1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tuduhan CIA Memiliki Kamp Tahanan di Eropa

29 November 2005

Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch telah melontarkan tuduhan, bahwa pesawat milik dinas intelijen CIA mendarat di berbagai negara Eropa untuk membawa tahanan yang disangka terlibat dalam aksi teror organisasi Al-Kaida.

Lokasi kamp tahanan Amerika Serikat di Eropa
Lokasi kamp tahanan Amerika Serikat di EropaFoto: dpa

Tuduhan CIA memiliki beberapa kamp tahanan di Eropa kami ketengahkan sebagai tema pertama acara Sari Pers Internasional. Tema kedua menyoroti pemilihan parlemen pertama di Chechnya yang dinyatakan sah.

Menanggapi tuduhan CIA memiliki kamp rahasia di Eropa, sejumlah negara Eropa sudah mengadakan penyelidikan. Utusan dewan Eropa asal Swis Dick Marty menambahkan, berdasarkan foto satelit dapat dibuktikan bahwa sejak tahun 2002 terdapat lokasi di Polandia dan Rumania yang diduga dipakai untuk menyembunyikan, menginterogasi dan kemungkinan menganiaya anggota Al-Kaida. Perkiraan Human Rights Watch, pesawat CIA datang dari Kabul, mendarat di Polandia dan Rumania, untuk kemudian berlanjut ke Guantánamo Bay. Namun, sampai sekarang Human Rights Watch belum punya bukti nyata mengenai adanya kamp tahanan rahasia di Polandia dan Rumania. Sebagai bukti yang dapat mereka gunakan sementara, hanya informasi dari 31 pesawat kepunyaan CIA yang mendarat di Eropa, tetapi siapa yang diangkut dalam pesawat itu tidaklah jelas. Dokumen-dokumen CIA hanyalah menyebutkan, sejumlah tahanan dipindahkdan dari penjara di Afganistan, tetapi tidak ada yang tahu ke mana mereka diangkut. Berbagai harian Jerman menyoroti situasi tersebut, seperti harian Jerman Frankfurter Rundschau menulis:

Bila terbukti di Eropa Timur terdapat kamp rahasia CIA dimana tahanannya dianiaya, maka Eropa dan Amerika Serikat punya masalah besar. Akan lebih baik, kalau Uni Eropa dapat membahas dan menyelesaikannya sampai tuntas dengan Aerika Serikat. Tetapi kurang baik, jika Amerika Serikat menanggapinya dengan keterangan yang malah membingungkan. Yang justru memperkuat kecurigaan, kamp rahasia itu benar-benar digunakan untuk menyembunyikan tahanan.“

Sedangkan harian Financial Times untuk Jerman menyoroti tema ini dengan mengetengahkan hubungan bilateral Jerman – Amerika Serikat yang sempat tergores disebabkan pemerintah lama Jerman tidak sepaham dengan politik yang dijalankan Amerika Serikat terhadap Irak. Kami mengutip:

„Dibayangi hubungan mereka yang sempat tergores, kanselir baru Jerman Angela Merkel bertekad memperbaiki hubungannya dengan Amerika Serikat. Namun, Merkel belum lama memangku jabatan Kanselir, hubungan Jerman – Amerika Serikat kembali dibebani sebuah skandal. CIA merahasiakan, pesawatnya mendarat di Eropa untuk kemudian memindahkan sejumlah tahanan secara diam-diam. Karena itu, tugas Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier yang sedang melawat ke Amerika Serikat lebih berat dari yang direncanakan sebelumnya. Tugasnya menanyakan kebenaran tuduhan tersebut kepada rekannya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice. Tentunya, di antar teman sebuah konflik dapat diselesaikan secara terbuka, bukan? Tetapi bila menyangkut nilai-nilai mendasar, penyelesaian terbuka harus dihindari.“

Sekarang kami beralih ke tema kedua mengenai diselenggarakannya pemilihan parlemen pertama di republik bagian Rusia. Ini adalah pemilihan parlemen pertama di Chechnya sejak pasukan Rusia menyerbu republik bagian itu pada tahun 1999, kemudian membentuk pemerintahan baru. Rusia sendiri menganggap pemilu di Cechnya berjalan baik dan merupakan babak terakhir proses normalisasi, sementara masyarakat internasional menilainya tidak bebas dan yuridis. Seperti yang dinilai harian Jerman Süddetusche Zeitung:

Pemilu pertama di Chechnya yang dinyatakan sah itu, diselenggarakan hari Minggu kemarin. Sampai pukul 14 waktu setempat, lebih dari seperempat warga telah memberikan suaranya. Meskipun wakil dewan Eropa membenarkan pemilu berjalan damai, namun belum jelas apakah betul-betul pemilu berjalan bebas. Demikian dikatakan anggota parlemen Jerman Rudolf Binding. Pernyataan senada juga dilontarkan oleh pembela hak asasi manusia baik dari Rusia maupun dari negara lain. Sementara Rusia sendiri menganggap pemilu itu sebagai babak terakhir dalam proses normalisasi di Chechnya. Sedangkan para pemberontak khawatir justru akan memperuncingpertikaian. Apakah dengan diselenggarakan pemilu pertama, situasi d Chehcnya sudah dapat dikatakan normal, sedangkan 100.000 tentara Rusia masih ditempatkan di sana?“