Tugu Peringatan Soviet di Jerman Tidak Lagi Diinginkan?
Vera Friedrich
11 Mei 2022
Jerman berkewajiban untuk menghormati dan merawat tugu peringatan Soviet yang dibangun terutama di wilayah timur negara itu. Namun, sejak dimulainya perang Ukraina, monumen ini semakin menjadi bahan perdebatan.
Iklan
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, empat tugu peringatan didirikan oleh Tentara Merah di Berlin. Mereka dimaksudkan untuk memperingati Tentara Merah Uni Soviet yang tewas, terutama mereka yang tewas dalam Pertempuran Berlin. Ini bukan hanya monumen yang memperingati kemenangan, tetapi juga situs peringatan dengan kuburan militer.
Berlin secara hukum berkewajiban untuk memelihara tugu peringatan Soviet: sebagai bagian dari perjanjian 1990 antara Republik Federal Jerman, Jerman timur (DDR) dan empat kekuatan pemenang Perang Dunia Kedua, dimana pelestarian dan pemeliharaan tugu peringatan juga disepakati.
Iklan
Serangan warna pada tugu peringatan di Treptower Park
Memorial Perang Soviet di Treptower Park adalah monumen terbesar dari jenisnya di Jerman dan peringatan terpenting bagi tentara Soviet di Berlin. 7000 tentara dari seluruh bekas republik Soviet dimakamkan di lima kuburan di sekitarnya.
Pada awal April, orang-orang tak dikenal mengoleskan slogan-slogan anti-Rusia di tugu peringatan itu. Para pelaku menyemprotkan slogan-slogan seperti "Darah Ukraina di Tangan Rusia" atau "Matilah Semua Orang Rusia" dengan cat merah, dan beberapa hari kemudian simbol "Z" dan slogan-slogan seperti "Pembunuh" atau "Orc". Monumen itu sekarang dalam pengawasan yang ketat dan polisi sedang mencari para pelakunya.
Justus H. Ulbricht, sejarawan Jerman dan direktur pelaksana asosiasi "Denk Mal Fort!" sangat yakin bahwa merobohkan atau mengotori monumen tidak akan ada gunanya: "Apa yang Anda lihat di Treptow adalah monumen heroik. Kecintaan terhadap pahlawan ini telah menurun drastis di Jerman. Monumen semacam sebelumnya sudah diperdebatkan." Tetapi sejarawan berpikir bahwa setiap monumen adalah bagian dari sejarah kota. "Suara saya adalah: biarkan saja, biarkan membuat orang berbicara, berkomentar."
Perang Dunia II di Eropa
1 September 1939, Adolf Hitler memerintahkan angkatan perang Jerman menyerang Polandia. Hingga 8 Mei 945 - hari pembebasan dari kediktatoran Hitler - rakyat Eropa terus terlibat perang.
Foto: AP
1939 Polandia Diserang
Polandia tak berkutik atasi serbuan angkatan perang Jerman dengan perlengkapan militer lebih hebat, dan ditaklukan hanya dalam waktu 5 minggu. Seminggu sebelum serangan pada 17 September Uni Sovyet menguasai Polandia Timur, sesuai kesepakatan rahasia dengan Kerajaan Jerman.
Foto: AP
1940 Beneluks Diserbu
Tanggal 10 Mei angkatan perang Jerman menyerbu negara-negara netral Belanda, Belgia dan Luksemburg. Dalam beberapa hari tiga negara ditaklukan. Dengan itu Jerman bisa menghindar dari lini pertahanan Perancis.
Foto: picture alliance/akg-images
1940 Perancis Diduduki
Pertengahan Juni, ibukota Perancis, Paris berhasil diduduki. Tanggal 22 Juni Perancis menyatakan takluk dan dibagi dua: Bagian yang diduduki Nazi Jerman dan Perancis-"Vichy"-yang dikuasai pemerintahan boneka di bawah jenderal Pétain.
Foto: ullstein bild/SZ Photo
1940 Inggris Dibombardir via Udara
Hitler kemudian menyerang Inggris. Pesawat pembom memporak-porandakan kota-kota di Inggris, misalnya Coventry yang jadi tumpukan puing. Perang udara juga berkecamuk di kawasan selat Chanel Antara Perancis Utara dan Inggris Selatan.
Foto: Getty Images
1941 Yugoslavia Diserang
Awal tahun Hitler memerintahkan serangan ke Yugoslavia yang menyatakan diri keluar dari pakta tiga negara. Juga Yunani dimana pasukan Inggris diposisikan tidak luput dari serbuan. Serangan besar-besaran lewat darat dan udara membuat Yugoslavia dan Yunani takluk.
Foto: picture-alliance/akg-images
1941 Uni Soviet Digempur
"Operasi Barbarossa" merupakan kode untuk menggempur Uni Soviet pada 22 Juni 1941. Propaganda Nazi menyebutnya operasi untuk memperluas wilayah ke timur. Realitanya ini perang untuk pembantaian, dimana serdadu Nazi Jerman melakukan banyak kejahatan perang.
Foto: Getty Images
1942 Kekalahan di Afrika Utara
Hitler kirim pasukan tambahan untuk "Afrikakorps" guna tingkatkan serangan terhadap serdadu Inggris di Afrika Utara. Cukup lama Inggris terdesak, hingga pertempuran hebat kedua kalinya El Alamain akhir 1942. Kini situasi terbalik, serdadu Jerman yang mulai terdesak dan Afrikakorp menyerah kalah 13 Mei 1943.
Foto: Getty Images
1943 Kapitulasi di Stalingrad
Simbol perubahan total dalam perang adalah kekalahan serdadu Jerman dalam perang di Stalingrad Februari 1943. Saat menyatakan kapitulasi, sedikitnya sudah 700.000 orang tewas dalam perang itu, mayoritasnya Tentara Merah Uni Soviet. Kekalahan ini mengguncang moral perang serdadu Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
1943 Italia Sepakati Gencatan Senjata
September 1943 tentara sekutu memasuki daratan Italia. Pemerintah di Roma menyepakati gencatan senjata. Hitler tetap memerintahkan pendudukan Italia. Serdadu Jerman menebar kengerian dan ketakutan di seluruh Italia, ketika pasukan sekutu dengan susah payah bergerak maju di selatan negara ini.
6 Juni pagi pasukan Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan negara lainnya mendarat di pantai Normandia, Perancis Utara. Pimpinan militer Jerman sudah memperhitungkan pendaratan ini, namun posisinya jauh di arah timur. Tentara Sekutu menyerbu dari arah barat dan pelan tapi pasti mendesak Hilter untuk tekuk lutut.
Foto: Getty Images
1944 Bertahan di Ardennes
Angkatan perang Jerman pada musim dingin 1944/45 melakukan serangan balasan habis-habisan di Ardennes Belgia. Mula-mula tentara sekutu terdesak, tapi pertahanan Jerman di bagian barat itu akhirnya berhasil díbobol. Tentara sekutu kini melaju menduduki satu persatu kawasan "Jerman Raya" dari arah barat maupun timur.
Foto: imago/United Archives
1945 Kapitulasi
8 Mei 1945 Nazi Jerman menyatakan kapitulasi tanpa syarat. Hitler pada 30 April bunuh diri agar terhindar dari penangkapan tentara sekutu. Eropa jadi puing dan reruntuhan akibat 6 tahun perang. Lebih 50 juta tewas akibat perang Dunia II. Jenderal Wilhelm Keitel pada Mei 1945 menandatangani pernyataan kapitulasi di Berlin.
Foto: picture-alliance/dpa
12 foto1 | 12
Apa yang akan terjadi dengan Museum Jerman-Rusia?
Hingga 24 Februari, bendera Ukraina, Rusia, Belarusia, dan Jerman digantung di depan gedung Museum Jerman-Rusia (Deutsch-Russischen Museum) di Berlin-Karlshorst. Sekarang hanya bendera Ukraina yang tergantung di sana.
"Banyak orang percaya bahwa kami ingin membuat orang melupakan prestasi Tentara Merah dan peran Uni Soviet dalam Perang Dunia II dengan hanya mengibarkan bendera Ukraina. Itu sama sekali tidak benar. Itu tanda solidaritas dengan Ukraina. Sebelumnya kami mengibarkan semua bendera karena bangsa-bangsa itulah yang bekerja bersama di sini," kata direktur museum Jörg Morré dalam sebuah wawancara dengan DW.
Di gedung yang kini menjadi museum itu ditandatangani penyerahan tanpa syarat Jerman pada 8 Mei 1945. Museum ini didirikan bersama oleh Republik Federal Jerman dan Federasi Rusia pada tahun 1994 dalam bentuk hukum asosiasi, di mana museum nasional Perang Dunia II Ukraina dan Belarus bergabung sebagai anggota pada tahun 1997/98. Setelah didesain ulang, museum di Karlshorst dibuka kembali pada Mei 1995 sebagai Museum Jerman-Rusia.
Mengingat invasi Rusia ke Ukraina, manajemen museum memutuskan untuk menggunakan nama "Museum Berlin-Karlshorst" yang dimasukkan dalam daftar asosiasi, karena itu dimaksudkan untuk memperingati semua korban Soviet dari perang pemusnahan Jerman, terlepas dari kebangsaan mereka.
"Federasi Rusia berusaha untuk menasionalisasi kemenangan Soviet, memonopolinya, dan dalam beberapa kasus setiap pendekatan kooperatif digunakan. Saat ini, hanya jarak yang membantu kami. Hanya tanda yang sangat jelas yang membantu di sini," kata direktur museum Jörg Morré. (vlz/pkp)