Belum jelas arah kebijakan luar negeri yang akan diemban Presiden AS Donald Trump. Namun rencana kerja 100 harinya mengisyaratkan kabar buruk buat dunia internasional.
Iklan
Tidak ada yang tahu pasti wujud politik luar negeri yang akan dijalankan presiden terpilih AS, Donald Trump. "Saya ingin tidak bisa ditebak," katanya beberapa pekan silam. Namun rencana 100 hari pertama yang dirilisnya mengisyaratkan kabar buruk buat dunia internasional.
Dalam program kerja tersebut Trump antara berjanji akan mengakhiri kucuran dana untuk program iklim PBB senilai tiga milyar Dollar AS per tahun. Sejak lama Partai Republik mengingkari perubahan iklim. Mereka beranggapan pemanasan global cuma hantu politik yang dibuat kaum Liberal Demokrat.
Selama masa kampanye pun Trump berulangkali mengancam akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris.
Caranya adalah dengan mengebiri program listrik bersih alias Clean Power Plan yang diusung Presiden Barack Obama untuk menepati komitmen emisi yang tertera dalam perjanjian tersebut.
Perjanjian iklim "buruk untuk ekonomi AS," tukas Trump beberapa pekan lalu.
Perang Dagang dengan Cina
Sejak masa kampanye, pakar politik AS berusaha menebak arah kebijakan luar negeri Donald Trump. "Ia tidak punya rekam jejak kebijakan luar negeri untuk dipelajari," tulis bekas Direktur CIA dan NSA, Michael Hayden di jurnal The Cipher Brief. "Jadi yang bisa diandalkan adalah retorika kampanyenya. Dan retorika kampanye biasanya menghalus oleh realita politik di Gedung Putih."
Namun program kerja 100 hari yang dipublikasikan sang presiden terpilih tidak mengindikasikan dugaan tersebut.
Trump antara lain sedang menyiapkan perang dagang dengan Cina. Ia misalnya memerintahkan menteri keuangan untuk mendeklarasikan Beijing sebagai "manipulator mata uang" dan memberlakukan pajak bea masuk sebesar 45% untuk semua produk Cina.
Trump sering menempatkan negeri tirai bambu itu dalam fokus kampanyenya. Ia antara lain menuding Cina melenyapkan jutaan lapangan kerja di AS. "Kepresidenan Trump akan mengubah wajah bisnis untuk investor dan perusahaan," tulis harian AS, Wall Street Journal. "Dan hubungan Cina-AS akan berada di jantung perubahan tersebut."
Trump: Populis, Mogul, Presiden
Pengusaha real estate, penulis buku, bintang televisi, dan kini presiden AS ke-45. Berikut langkah kehidupan sosok yang dianggap banyak orang sebagai konyol.
Foto: picture-alliance/dpa
Bersama Keluarga
Diapit oleh keluarga yang menjadi pendukung terberatnya: Donald Trump bersama istri, Melania, kedua putrinya, Ivanka dan Tiffany, putranya Eric dan Donald Junior, serta cucunya Kai dan Donald Junior III. Tiga anak Trump merupakan "Senior Vice President" dalam "Trump Organization".
Foto: picture-alliance/dpa
1984
Foto ini diambil saat Trump meresmikan kasino Harrah's di Trump Plaza, Atlantic City. Selain warisan yang diterimanya, kasino ke-5 yang dibuka di AS setelah dilegalkannya judi ini merupakan salah satu dari sekian banyak investasi Donald Trump yang membawanya menjadi miliarder.
Foto: picture-alliance/AP Images/M. Lederhandler
Sang Ayah: Frederick Junior
Modal untuk memulai bisnis sebesar satu juta US Dollar diperoleh Trump dari ayahnya, Frederick. Setelah kematiannya pada 1999, Frederick mewariskan kekayaan sebesar 400 juta US Dollar kepada Donlad Trump dan tiga saudaranya, Maryanne, Elizabeth dan Robert.
Foto: imago/ZUMA Press
Miliarder dengan Namanya
Keagresifannya dalam berinvestasi membawa Trump pada banyak kegagalan, namun juga membawa keberhasilan jangka panjang misalnya Trump Tower di New York City. Kekayaannya saat ini dikatakan sebesar 10 miliar US Dollar. Tapi para pakar menaksir, hanya sepertiga dari jumlah tersebut yang dikantongi Donald Trump.
Foto: Getty Images/D. Angerer
"Very good, very smart"
"Sangat baik, sangat cerdas" - demikian Trump menggambarkan dirinya. Dikatakannya, ia kuliah di universitas elit, Whartin di Philadelphia, dan menggondol gelar sarjana pada tahun 1968..
Foto: picture-alliance/AP Photo/B.J. Harpaz
Pendidikan Militer
Sebelumnya, saat Trump berusia 13 tahun, ayahnya mengirimkan dia ke sekolah militer di Cornwall-on-Hudson untuk belajar disiplin. Ia menyelesaikan pendidikannya di sini bahkan dengan mendapat peringkat perwira. Trump pernah mengatakan bahwa di sana ia lebih banyak mengambil manfaat pelatihan militer daripada di dinas militer sendiri.
Foto: picture-alliance/AP Photo/
Lolos dari Perang Vietnam
Walau genggam pendidikan militer, namun Donald Trump bisa menghindar dikirim ke Vietnam. Bermasalah pada tumit menjadi alasan kenapa ia tidak bisa di kirim ke medan perang.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Istri Pertama: Ivana
Pada tahun 1977, Trump menikah dengan model asal Ceko, Ivana Zelníčková. Pernikahan, yang kerap digoyang rumor perselingkuhan, ini membuahkan tiga anak. Ivana lah yang mempopulerkan panggilan bagi Trump: "The Donald".
Foto: Getty Images/AFP/Swerzey
Keluarga Nomor 2
Tahun 1990 Donald Trump menceraikan istrinya Ivana. Ia kemudian menikahi Marla. Dari pernikahan dengan istrinya yang berusia 17 tahun lebih muda ini, Trump dikaruniai seorang putri, Tiffany.
Foto: picture alliance/AP Photo/J. Minchillo
Selalu Tampil dengan Gadis
Trump senang tampil di muka umum. Ia kerap menghadiri kontes kecantikan dan berpose dengan model muda belia, Dari tahun 1996 sampai 2015, acara kontes kecantikan Miss Universe ada di tangannya.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Lemm
The Art of the Deal
Bagaimana meraup jutaan Dollar dengan cepat? Buku Trump berjudul The Art of Deal berisi otobiografi serta panduan bagi pengusaha ambisius, Bukunya ini tidak saja terjual laris, tapi juga melejitkan nama Trump.
Foto: Getty Images/AFP/M. Schwalm
Arena bagi Trump
Sepertinya tidak ada orang lain seperti Trump yang mampu mengalihkan semua lensa kamera ke arahnya, seperti misalnya di arena wrestling seperti tampak dalam foto. Ia juga sempat memandu "The Apprentice", acara realitas TV. Lewat program ini, Trump terkenal dengan perkataan favoritnya: "You're fired!" "Anda dipecat!"
Foto: Getty Images/B. Pugliano
Trump di Panggung Politik
Sebenarnya Trump hampr sama sekali tidak punya pengalaman politik. Namun pada 16 Juni 2015 ia mengumumkan bahwa ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Republik. Slogannya: "Make America Great Again". Kampanyenya yang kerap dengan pernyataan menentang imigran, Muslim, perempuan serta lawannya telah mengundang amarah banyak pihak.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Lane
Jabatan Terhormat
Tidak banyak yang bisa membayangkan bahwa sosok populis, yang mengundang banyak cemoohan ini, bisa memimpin AS dan ikut membawa dunia menjadi lebih baik. Namun jalan hidupnya juga menunjukkan: Donald J. Trump memiliki kemampuan untuk berubah bagaikan bunglon.