Dalam kampanya di New York, Donald Trump menuding Kamala Harris telah menghancurkan AS. Trump juga menyerukan hukuman mati bagi setiap migran yang membunuh warga negara AS.
Iklan
Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyerang Wakil Presiden Kamala Harris dalam sebuah kampanye di Madison Square Garden, New York City, pada hari Minggu (27/10) malam.
"Anda telah menghancurkan negara kita. Kami tidak akan menerimanya lagi, Kamala, Anda dipecat. Keluar. Keluar. Anda dipecat,” kata Trump kepada kerumunan massa. Ia juga menyebut Harris sebagai "individu dengan IQ yang sangat rendah.”
"Pemilu ini adalah pilihan antara apakah kita akan mengalami empat tahun lagi dengan ketidakmampuan dan kegagalan yang parah, atau apakah kita akan memulai tahun-tahun terhebat dalam sejarah negara kita,” katanya.
Calon dari Partai Republik ini diperkenalkan oleh istrinya, Melania Trump, yang kemunculannya cukup mengejutkan karena ia sering tidak hadir dalam kampanyenya.
Apa yang dijanjikan Trump?
Dalam pidatonya, yang berlangsung sekitar satu jam 15 menit, Trump sebagian besar mengulangi janji-janji yang dibuatnya saat kampanye sebelumnya, seperti mengecam imigrasi ilegal.
Iklan
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Ia berulang kali mengaitkan kekerasan geng dengan imigrasi ilegal, dan berjanji bahwa ia akan menghentikan "invasi penjahat yang masuk ke negara kita” jika ia memenangkan pemilu pada tanggal 5 November.
Dia menyerukan hukuman mati bagi setiap migran yang membunuh warga negara Amerika atau petugas penegak hukum.
Calon dari Partai Republik ini juga mengumumkan kebijakan baru yang akan memberikan kredit pajak bagi warga yang memutuskan merawat keluarganya (family caregivers).
"Jika saya menang, kita akan segera membangun ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Itulah yang kita alami pada masa jabatan terakhir kita,” kata Trump.
Dia berjanji untuk "menanamkan kepada anak-anak untuk selalu menghormati bendera Amerika yang agung” dan mengatakan bahwa membakar bendera Amerika akan dihukum satu tahun penjara.
Potret Desa Muslim AS Yang Dicap "Sarang Teroris"
Pada dekade 1980-an sekelompok muslim membangun sebuah desa di tepi kota New York, AS, buat mencari kedamaian. Kini desa Islamberg dianggap sarang terorisme dan menjadi simbol permusuhan bagi kaum kanan Amerika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Mencari Damai di Desa Kecil
Sebuah desa kecil sekitar 190 km dari New York menampung migran muslim dan menamakan diri "Islamberg." Suasana desa berpenduduk sekitar 40 keluarga yang asri dan nyaman terkesan kontras dengan tudingan miring yang dilayangkan kelompok kanan AS. Islamberg dianggap sebagai sarang terorisme,
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Mengasingkan Diri
Adalah pengikut tokoh Sufi asal Pakistan, Syeikh Mubarik Gilani, yang membangun pemukiman muslim di New York. Penduduknya kebanyakan adalah generasi kedua atau ketiga pendatang Afro-Amerika. Kendati banyak yang bekerja di luar kota, penduduk Islamberg cenderung tertutup. Satu-satunya kontak dengan dunia luar adalah lewat klub olahraga lokal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Oase Terpinggirkan
Islamberg terletak agak terpencil di tepi gunung Catskill. Satu-satunya akses ke dunia luar adalah sebuah jalan sempit berbatu. Sebuah supermarket kecil memasok bahan pangan dan kebutuhan pokok untuk penduduk lokal. Hingga baru-baru ini semua warga terbiasa membiarkan pintu rumah terbuka saat berpergian.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
"Mimpi Buruk Terparah AS"?
Belakangan Islamberg sering menjadi sasaran ujaran kebencian kelompok kanan AS. Blog Freedom Daily misalnya pernah mengklaim sebuah penggerebekan di Islamberg atas perintah Presiden Donald Trump mengungkap "mimpi buruk paling parah buat Amerika," yakni kamp pelatihan Jihad buat teroris. Tudingan tersebut kemudian dibantah oleh berbagai media besar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Disambangi Kaum Kanan
Serangan terhadap Islamberg tidak sebatas ujaran kebencian. Tidak lama setelah geng motor "American Bikers Against Jihad" menyambangi Islamberg, seorang penduduk Tenessee ditangkap karena menyerukan pembakaran mesjid di Islamberg. Wali Kota Islamberg, Rashid Clark, menganggap kabar palsu dan ujaran kebencian terhadap desanya sebagai ancaman terbesar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Pembelaan Kepolisian
Kepolisian setempat juga menepis tudingan tersebut. "Penduduk di sini adalah warga negara AS. Mereka telah hidup di sini sejak lebih dari 30 tahun. Mereka membangun komunitas dan menjalin kontak dengan dunia luar. Di sini tidak pernah ada masalah," kata James Barnes dari Biro Investigasi Kriminal Kepolisian New York.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Label Teror dari Dekade Lampau
Tudingan miring terhadap Islamberg antara lain terkait keberadaan organisasi Muslims of America (MoA) yang bermarkas di sana. Menurut pemerintah AS MoA adalah pecahan dari kelompok kriminal "Jemaat al-Fuqra" yang aktif pada dekade 1980-an. "Kalau kami melatih teroris sejak 30 tahun," kata Ketua MoA Hussein Adams, "kenapa sampai sekarang belum ada serangan?"
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Setumpuk Rasa Frustasi
Tudingan miring tersebut membuat frustasi penduduk Islamberg. "Mereka tidak mengganggu siapa pun," kata Sally Zegers, editor harian lokal Hancock Herald kepada Associated Press.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
Normalisasi Kebencian
Hingga kini gelombang kebencian terhadap Islamberg belum mereda. Tahirah Clark yang bekerja sebagai pengacara hanya bisa berdoa sembari berharap segalanya akan berakhir. Namun hingga saat ini penduduk Islamberg harus membiasakan diri terhadap celotehan pedas kelompok konservatif kanan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Lennihan
9 foto1 | 9
Pernyataan-pernyataan yang menghasut dari para sekutu Trump
Madison Square Garden penuh sesak beberapa jam sebelum Trump dijadwalkan naik panggung. Di luar arena, trotoar dipenuhi para pendukung Trump yang mengenakan topi merah "Make America Great Again”.
beberapa jam sebelum Trump berbicara, beberapa pembawa acara di Madison Square Garden yang berkapasitas 20.000 orang itu menarik sorak-sorai dengan sindiran-sindiran terhadap Harris, Puerto Rico, dan orang-orang Latin lainnya. Teman masa kecil Trump, David Rem, menyebut Harris, yang optimis untuk bisa menjadi perempuan pertama yang terpilih sebagai presiden, sebagai "Antikristus” dan "iblis”.
Sementara itu, Rudy Giuliani, mantan walikota New York City dan mantan pengacara pribadi Trump, mengklaim bahwa Harris "berpihak pada teroris” dalam konflik Israel-Palestina dan ingin membawa warga Palestina ke Amerika Serikat.
Komedian Tony Hinchcliffe menggunakan bahasa kasar untuk bercanda bahwa orang Latin "suka membuat bayi” dan menyebut Puerto Rico, sebagai "pulau sampah terapung.”
Komentar Hinchcliffe langsung dikritik oleh tim kampanye Harris dan oleh bintang asal Puerto Rico Ricky Martin, yang merupakan salah satu orang pertama yang mendukung Harris ketika ia meluncurkan pencalonan presidennya pada bulan Juli.
"Warga Puerto Rico layak mendapatkan presiden yang melihat dan berinvestasi pada kekuatan (mereka),” kata Harris dalam sebuah video yang diposting di media sosial bersamaan dengan komentar Hinchcliffe.