Presiden AS Donald Trump mengungkapkan rasa frustrasinya yang semakin besar terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengancam akan meningkatkan sanksi terhadap Moskow.
Pasukan Rusia menggunakan pesawat nirawak canggih untuk melakukan serangan mematikan di Ukraina. Analis mengatakan bahwa kelambanan Trump terhadap Putin memperburuk situasi.Foto: Thomas Peter/REUTERS
Iklan
Presiden AS Donald Trump menyebut mitranya dari Rusia Vladimir Putin "gila" setelah Moskow meluncurkan rentetan serangan pesawat nirawak yang mematikan terhadap Ukraina, bahkan saat kedua negara yang bertikai itu menyelesaikan pertukaran tahanan dalam skala besar.
Setidaknya 13 orang tewas ketika Rusia meluncurkan sejumlah besar pesawat nirawak terhadap Ukraina pada malam hari hingga Minggu (25/05).
"Saya selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan Vladimir Putin dari Rusia, tetapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar menjadi GILA!" kata Trump dalam sebuah posting di platform Truth Social miliknya.
"Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia menginginkannya, hal itu akan menyebabkan kejatuhan Rusia!" tambah orang nomor satu di Amerika Serikat itu.
Komentarnya menandai teguran langka terhadap Putin, yang kerap dia kagumi. Namun, pemimpin AS itu telah menyatakan rasa frustrasi yang meningkat dengan posisi Moskow dalam negosiasi gencatan senjata yang menemui jalan buntu dengan Kyiv.
Sebelumnya pada hari Minggu (25/05), Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia "tidak senang" dengan serangan terbaru terhadap Ukraina dan bahwa ia "benar-benar" mempertimbangkan untuk meningkatkan sanksi terhadap Moskow.
"Saya sudah lama mengenalnya, selalu akur dengannya, tetapi ia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh orang, dan saya sama sekali tidak menyukainya," ujarnya.
Presiden Donald Trump bicara pada wartawan sebelum naik pesawat di Morristown.Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Serangan besar-besaran ke Ukraina
Layanan darurat Ukraina menggambarkan suasana "teror" di negara itu pada hari Minggu (25/05) setelah serangan udara besar-besaran Rusia pada malam kedua berturut-turut, termasuk di ibu kota Kyiv.
Iklan
Mereka yang tewas dalam serangan Rusia terbaru termasuk korban berusia delapan, 12 dan 17 tahun di wilayah barat laut Zhytomyr, kata para pejabat.
"Tanpa tekanan yang benar-benar kuat pada kepemimpinan Rusia, kebrutalan ini tidak dapat dihentikan," tandas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di media sosial.
"Diamnya Amerika, sikap diamnya orang lain di seluruh dunia hanya mendorong Putin," tandasnya, seraya menambahkan: "Sanksi pasti bisa menolong."
Dalam unggahan media sosialnya, Trump juga mengkritik Zelensky, yang sering menjadi sasaran kemarahannya, menuduhnya "tidak membantu negaranya dengan berbicara seperti itu."
"Semua yang keluar dari mulutnya menimbulkan masalah, saya tidak menyukainya, dan sebaiknya dihentikan," ujarnya.
Diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, juga menyerukan "tekanan internasional terkuat kepada Rusia untuk menghentikan perang ini."
"Serangan tadi malam kembali menunjukkan Rusia bertekad untuk lebih banyak menderita dan menghancurkan Ukraina," katanya di media sosial.
Bagaimana Perang Putin Memengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Jerman kecam serangan
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul juga mengecam serangan tersebut. "Putin tidak menginginkan perdamaian, ia ingin melanjutkan perang dan kita tidak boleh membiarkannya melakukan ini," katanya. "Karena alasan ini, kami akan menyetujui sanksi lebih lanjut di tingkat Eropa."
Militer Ukraina mengatakan pada hari Minggu (25/05) bahwa mereka telah menembak jatuh total 45 rudal Rusia dan 266 pesawat nirawak serang dalam semalam.
Juru bicara angkatan udara Yuriy Ignat mengatakan 298 pesawat tanpa awak diluncurkan, seraya menambahkan bahwa ini adalah "jumlah tertinggi yang pernah ada."
Empat orang dilaporkan tewas di wilayah Khmelnytskyi di Ukraina Barat, dan empat orang di wilayah Kyiv. Dua orang tewas di wilayah Mykolaiv selatan.
"Kami melihat seluruh jalan terbakar," seorang pensiunan perempuan berusia 65 tahun, Tetiana Iankovska, mengatakan kepada AFP di desa Markhalivka, barat daya Kyiv.
Rusia mengatakan serangannya ditujukan ke "kompleks industri militer" Ukraina dan telah menjatuhkan 110 pesawat tanpa awak Ukraina.
Malam sebelumnya, Rusia telah meluncurkan 14 rudal balistik dan 250 pesawat tanpa awak, melukai 15 orang, menurut pejabat Ukraina.
Penerbangan di bandara Moskow mengalami penutupan sementara karena aktivitas pesawat tanpa awak Ukraina pada hari Minggu (25/05) tetapi tidak ada korban luka yang dilaporkan, kata pejabat.
Pejabat Ukraina juga melaporkan serangan Rusia pada malam hingga Senin(26/5), tetapi tidak dalam skala yang sama.
Dua orang terluka dan sebuah rumah hancur di wilayah Zaporizhzhia ketika "musuh menyerang desa Yurkivka", ujar Ivan Fedorov, gubernur wilayah tersebut, dalam sebuah unggahan Telegram.
Apa Persepsi Para Kartunis tentang Perang di Ukraina?
Perang di Ukraina menjerumuskan dunia ke dalam kekacauan. Tragedi itu mendorong para kartunis bereaksi terhadap situasi perang. Inilah beberapa karya yang ditampilkan dalam sebuah pameran di Dortmund, Jerman.
Evolusi senjata
Orang semula berpikir, umat manusia akan hidup berdampingan secara damai selama ribuan tahun. Namun, seniman Uzbekistan Makhmud Eshonkulov memiliki pandangan berbeda. Dia menggambarkan evolusi dari seekor monyet hingga akhirnya jadi seorang prajurit modern dengan senjata presisi berteknologi tinggi.
Gudang senjata yang sangat lengkap
Perang tidak lagi dilakukan hanya dengan senjata konvensional. Propaganda di semua lini adalah bagian dari perang modern. Dalam karyanya yang berjudul "Modern Weapons," ilustrator Kuba Miguel Morales menggambarkan media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram sebagai tombol dalam sebuah koper. Kata sandinya adalah "fake.news."
Rusia yang tak pernah puas
Seperti Ukraina, Lituania pernah berada di dalam Uni Soviet sampai negara ini deklarasikan kemerdekaan tahun 1990. Di bekas "negara saudara" itu, orang tahu apa yang membuat Rusia tergerak. Kartunis Kazys Kestutis Siaulytis dari Lituania menggambarkan kerangka ikan berwarna bendera Rusia memakan bendera Ukraina, menunjukkan kekhawatiran, kelaparan Vladimir Putin akan menyebar ke negara lainnya.
Slogan “Make Love, Not War”
Sejak tentara Rusia menginvasi Ukraina, protes terhadap perang agresi yang brutal itu marak di seluruh dunia. Namun, mereka melakukan protes dengan sia-sia, kata seniman Turki Menekse Cam lewat ilustrasinya yang menggambarkan malaikat pencabut nyawa sedang bermain golf saat massa memprotes di balik pagar.
Demi cinta NATO
Ukraina cukup lama memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Namun, kemerdekaan negara itu tidak sesuai dengan pandangan Presiden Vladimir Putin. Kartunis Amer dari Uni Emirat Arab menggambarkan Ukraina sebagai seorang gadis kecil yang melihat ke arah NATO, sementara Rusia menariknya ke arah lain.
Meja Putin
Di tatanan diplomatik, politisi dari negara-negara Barat terus berusaha mengajak Presiden Rusia Vladimir Putin ke meja perundingan. Meja panjang Putin, di mana dia menjaga jarak dengan banyak pemimpin, menuai komentar publik. Dari sudut pandang kartunis Jerman Agostino Tale, satu-satunya hal yang penting bagi Putin adalah bayangannya sendiri.
Pengungsi kelas satu?
Masyarakat Ukraina berbondong-bondong melarikan diri dari perang dan Uni Eropa menyambut mereka dengan tangan terbuka. Terlepas dari simpati terhadap para pengungsi, karya seniman Filipina Zach menyiratkan standar ganda sedang diterapkan, di mana pengungsi Ukraina lebih mudah diizinkan memasuki UE karena warna kulit mereka. (ha/as)
7 foto1 | 7
Pertukaran tawanan
Serangan besar-besaran terhadap Ukraina terjadi saat Rusia mengatakan telah menukar 303 tawanan perang Ukraina lainnya dengan jumlah tentara Rusia yang sama yang ditahan oleh Kyiv -- fase terakhir dari pertukaran yang disepakati selama pembicaraan di Istanbul pada 16 Mei lalu.
Ini adalah kali kedua pertukaran tahanan terbesar mereka sejak Moskow melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022, dengan total 1.000 tentara yang ditangkap dan tahanan sipil dipulangkan oleh masing-masing pihak. Zelensky mengonfirmasi bahwa pertukaran tawanan itu telah selesai.
Seorang reporter AFP melihat beberapa mantan tawanan tentara Ukraina tiba di sebuah rumah sakit di wilayah Chernigiv utara, kurus kering tetapi tersenyum dan melambaikan tangan kepada orang banyak.
Seorang mantan tawanan, Viktor Syvak yang berusia 58 tahun, mengatakan kepada AFP bahwa ia diliputi oleh rasa emosional saat kepulangannya. Ditangkap di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, ia telah ditahan selama 37 bulan dan 12 hari.
"Tidak mungkin untuk dijelaskan. Saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata," katanya tentang pembebasan tawanan itu.