Presiden Donald Trump menyebut tuduhan campur tangan Rusia pada pemilu 2016 sebagai "fabrikasi total". Penyelidik khusus Robert Mueller memanggil saksi-saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Iklan
"Kisah Rusia adalah sebuah fabrikasi total, ini hanyalah sebuah alasan untuk kekalahan terbesar dalam sejarah politik Amerika," kata Trump pada hari Kamis (3/8) di depan ribuan pendukungnya di Huntington, West Virginia. "Itu membuat mereka merasa lebih baik, saat tidak ada lagi yang perlu dibicarakan."
"Kebanyakan orang tahu, tidak ada orang Rusia dalam kampanye kami, tidak pernah ada. Kami tidak menang karena Rusia, kami menang karena kalian," kata Trump disambut tepukan meriah pendukungnya.
Sementara itu, media AS melaporkan bahwa penyelidik khusus Robert Mueller telah mengeluarkan surat panggilan. Hal ini biasanya dilakukan, jika jaksa ingin mendapatkan dokumen-dokumen yang disimpan oleh seseorang atau memaksa seorang saksi menyerahkan bukti-bukti dalam sebuah kasus kriminal.
Harian New York Times memberitakan, beberapa surat panggilan itu antara lain untuk mencari "dokumen yang berkaitan dengan urusan bisnis" Michael Flynn, mantan penasihat keamanan nasional Trump.
Flynn, yang mengundurkan diri bulan Februari lalu setelah mengaku memberikan "informasi yang tidak lengkap" tentang komunikasinya dengan duta besar Rusia Sergei Kislyak, juga telah dipanggil oleh dewan juri di Virginia serta komite Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Kronologi Hubungan Trump Dengan Rusia
Skandal kedekatan sejumlah orang terdekat Donald Trump dengan Rusia mendominasi penyelidikan FBI atas intervensi Kremlin terhadap pemilu kepresidenan AS. Inilah kronologi hubungan gelap antara Trump dan Moskow.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J.S. Applewhite
2013: Trump Dekati Russia
Pada 18 Juni 2013 Donald Trump berkicau di Twitter: "Kontes kecantikan Miss Universe akan disiarkan langsung dari MOSKOW, Rusia. Ini akan semakin mendekatkan dua negara." Ia kemudian menambahkan, "Apakah anda kira Putin akan hadir - jika ya, apakah ia akan menjadi sahabat baru saya?" Pada Oktober di tahun yang sama Trump mengakui telah melakukan "banyak bisnis dengan Rusia."
Foto: picture-alliance/dpa/V. Prokofyev
September 2015: Dugaan Serangan Siber
Seroang agen FBI mewanti-wanti Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) ihwal serangan siber. Pada 18 Mei 2016 James Cloapper, Direktur Komunitas Intelijen, mengatakan ada "sejumlah indikasi" serangan siber terhadap salah satu tim kampanye pemilu kepresidenan. Sebulan kemudian DNC mengaku menjadi korban serangan siber oleh peretas Rusia.
Foto: picture alliance/MAXPPP/R. Brunel
20 Juli 2016: Kislyak Isyaratkan Dukungan
Senator Jeff Sessions yang sejak awal mendukung Donald Trump dan memimpin Komite Penasehat Keamanan Nasional milik kandidat Partai Republik itu bertemu dengan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak dan sekelompok duta besar lain di sela-sela Konvensi Nasional Partai Republik. Sessions awalnya sempat membantah bertemu Kislyak. Tapi Gedung Putih kemudian mengakui kebenaran kabar tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/B. Smialowski
22 Juli 2016. Assange Terlibat
Di tengah masa kampanye situs WikiLeaks milik Julian Assange memublikasikan 20.000 email milik petinggi partai Demokrat yang dicuri dari server DNC. Kumpulan email tersebut mengungkap bagaimana petinggi partai lebih mengunggulkan Hillary Clinton, ketimbang pesaingnya Senator Bernie Sanders.
Foto: Reuters/N. Hall
25 Juli 2016: FBI Turun Tangan
Menyusul unggahan WikiLeaks Badan Investigasi Federal AS (FB) mengumumkan pihaknya membuka penyelidikan terhadap serangan siber pada masa kampanye. "Kebocoran semacam ini selalu kami anggap serius," ujar Direktur James Comey. Penyelidikan FBI lalu memicu kritik tajam atas kecerobohan tim kampanye Hillary Clinton dalam menyimpan informasi rahasia.
Foto: Getty Images/AFP/B. Smialowski
8 November 2016: Trump Terpilih
Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika Serikat mesi kalah jumlah suara, namun menang dalam jumlah delegasi. Uniknya pada 9 November parlemen Rusia merayakan kabar kemenangan Trump dengan bertepuk tangan di sela-sela sidang.
Foto: Reuters/K. Lamarque
10 November 2016: Gedung Putih Membantah
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Rybakov mengakui adanya "kontak" antara pemerintah Rusia dengan tim kampanye Trump selama pemilihan umum kepresidenan. "Tentu saja kami mengenal sebagian besar anggota tim kampanyenya," kata Rybakov. Trump membantah klaim tersebut.
Foto: Imago/Itar-Tass
18 November 2016: Flynn Datang dan Pergi
Trump mengangkat Jendral Michael Flynn sebagai penasehat keamanan nasional. Bekas kepala Dinas Intelijen Militer itu pernah menjadi penasehat kebijakan luar negeri selama masa kampanye. Flynn mengundurkan diri bulan Februari setelah tergerus isu kedekatannya dengan Rusia. Ia antara lain pernah bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dalam sebuah acara pribadi di Moskow.
Foto: Reuters/C. Barria
26 Januari 2017: Surat Maut dari Jaksa Agung
Jaksa Agung AS Sally Yates mengabarkan Gedung Putih bahwa Flynn berbohong mengenai pertemuannya dengan Duta Besar Rusia Kislyak. Ia meyakini Rusia memiliki rahasia yang bisa digunakan untuk memeras Flynn. Tidak lama kemudian Trump memecat Yates dan menunjuk Jeff Sessions sebagai penggantinya.
Foto: Getty Images/P. Marovich
2 Maret 2017: Sessions Tunduk
Trump mengatakan ia memiliki "kepercayaan penuh" pada Jaksa Agung Jeff Sessions. Tokoh konservatif itu lalu mengatakan ia tidak akan terlibat dalam semua investigasi yang berkaitan dengan hubungan antara tim kampanye Trump dengan Rusia.
Foto: Getty Images/S.Loeb
20 Maret 2017: FBI Usut Trump
Direktur FBI James Comey mengkonfirmasikan kepada parlemen bahwa lembaganya memulai investigasi dugaan hubungan ilegal antara Rusia dan tim kampanye Trump. Pada hari yang sama Presiden Trump menyerang pemberitaan tentang investigasi Rusia lewat Twitter.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/J. S. Applewhite
9 Mei 2017: Trump Pecat Comey
Menyusul penyelidikan oleh FBI, Trump lalu memecat James Comey. "Meski saya menghargai sikap anda mengabarkan saya dalam tiga kesempatan bahwa saya tidak sedang diselidiki, saya tetap mendukung penilaian Departemen Kehakiman bahwa anda tidak mampu memimpin FBI dengan efektif," tulis Trump dalam surat pemecatan Comey.
Foto: Reuters/J. Ernst/K. Lamarque
17 Mei 2017: Mueller Tiba, Trump Meradang
Menyusul konflik kepentingan yang memaksa Jaksa Agung Jeff Sessions menarik diri dari investigasi Rusia, wakilnya Rod Rosenstein menunjuk bekas Direktur FBI Robert Mueller sebagai penyidik khusus kasus dugaan intervensi Rusia. Langkah tersebut tidak diambil tanpa keterlibatan Gedung Putih. Awal Juni Mueller menempatkan Trump sebagai tokoh kunci dalam penyelidikan tersebut.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J.S. Applewhite
13 foto1 | 13
CNN melaporkan, surat panggilan lain yang dikeluarkan Mueller adalah untuk meminta "dokumen dan kesaksian dari orang-orang yang terlibat" dalam Donald Trump Jr dan seorang pengacara Rusia tahun 2016.
Seorang pengacara Trump mengatakan bahwa dia tidak mengetahui adanya panggilan-panggilan itu, namun menekankan bahwa Gedung Putih akan terus bekerja sama dengan Mueller.
"Masalah dewan juri biasanya rahasia," kata pengacara Ty Cobb. "Gedung Putih mendukung apapun yang mempercepat kesimpulan karyanya secara adil."
Komite Senat dan Dewan Perkailan dan komisi independen sedang menyelidiki apakah ada kolusi antara anggota tim kampanye Trump dan Rusia untuk mempengaruhi hasil pemungutan suara bulan November lalu.
Komunitas intelijen AS telah menyimpulkan bahwa Rusia meretas sistem email Partai Demokrat dalam upaya untuk menjatuhkan Hillary Clinton Demokrat dan memenangkann Trump.
Kamu Dipecat! - Daftar "Korban" Administrasi Presiden Donald Trump
Gonta-ganti anggota staf senior dalam administrasi Presiden AS Donald Trump makin sering terjadi. Sang presiden sudah melepaskan "tendangan" berkali-kali. Berikut daftar pemecatannya.
Selama ini ia jadi kepala bidang strategi. Bannon pegang peran peting sampai Donald Trump bisa jadi presiden. Bannon jadi perancang stategi "America First". Setelah insiden kekerasan di Charlottesville (12 Agustus 2017) yang mewarnai demonstrasi kaum rasis "white supremacist", Bannon setuju turun dari jabatan di Gedung Putih, dan kembali jadi direktur media ultra nasionalis Breitbart News.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Brandon
Anthony Scaramucci
Scaramucci (53) dulunya pengelola investasi global, dan dijuluki "Mooch". Ia hanya selama 10 hari.mengisi jabatan yang kosong berbulan-bulan. Ia dipecat di hari yang sama saat jenderal marinir purnawirawan John Kelly diambil sumpahnya jadi kepala staf Gedung Putih. Katanya, Trump tidak suka dengan serangan "mulut kotor" Scaramucci terhadap anggota staf senior lain.
Walter Shaub adalah mantan kepala kantor bidang etika pemerintahan. Ia mengundurkan diri bulan Juli setelah bentrok dengan Gedung Putih soal lika-liku rumit saham yang dimiliki Donald Trump. Shaub katanya menyebut administrasi Trump "bahan lelucon."
Foto: picture-alliance/AP Photo/J.S. Applewhite
Reince Priebus
Priebus adalah mantan kepala staf Gedung Putih. Ia dipaksa hengkang hanya enam bulan setelah menjabat, akibat berdebat dengan Anthony Saramucci di depan umum, yang saat itu jjadi direktur komunikasi. Katanya, Priebus adalah salah satu anggota staf Gedung Putih yang menentang pengangkatan Scaramucci.
Foto: Reuters/M. Segar
Sean Spicer
Sean Spicer adalah mantan jurubicara Gedung Putih. Hubungannya dengan Presiden Trump serta dengan wartawan memang kurang baik. Ia mengundurkan diri setelah menyatakan kepada Trump penolakan kerasnya terhadap pemilihan Anthony Scaramucci sebagai direktur komunikasi Gedung Putih.
Foto: Reuters/K.Lamarque
Michael Dubke
Inilah direktur komunikasi Gedung Putih, sebelum Scaramucci. Ia diminta hengkang awal Mei lalu, setelah dianggap tidak bisa mengatasi tuduhan keterlibatan Rusia dalam pemilu presiden AS tahun 2016 lalu.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Walsh
James Comey
Presiden Donald Trump memecat direktur FBI James Comey. Katanya, karena urusan penyelidikan atas email mantan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, yang juga jadi saingan Trump dalam pemilu presiden November 2016. Tapi kritikus menduga, alasan sebenarnya adalah penyelidikan yang dilakukan FBI terhadap keterlibatan Rusia dalam kampanye Trump.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. S. Applewhite
Michael Flynn
Flynn pernah jadi penasehat keamanan nasional dalam administrasi Trump. Ia mengundurkan diri Februari lalu setelah terungkap, bahwa ia mendiskusikan sanksi AS terhadap Rusia, dengan duta besar Rusia bagi AS. Diskusi berlangsung sebelum Trump dilantik jadi presiden. Flynn juga dituduh menyesatkan Wakil Presiden Mike Pence, terkait diskusi itu.
Foto: Reuters/C. Barria
8 foto1 | 8
Sebagian anggota parlemen telah menyatakan kekhawatiran bahwa Trump bisa saja mengintervensi penyelidikan atau berusaha memecat penyelidik khusus Robert Mueller. Dua senator hari Kamis (3/8) mengajukan sebuah rancangan undang-undang yang akan mencegah presiden melakukan itu.
Trump mencemooh kesimpulan badan intelijen dan telah mencerca investigasi terhadap kolusi potensial dengan kampanyenya, dan menyangkal ada campur tangan Rusia. Dia mengatakan, penyelidikan seharunya lebih fokus pada email Hillary Clinton, bukan pada dirinya.
hp/rn (rtr, dpa, afp)
Trump Yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Tahukah Anda bahwa presiden AS ini sama sekali tidak minum alkohol dan pernah meraih piala Razzie sebagai peran pembantu terburuk dalam sebuah film? Simak fakta menarik lainnya pada galeri berikut!
Foto: Getty Images/AFP/W. McNamee
Tidak Harus Bekerja
Warisan uang dari ayah Trump sebenarnya akan lebih menguntungkan jika tidak dijadikan dana investasi ribuan bisnis Donald Trump dan hanya disimpan dalam bentuk reksadana yang kini nilainya sudah pasti berlipatganda.
Foto: picture-alliance/AA
Remaja Nakal
Saat remaja Trump bermasalah di sekolahnya di Queens. Orangtuanya lalu memutuskan untuk 'memberi hukuman' dengan memindahkan Trump ke sekolah militer di New York. Dari sana, Trump kuliah di Fordham University, lalu pindah ke University of Pennsylvania's Wharton School. Ia lulus tahun 1968.
Foto: picture alliance/landov
Tidak Minum Alkohol
Banyak yang tidak mengetahuinya. Tapi Trump sama sekali tidak minum alkohol. Mungkin ini ada hubungannya dengan kematian kakak laki-lakinya Fred yang kecanduan akohol. Tapi ironisnya, tahun 2006 ia mendirikan pabrik destilasi vodka dengan produk yang diberi nama Trump Vodka.
Foto: fotolia/Storm Flash
Tidak Pernah Gunakan ATM
Saat diwawancarai Conan O’Brien dalam acara televisi Late Night With Conan O’Brien,Donald Trump mengaku belum pernah menggunakan mesin ATM.
Foto: Fotolia/meryll
Makan Pizza dengan Garpu dan Pisau
Tidak seperti kebanyakan orang, Trump hanya menyantap pizza dengan menggunakan pisau dan garpu. Alasannya, karena lebih nyaman dan agar ia tidak kotor.
Foto: Colourbox
Germaphobia
Trump menderita fobia yang disebut germaphobe. Ia terobsesi dengan kebersihan dan takut terkena kuman jika bersentuhan dengan orang lain. Sulit bagi seorang calon presiden. Tapi sebisa mungkin, Trump selalu menghindari untuk bersentuhan dengan orang lain.
Foto: Reuters/L. Jackson
The Game
Papan mainan ini dirilis Milton Bradley tahun 1989 menyusul kesuksesan Trump di dunia real estate. Pada "The Game", pemainnya bisa mencoba dan mengikuti cara Trump menjadi kaya atau kehilangan semuanya. Permainan ini gagal total di pasaran.
Foto: Getty Images/S. Platt
Razzie Award
Trump sudah sering tampil sebagai cameo di banyak film. Tapi perannya yang terburuk adalah di film Ghosts Can’t Do It. Film ini meraih piala Razzie sebagai film terburuk di tahun 1990 dan Trump 'menang' sebagai pemeran pembantu pria terburuk.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/a75
Walk of Fame
Trump memiliki bintang di Hollywood Walk of Fame tahun 2007 berkat kepopuleran show televisinya The Apprentice. Juli 2016, orang tak dikenal memasang tembok disekeliling bintang Trump, lengkap dengan kawat berduri diatasnya dan stiker bertuliskan 'jangan masuk' dan 'berhenti membuat orang bodoh jadi terkenal'.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Stern
Tawarkan Gratis Main Golf Seumur Hidup Bagi Obama
Trump pernah menawarkan presiden AS Barack Obama untuk main golf secara gratis seumur hidup di salah satu lapangan golf miliknya. Syaratnya, Obama harus mengundurkan diri sebagai presiden.