Demokrat ingin perluas Obamacare, sementara sebagian besar calon Republik akan menghapusnya jika terpilih jadi presiden.
Foto: Reuters/J. Rinaldi
Terorisme
Serangan teroris di San Bernardino, yang sebabkan 14 orang tewas, kembali sulut debat soal keamanan nasional dan pemberantasan terorisme. Kandidat presiden dari Partai Republik kritik Obama karena dianggap lemah mengatasi masalah terorisme. Donald Trump, calon dari kubu Republik bahkan usulkan larang masuknya semua orang beragama Islam ke AS.
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey
Imigrasi
Di samping itu Trump juga ingin mencegah masuknya orang Meksiko ke AS, dan usulkan pendirian tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Calon lainnya lebih liberal, dan usulkan UU imigrasi baru, yang setidaknya menawarkan perspektif bagi 11 juta imigran gelap di AS. Karena semakin kuatnya kemungkinan dukungan dari warga "Hispanic", imigrasi jadi salah satu isu penting pemilu presiden AS.
Foto: Getty Images/AFP/R. Schedmidt
Aborsi
Ini debat yang tak kunjung henti di AS. Pilihannya: "pro-choice" atau "pro-life", antara hak memilih (aborsi), atau hak untuk hidup. Bagi banyak warga konservatif dan kelompok religius AS, aborsi adalah dosa. Banyak calon dari kubu Republik menolak aborsi, karena gerakan pro-choice memperjuangkan hak perempuan untuk memilih aborsi secara legal.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Keadilan Sosial
Distribusi kekayaan di AS sangat tidak merata. Menurut peneliti di Kalifornia, 1% warga terkaya AS memiliki kekayaan sama seperti jumlah kekayaan 90% warga di golongan bawah. Kemungkinannya kecil AS akan punya sistem keadilan sosial seperti di Eropa. Tapi dengan munculnya Bernie Sanders dari Partai Demokrat, kampanye kali ini jadi punya fokus kuat pada kekayaan dan ketidakadilan.