Hasil sementara pemilu mengejutkan banyak pihak, dengan Donald Trump yang unggul di berbagai negara bagian penting. Bagaimana dampaknya bagi hubungan AS-Indonesia?
Iklan
Hasil perhitungan sementara pemilu AS masih terus berjalan. Tidak hanya di Amerika Serikat, fokus dunia tertuju pada panggung politik negara adidaya tersebut. Meleset dari berbagai perkiraan jajak pendapat hasil pemilu, calon dari Partai Republik Donald Trump unggul dari Hillary Clinton.
Efek pertamanya langsung terlihat pada jatuhnya indeks saham di pasar bursa Asia. Bursa Tokyo misalnya, jatuh 5,5 persen. Trump sejak awal menyuarakan kebijakan perdagangannya yang anti perdagangan bebas untuk melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat.
Pakar ilmu politik Clarita Carlos dari Filipina memperingatkan, "Dunia menjadi global, dan jika AS yang merupakan salah satu motor penggerak ekonomi dunia membatasi diri, akibatnya akan buruk bagi dunia ekonomi."
Trump Yang Mungkin Tidak Anda Ketahui
Tahukah Anda bahwa presiden AS ini sama sekali tidak minum alkohol dan pernah meraih piala Razzie sebagai peran pembantu terburuk dalam sebuah film? Simak fakta menarik lainnya pada galeri berikut!
Foto: Getty Images/AFP/W. McNamee
Tidak Harus Bekerja
Warisan uang dari ayah Trump sebenarnya akan lebih menguntungkan jika tidak dijadikan dana investasi ribuan bisnis Donald Trump dan hanya disimpan dalam bentuk reksadana yang kini nilainya sudah pasti berlipatganda.
Foto: picture-alliance/AA
Remaja Nakal
Saat remaja Trump bermasalah di sekolahnya di Queens. Orangtuanya lalu memutuskan untuk 'memberi hukuman' dengan memindahkan Trump ke sekolah militer di New York. Dari sana, Trump kuliah di Fordham University, lalu pindah ke University of Pennsylvania's Wharton School. Ia lulus tahun 1968.
Foto: picture alliance/landov
Tidak Minum Alkohol
Banyak yang tidak mengetahuinya. Tapi Trump sama sekali tidak minum alkohol. Mungkin ini ada hubungannya dengan kematian kakak laki-lakinya Fred yang kecanduan akohol. Tapi ironisnya, tahun 2006 ia mendirikan pabrik destilasi vodka dengan produk yang diberi nama Trump Vodka.
Foto: fotolia/Storm Flash
Tidak Pernah Gunakan ATM
Saat diwawancarai Conan O’Brien dalam acara televisi Late Night With Conan O’Brien,Donald Trump mengaku belum pernah menggunakan mesin ATM.
Foto: Fotolia/meryll
Makan Pizza dengan Garpu dan Pisau
Tidak seperti kebanyakan orang, Trump hanya menyantap pizza dengan menggunakan pisau dan garpu. Alasannya, karena lebih nyaman dan agar ia tidak kotor.
Foto: Colourbox
Germaphobia
Trump menderita fobia yang disebut germaphobe. Ia terobsesi dengan kebersihan dan takut terkena kuman jika bersentuhan dengan orang lain. Sulit bagi seorang calon presiden. Tapi sebisa mungkin, Trump selalu menghindari untuk bersentuhan dengan orang lain.
Foto: Reuters/L. Jackson
The Game
Papan mainan ini dirilis Milton Bradley tahun 1989 menyusul kesuksesan Trump di dunia real estate. Pada "The Game", pemainnya bisa mencoba dan mengikuti cara Trump menjadi kaya atau kehilangan semuanya. Permainan ini gagal total di pasaran.
Foto: Getty Images/S. Platt
Razzie Award
Trump sudah sering tampil sebagai cameo di banyak film. Tapi perannya yang terburuk adalah di film Ghosts Can’t Do It. Film ini meraih piala Razzie sebagai film terburuk di tahun 1990 dan Trump 'menang' sebagai pemeran pembantu pria terburuk.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/a75
Walk of Fame
Trump memiliki bintang di Hollywood Walk of Fame tahun 2007 berkat kepopuleran show televisinya The Apprentice. Juli 2016, orang tak dikenal memasang tembok disekeliling bintang Trump, lengkap dengan kawat berduri diatasnya dan stiker bertuliskan 'jangan masuk' dan 'berhenti membuat orang bodoh jadi terkenal'.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Stern
Tawarkan Gratis Main Golf Seumur Hidup Bagi Obama
Trump pernah menawarkan presiden AS Barack Obama untuk main golf secara gratis seumur hidup di salah satu lapangan golf miliknya. Syaratnya, Obama harus mengundurkan diri sebagai presiden.
Foto: picture alliance/dpa/D. Lawson
10 foto1 | 10
Kepada kantor berita AFP, Dianita Sugiyo, 34, seorang dosen di Indonesia mengatakan, "Sebagai muslim, saya khawatir. AS adalah negara multibudaya ada banyak muslim disana. Ini sangat mengerikan."
Kepada Tempo, wakil presiden Jusuf Kalla, Selasa (8/11), mengatakan: "Indonesia dan dunia tentu berharap perdamaian, ingin sesuatu yang damai, dan perekonomian tetap berjalan. Kalau Trump, wah kelihatannya susah itu, dunia nanti juga jadi susah."
Namun, Kalla menambahkan, siapa pun yang menang, dampak hubungan perdagangan antara Indonesia dan Amerika akan biasa saja.
Konsulat AS di Surabaya juga tetap optimis akan hubungan AS-Indonesia.
vlz/yf (afp)
Tantangan Politik Presiden Baru AS
Siapapun presiden Amerika Serikat yang terpilih, ia harus berhadapan dengan sederet isu politik yang tidak mudah untuk dituntaskan. Berikut daftarnya.
Foto: Reuters/M. Segar
Perang Dingin Jilid Dua
Kebangkitan Rusia bersama Vladimir Putin menjadi tantangan terbesar presiden baru Amerika Serikat. Moskow tidak cuma menyaplok bagian timur Ukraina dan mulai mengancam Eropa, tetapi juga ikut mengusik kepentingan AS di Timur Tengah dan Asia. Apapun isu luar negeri yang bakal dihadapi penguasa baru Gedung Putih, Amerika akan berurusan dengan Rusia.
Foto: Reuters/H. Hanschke
Perang Suriah & Irak
Perang melawan Islamic State berubah menjadi titian panas diplomasi buat AS. Selain Rusia yang aktif di Suriah, Washington mulai kewalahan menghadapi sikap acuh dua sekutunya, Turki dan Arab Saudi. Presiden baru AS nantinya harus mencari jalan tengah untuk mengalahkan ISIS dan mengamankan pengaruhnya di kawasan tersebut.
Foto: Getty Images/AFP/N. Al.Khatib
Laut Cina Selatan
Presiden Barack Obama pernah mendeklarasikan poros baru di Asia Tenggara buat menghadang ambisi Cina di Laut Cina Selatan. Kini poros tersebut tinggal sejarah. Filipina dan Malaysia, sekutu terdekat AS di kawasan, saat ini telah berpaling dan mendekat ke Beijing. Harapan terbesar Washington saat ini terletak pada Vietnam dan Jepang.
Menurut Perjanjian Iklim Paris, Amerika Serikat berkomitmen mengurangi emisi CO2 sebanyak 28% dari level 2005 pada tahun 2020. Untuk itu presiden baru AS harus memperkuat pondasi ekonomi hijau dan mengekang jejak karbon perusahaan-perusahaan domestik. Langkah tersebut dipastikan bakal mengundang pergolakan di Washington yang dikuasai lobi industri.
Foto: Getty Images/L. Maree
Krisis Pengungsi di Eropa
Hingga saat ini krisis pengungsi hanya menjadi isu abstrak yang cuma digunakan sebagai alat kampanye jelang pilpres. Tapi cepat atau lambat, krisis yang menghinggapi Eropa itu bakal menjadi realita di Amerika Serikat. Presiden Barack Obama sudah berjanji akan menampung hingga 200.000 pengungsi Suriah tahun 2017. Tidak jelas apakah presiden baru akan melanjutkan kebijakan pendahulunya itu.
Foto: Getty Images/M. Turner
Kekerasan Bersenjata
Sebanyak 375 penembakan massal terjadi di AS tahun 2015. Pada tahun yang sama 13,286 orang tewas oleh senjata api. Maraknya tindakan kekerasan bersenjata menjadi isu politik yang sulit ditanggulangi Presiden Barack Obama lantaran posisinya yang melemah oleh dominasi Partai Republik di Kongres dan Senat. Fenomena muram tersebut bakal diwariskan kepada presiden baru AS.
Foto: Reuters
Brutalitas Polisi & Rasisme
Warga kulit hitam berpeluang tiga kali lipat lebih besar untuk menjadi korban penembakan polisi. Statistik yang dirilis Washington Post itu menunjukkan masalah rasisme yang masih mengakar di institusi pemerintahan dan pengadilan. Brutalitas aparat keamanan saat ini tidak cuma memicu ketegangan sosial di AS, tetapi juga merusak citra AS di luar negeri.
Foto: Getty Images/S.Platt
Kemiskinan
Sekitar 14% penduduk dan 20% anak-anak di Amerika Serikat hidup dalam himpitan kemiskinan. Jumlahnya mencapai 50 juta orang. Setiap tahun kemiskinan di AS menciptakan kerugian senilai 500 milyar Dollar AS dalam bentuk potensi produktivitas, kriminalitas dan biaya kesehatan. Presiden baru AS harus menginvestasikan dana senilai 77 milyar Dollar AS per tahun untuk mengatasi masalah tersebut.