222 jiwa meninggal akibat tsunami di Banten dan Lampung, demikian kutipan terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Lebih dari 800 orang cedera dan 28 orang masih dinyatakan hilang.
Iklan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan di laman Twitter-nya, pada hari Minggu (23/12/2018). "Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami di Selat Sunda per 23/12/2018 pukul 16.00 WIB tercatat 222 orang meninggal dunia," tulisnya.
Sementara itu sebanyak 843 orang terluka dan 28 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Korban tersebar di wilayah Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Serang. Tsunami tersebut juga mengakibatkan 556 rumah, 9 hotel, 60 warung kuliner dan 350 kapal rusak berat.
Jumlah korban diperkirakan masih akan terus bertambah mengingat pendataan wilayah yang terkena dampak tsunami masih terus dilakukan oleh BNPB.
Gunung Api Paling Aktif dan Berbahaya
Di seluruh dunia terdapat sedikitnya 1500 gunung api, 600 diantaranya tercatat aktif dan pernah meletus dalam 10.000 tahun terakhir. Inilah gunung api paling aktif dan berbahaya sedunia, beberapa ada di Indonesia.
Foto: Getty Images/G. B. Lewis
Merapi, Indonesia
Ancaman bahaya sebuah gunung berapi, lebih banyak diukur dengan berapa banyak populasi yang hidup di sekitarnya. Merapi adalah gunung api paling aktif di Indonesia, dan erupsi dalam siklus lima sampai 10 tahunan. Jumlah populasi yang ada dalam radius 30 km dari kawah, sekitar 4,3 juta orang. Tipe letusan amat eksplosif dibarengi longsoran awan panas yang disebut "wedhus gembel".
Foto: picture-alliance/dpa
Mayon, Filipina
Gunung api di pulau Luzon ini kembali muntahkan lava awal tahun 2018. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1,2 juta orang. Tipe letusan eksplosif. Erupsi paling dahsyat terjadi 1814 yang menewaskan 1.200 orang.
Foto: Getty Images/AFP/S. Sayat
Etna, Italia
Gunung api Etna di Sisilia, Italia adalah gunung api paling aktif di Eropa dan kedua paling aktif di dunia setelah Kilauae di Hawaii. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1 juta orang. Gunung api ini terus aktif sejak 2014. Letusan paling mematikan terjadi 1669 yang menewaskan 20.000 orang.
Foto: picture alliance/AA/S. Allegra
Gunung Agung, Indonesia
Gunung api tertinggi di pulau Bali ini kembali aktif muntahkan abu dan lava panas akhir 2017. Akibat erupsi, penerbangan terganggu dan pariwisata anjlok. Jumlah populasi pada radius 30 km sekitar 1 juta orang. Letusan paling dahsyat dan mematikan terjadi tahun 1963 hingga 1964, yang menewaskan 1500 orang. Korban kebanyakan meninggal akibat tertimpa longsoran piroklastik panas.
Foto: Getty Images/A. Tambunan
Nyiragongo, Republik Demokratik Kongo
Dijuluki gunung api paling indah di Afrika, dengan danau lava di puncaknya berisi 3 juta meter kubik lava cair. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 1 juta orang. Saat meletus tahun 2002 aliran lava menimbun hampir seluruh kota Goma dan menewaskan 145 orang. Kebanyakan akibat keracunan karbon dioksida dan tertimpa bangunan runtuh.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb/Ugarte
Sakurajima, Jepang
Gunung api Sakurajima di Kagoshima tergolong gunung api paling aktif di Jepang. Jumlah populasi dalam radius 30 km sekitar 900.000 orang. Gunung api ini terus aktif sejak tahun 1955. Letusannya bertipe eksplosif dan erupsi pada 1914 menewaskan 58 orang.
Foto: Reuters/Kyodo
Krakatau, Indonesia
Gunung api Krakatau yang meletus dahsyat tahun 1883 dan menewaskan lebih 36.000 orang akibat tsunami, kini tersisa sebagai gunung Anak Krakatau. Gunung api ini terus aktif dan diwaspadai, karena yang tampak di permukaan hanya sebagian kecil puncaknya. Sebagian besar gunung Anak Krakatau berada di bawah laut Selat Sunda antara Jawa dan Sumatra.
Foto: AP
Kilauea, Amerika Serikat
Gunung api Kilauea di Hawaii Amerika Serikat, adalah yang paling aktif di dunia. Namun jenis letusan yang berupa lelehan lava mengalir, menjadikan gunung api ini sebagai obyek penelitian menarik serta obyek wisata erupsi gunung api.
Foto: Getty Images/T. Sasaki
Eyjafjallajökull, Islandia
Gunung api Eyjafjallajökull di Islandia bangun dan batuk-batuk pada 2010. Lontaran abu vulkanik letusan sub-glasial ini membuat penerbangan di Eropa lumpuh. Namun dalam radius 30 km nyaris tidak ada penduduk yang tinggal.
Foto: picture-alliance/bt3/ZUMApress
Pacaya, Guatemala
Gunung api Pacaya di Gutaemala meletus tahun 2016 dan jadi tontonan warga. Jumlah populasi dalam radius 30 km mencapai 2,4 juta orang. Tapi tipe letusan berupa aliran lava dan kadang semburan lava tidak dianggap ancaman. Ed:Zulfikar Abbany (as/vlz)
Foto: dpa
10 foto1 | 10
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menjelaskan tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung diakibatkan dua faktor, yakni aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan longsor bawah laut dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.
"Karena digabung, menimbulkan tinggi tsunami yang signifikan dan menimbulkan korban dan kerusakan yang luar biasa," kata Rahmat seperti yang dikutip dari kompas.com.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) saat ini masih mendalami dugaan faktor penyebab tsunami tersebut.
Sistem Peringatan Dini Tsunami Termodern Penyelamat Jiwa