1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikUkraina

Trump: Putin Sudah "Gila"

Ayu Purwaningsih sumber: AFP, AP
26 Mei 2025

Presiden AS Donald Trump mengungkapkan rasa frustrasinya yang semakin besar terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengancam akan meningkatkan sanksi terhadap Moskow.

Serangan ke Markhalivka
Pasukan Rusia menggunakan pesawat nirawak canggih untuk melakukan serangan mematikan di Ukraina. Analis mengatakan bahwa kelambanan Trump terhadap Putin memperburuk situasi.Foto: Thomas Peter/REUTERS

Presiden AS Donald Trump menyebut mitranya dari Rusia Vladimir Putin "gila" setelah Moskow meluncurkan rentetan serangan pesawat nirawak yang mematikan terhadap Ukraina, bahkan saat kedua negara yang bertikai itu menyelesaikan pertukaran tahanan dalam skala besar.

Setidaknya 13 orang tewas ketika Rusia meluncurkan sejumlah besar pesawat nirawak terhadap Ukraina pada malam hari hingga Minggu (25/05).

"Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!" kata Trump dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.

"Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia menginginkannya, hal itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!" tambah orang nomor satu di Amerika Serikat itu.

Komentarnya menandai teguran langka terhadap Putin, yang kerap dia kagumi. Namun, pemimpin AS itu telah menyatakan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Moskow dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv.

Sebelumnya pada hari Minggu (25/05), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia "tidak senang" dengan serangan terbaru terhadap Ukraina dan bahwa ia "benar-benar" mempertimbangkan untuk meningkatkan sanksi terhadap Moskow.

"Saya sudah lama mengenalnya, selalu akur dengannya, tetapi ia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh orang, dan saya sama sekali tidak menyukainya," ujarnya.

Presiden Donald Trump bicara pada wartawan sebelum naik pesawat di Morristown.Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance

Serangan besar-besaran ke Ukraina

Layanan darurat Ukraina menggambarkan suasana "teror" di negara itu pada hari Minggu (25/05) setelah serangan udara besar-besaran Rusia pada malam kedua berturut-turut, termasuk di ibu kota Kyiv.

Mereka yang tewas dalam serangan Rusia terbaru termasuk korban berusia delapan, 12 dan 17 tahun di wilayah barat laut Zhytomyr, kata para pejabat.

"Tanpa tekanan yang benar-benar kuat pada kepemimpinan Rusia, kebrutalan ini tidak dapat dihentikan," tandas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial.

"Diamnya Amerika, sikap diamnya orang lain di seluruh dunia hanya mendorong Putin," tandasnya, seraya menambahkan: "Sanksi pasti bisa menolong."

Dalam unggahan media sosialnya, Trump juga mengkritik Zelensky, yang sering menjadi sasaran kemarahannya, menuduhnya "tidak membantu negaranya dengan berbicara seperti itu."

"Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya dihentikan," ujarnya.

Diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, juga menyerukan "tekanan internasional terkuat kepada Rusia untuk menghentikan perang ini."

"Serangan tadi malam kembali menunjukkan Rusia bertekad untuk lebih banyak menderita dan menghancurkan Ukraina," katanya di media sosial.

Jerman kecam serangan

Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul juga mengecam serangan tersebut. "Putin tidak menginginkan perdamaian, ia ingin melanjutkan perang dan kita tidak boleh membiarkannya melakukan ini," katanya. "Karena alasan ini, kami akan menyetujui sanksi lebih lanjut di tingkat Eropa."

Militer Ukraina mengatakan pada hari Minggu (25/05) bahwa mereka telah menembak jatuh total 45 rudal Rusia dan 266 pesawat nirawak serang dalam semalam.

Juru bicara angkatan udara Yuriy Ignat mengatakan 298 pesawat tanpa awak diluncurkan, seraya menambahkan bahwa ini adalah "jumlah tertinggi yang pernah ada."

Empat orang dilaporkan tewas di wilayah Khmelnytskyi di Ukraina Barat, dan empat orang di wilayah Kyiv. Dua orang tewas di wilayah Mykolaiv selatan.

"Kami melihat seluruh jalan terbakar," seorang pensiunan perempuan berusia 65 tahun, Tetiana Iankovska, mengatakan kepada AFP di desa Markhalivka, barat daya Kyiv.

Rusia mengatakan serangannya ditujukan ke "kompleks industri militer" Ukraina dan telah menjatuhkan 110 pesawat tanpa awak Ukraina.

Malam sebelumnya, Rusia telah meluncurkan 14 rudal balistik dan 250 pesawat tanpa awak, melukai 15 orang, menurut pejabat Ukraina.

Penerbangan di bandara Moskow mengalami penutupan sementara karena aktivitas pesawat tanpa awak Ukraina pada hari Minggu (25/05) tetapi tidak ada korban luka yang dilaporkan, kata pejabat.

Pejabat Ukraina juga melaporkan serangan Rusia pada malam hingga Senin(26/5), tetapi tidak dalam skala yang sama.

Dua orang terluka dan sebuah rumah hancur di wilayah Zaporizhzhia ketika "musuh menyerang desa Yurkivka", ujar Ivan Fedorov, gubernur wilayah tersebut, dalam sebuah unggahan Telegram.

Pertukaran tawanan

Serangan besar-besaran terhadap Ukraina terjadi saat Rusia mengatakan telah menukar 303 tawanan perang Ukraina lainnya dengan jumlah tentara Rusia yang sama yang ditahan oleh Kyiv -- fase terakhir dari pertukaran yang disepakati selama pembicaraan di Istanbul pada 16 Mei lalu.

Ini adalah kali kedua pertukaran tahanan terbesar mereka sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022, dengan total 1.000 tentara yang ditangkap dan tahanan sipil dipulangkan oleh masing-masing pihak. Zelensky mengonfirmasi bahwa pertukaran tawanan itu telah selesai.

Seorang reporter AFP melihat beberapa mantan tawanan tentara Ukraina tiba di sebuah rumah sakit di wilayah Chernigiv utara, kurus kering tetapi tersenyum dan melambaikan tangan kepada orang banyak.

Seorang mantan tawanan, Viktor Syvak yang berusia 58 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia diliputi oleh rasa emosional saat kepulangannya. Ditangkap di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, ia telah ditahan selama 37 bulan dan 12 hari.

"Tidak mungkin untuk dijelaskan. Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata," katanya tentang pembebasan tawanan itu.

 

Editor: Yuniman Farid

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya