1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

100908 Ground Zero Wiederaufbau

10 September 2008

Seharusnya proyek pembangunan Freedom Tower, di lokasi pencakar langit World Trade Centre ambruk tujuh tahun lalu, rampung 2011. Tapi, menurut laporan terakhir tenggat waktu itu akan mundur antara satu sampai tiga tahun.

Simulasi komputer Freedom TowerFoto: AP

Ground Zero masih merupakan lapangan kosong - lubang yang menganga bagai luka terbuka. Kran, truk bangunan dan pilar beton sejauh mata memandang. Gedung-gedung yang rencananya dibangun di sini hanya eksis di atas kertas. Begitu juga penyewa yang seharusnya menghuni gedung-gedung tersebut.´

Penyebabnya? Krisis keuangan yang berawal tahun 2007 dan diperkirakan masih akan berlangsung sampai 2010. Bank-bank di pusat finansial Wall Street menghadapi masalah dan pasar keuangan perlahan berpindah ke Asia. Larry Silverstein, investor utama proyek Freedom Tower, satu per satu kehilangan calon penyewanya:

"Kami harus mengakui, bahwa Port Authority, pihak berwenang pelabuhan yang bertugas membangun fondasi bangunan, gagal menepati tenggat waktu pembangunan. Selain itu, mereka menghabiskan dana lebih banyak daripada yang dianggarkan semula."

Sementara itu, satu per satu bank Amerika membatalkan rencananya untuk menyewa ruangan kantor di Freedom Tower. Bank investasi Merrill Lynch misalnya. Alasannya, menurut juru bicara Merrill Lynch, tidak ada yang dapat menjamin proyek pembangunan di Ground Zero akan selesai tepat waktu.

Kini, Gubernur New York David Paterson mendesak agar segera dicari solusi bagi keterlambatan pembangunan ini. Port Authority, lembaga negara yang mengawasi pembangunan jembatan dan terowongan antara New York dan New Jersey, didesak untuk mengajukan skema waktu dan pendanaan baru. Erin Dugga, juru bicara gubernur New York David Paterson:

"Kami berharap, Port Authority akan menyerahkan skema waktu dan anggaran yang realistis selambatnya tanggal 30 September."

Proyek Ground Zero yang bernilai miliaran Dollar mencakup pembangunan lima pencakar langit, satu monumen peringatan, pusat perbelanjaan dan sebuah sentra budaya. Setiap kali tenggat waktu penyelesaian proyek ambisius ini mundur, dibutuhkan alokasi dana yang tidak sedikit. Lee Ielpi, presiden organsiasi "Keluarga 11. September":

"Masalah yang kecil sekalipun berakibat mundurnya jadwal sampai berbulan-bulan. Dan bila kita bicara soal waktu, kita juga bicara soal dana. Terutama mengingat situasi ekonomi saat ini."

Tapi, sebagai warga sejati kota metropolitan New York, Lee Ielpi pun tak begitu terguncang dengan mundurnya jadwal ini.

"Saya berusaha untuk tidak langsung panik, kalau bisa. Seperti yang biasa dikatakan warga Italia: piano, piano - pelan-pelan."

Satu harapan besar yang tetap dipegang para investor dan keluarga korban - bila proyek ini selesai lima tahun lagi, mungkin krisis keuangan pun telah berlalu dan ekonomi global telah pulih kembali. (zer)